Wah hari ini rasanya ingin bener² nge-leave, gak pakai mikir² jika emang sudah dapat tempat lain. Tapi kondisinya selalu gak pernah sesuai dengan apa yang diinginkan.
Tiap hari targetnya memang selalu berganti, oke saya suka itu, selalu ada tantangan baru. Tapi, kesukaan saya itu selalu dirintangi dengan target² baru yang mintanya diselipin diantara target yang sudah ada.
Situasi inilah yang tidak membuat saya suka dan nyaman. Tapi balik lagi, 'orang kerja itu gak ada yang nyaman, selalu kita akan dihadapkan pada hal yang gak kita suka'. Itu prinsip dan rules dalam hidup.
Mau kesal, mau marah tapi tertahan dan gak bisa. Bisa keluar memang tapi bukan tipe saya yang mereact emosi ketika saya dapat aksi.
Jika orang² lain ketika dapat aksi mereka selalu mereaksi, dan reaksinya ini terkadang jadi toksik buat lingkungan sekitar, akhirnya membuat 'rusak' psikis orang lain di sekitar. Saya sendiri ketika orang seperti ini saja gak suka, maka dari itu saya memilih meredam kesal emosi dalam hati.
Gak sehat? Jelas itu gak sehat, tapi daripada menyebarkan benih² toksik, lebih baik menyebarkan benih yang membahagiakan buat orang lain, walaupun kita itu kusut.
Ilustrasi, gambar diambil dari Google
Hari seperti ini kerap saya alami berulang belakangan, setidaknya setahun terakhir ini.
Wajar ketika kita bekerja atau hidup diantara orang² gak realistis. Pasti kita akan mengalami seperti ini, apalagi kalau kita ini tipe orang yang 'antimainstream', selalu memilih cara pikir yang beda dari orang lain.
Biasanya orang lain akan bilang, berarti "kamu yang harus merubah cara pikir!"
Nah ketika saya bertemu dengan orang dengan pendapat atau saran seperti ini, itu langsung saya anggap, sampah!
Bukan ranah mu untuk ikut campur bagaimana cara saya berpikir, itu sih yang ingin saya sampaikan. Saya tidak membawahi siapapun, saya bukan owner, saya bukan bos besar yang apabila saya berpikir antimainstream tidak ada yang akan terbebani.
Lain cerita ketika saya owner, bos besar dan direktur yang ada cara berpikir antimainstream ini akan menyulitkan orang lain di bawahnya, apalagi orang macam begini gengsi, tidak mau dengar masukan orang lain. Memang terlihat mirip, apa yang saya lakukan dengan yang sedang dibahas di paragraf ini. Bedanya hanya pada 'power' nya, karena saya tidak punya daya apapun, jika punya saya akan mencoba menyesuaikan, apalagi saya bukan tipe keras kepala 'sekali' sebenarnya.
Saya hanya kesal dengan cara mainstream tapi memaksakan kehendak untuk orang² unik seperti saya.
Ya inilah sulitnya jadi yang kecil diantara yang banyak, mau gak mau ya berkamuflase seolah-olah menyesuaikan diri.
Saya sadari di luar sana ya gak semua bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tapi apabila saya punya 'tempat berlabuh lain' saat ini, saya akan langsung memutuskan meninggalkan situasi ini.
Itu bentuk react saya atas aksi yang saya terima saat ini, ketika saya punya peluang. Tidak dengan marah, emosi, cemberut atau hal lainnya yang membuat terciptanya suasana toksik untuk orang di sekitar. Jika punya kesempatan buat leave, dan ketika dihadapkan pada kondisi saat ini, saya memilih pergi. Tidak ada lagi yang saya beratkan saat ini, karena saya ingin hidup lebih ringan dari saat ini dan ingin menikmati hidup di sisa usia.
Saya capek sih, berada di lingkungan gak realistis itu sangat melelahkan, ditambah ada dendam yang belum selesai dan terbalaskan, makin menggerogoti energi saya. Saya akan lebih tenang ketika semuanya terbalaskan!
Akhir pekan ini mungkin saya akan memutuskan untuk pergi healing deh. Baiklah, ditunggu saja cerita realisasi healing di akhir pekan nanti. -THN
#onedayonepost
#coratcoret
#wish&dream
#penat
#leaveorstay
No comments:
Post a Comment