Sunday, October 22, 2023

#05 Ngecamp di Kebun Rojo, Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Pada post sebelumnya ketika saya sedang pada titik jenuh, saya bilang kan mau healing. Akhirnya akhir pekan ini saya putuskan untuk healing.

Tujuan healing saya ke Kebun Rojo Camp. Berlokasi di Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ini juga sebenarnya tujuan camp dari grup camp ku, yang rencananya di November 2023 nanti, tapi nampaknya saya curi start dulu.

Saya ingin menikmati malam sambil melihat city light, duduk diam sambil bergitar dan bernyanyi, rasanya bisa jadi obat heal saya saat ini.

Persiapan buat camp ke-5 ini saya lakukan sejak Jumat, ya persiapan seperti senter², ransum dan pendukung lain saya masukan ke mobil dihari Jumat. Sabtu ini setelah bekerja /2 hari saya cuss berangkat.

Camping kali ini berlangsung pada 21-22 Oktober 2023.

Dari tanda plang ini masuk menuju area camp masih cukup jauh, kalau jalan kaki ya lumayan pegel juga, jalan berbatu kiri kanannya ya kebun jeruk 🍊


Profil Kebun Rojo Camp
Tempat camp yang saya kunjungi kali ini tepatnya berada di Dusun Princi, Desa Gadingkulon, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Untuk profil sosial medianya bisa visit ke link ini.

Camp ini berada di ketinggian dikisaran 800 mdpl. Lokasinya tidak jauh dari Bedengan Camp. Jika suhu udara di sana (Bedengan) menjelang magrib saja sudah dingin, jika lokasinya berdekatan kemungkinan ketinggiannya hampir sama. Bedengan itu ketinggiannya 1000 mdpl. Sedangkan camp ground ini berada di ketinggian kaki Gunung Kawi.


Camp ini sebenarnya dulunya pada tahun 2018 adalah wisata petik jeruk dengan luas kebun jeruk sekitar 30 hektar, yang kemudian tahun 2020 dialih fungsikan menjadi camping ground.

Fasilitas yang disediakan di camp ground ini ada mushola, toilet dan jaringan air bersih. Selain itu di sini juga warung yang menjual aneka makanan dan minuman.

Untuk urusan air bersih joss, airnya bersih sekali, buat cuci² juga tersedia. Kemudian kamar mandinya bersih dan nyaman sekali, gak usah khawatir ada serangga (laba²) nyaman.

Btw, tidak jauh dari lokasi camp ground ada terdapat wisata air terjun lho, yaitu Coban Parang Tejo dan Coban Ubud Kembar, jaraknya gak begitu jauh koq.

Tiket masuk untuk menginap itu per orang Rp 15.000,- dan jika tidak menginap hanya cukup membayar per orang Rp 5.000,-.

Ternyata di sini akomodir camper van juga lho, buat yang gak mau repot³ bawa barang² ke lokasi camping ground, di sini ada space untuk camper van, jadi mobil bisa diparkir dekat tenda, biayanya Rp 50.000,- per kendaraan.

Oh ya, sekedar informasi, jadi untuk area camp ground yang camper van ini kita tidak bisa menikmati city light, karena view city light ini lebih mudah dilihat dari area camp yang di bawah, yang deket area parkiran. Karena sisi area yang camper van justru view nya jurang atau lembah dan bukit.

Oh ya catatan lagi, di sini itu sulit sinyal ya. Jadi jangan berharap bisa update sosmed atau menikmati browsing sambil healing, karena di sini susah sinyal. Telkomsel saja sulit, Indosat apalagi menderita, nampak XL itu ada sinyal namun kurang stabil, jadi sama saja. Ini mirip seperti ketika ngecamp di Bedengan.


Experience Ngecamp #05
Kebutuhan untuk ngecamp hari ini sudah saya siapkan sejak Jumat dan Sabtu pagi tinggal memasukan barang² yang belum masuk.

Sudah penuh, bangku tersisa hanya di depan, hanya bisa muat satu penumpang saja sebagai asisten driver.

Sayangnya tetap saja ada yang tertinggal, seperti sabun cuci piring, piring dan sendok yang serba terbatas, gelas minum juga terbatas dan sapu lidi untuk kebas² serangga dan bersihkan ranting rontokan dari pohon².

Setelah pulang kantor dihari Sabtu, saya langsung meluncur keluar kantor. Karena Masih ada perbekalan yang harus saya beli seperti bahan makanan untuk sarapan besok pagi dan makan malam.

Saya baru keluar Pandaan itu sekitar /4 sore, perjalanan melalui Pandaan - Malang. Sempet mampir dulu ke Bakso Pirang, untuk bekel makan malam, ngebakso saja yang praktis.

Perjalanan menuju Kebun Rojo Camp ini saya dibantu GMaps. Salahnya perjalanan ke arah Batu pada Sabtu sore resikonya adalah macet dan itu mau gak mau harus diterima, mulai dari perempatan Karanglo itu sudah merayap sampai ke pertigaan deket pasar sayur dan buah, lalu lanjut perjalanan mengikuti arah GMaps ke Desa Gadingkulon.

Nah, ada catatan nih. Jadi disarankan lebih baik mengikuti arahan GMaps, soalnya ya, berdasarkan pengalaman pertama ini, saya ikuti insting, eh malah kepentok. Jadi rute menuju Kebun Rojo Camp ini banyak jalannya, ini jadi solusi, soalnya ketika mau ngecamp pas musim orang hajatan, pasti akan menemui jalan ditutup oleh acara warga (hajatan), alhasil kalian harus memutar jalur, syukur² gak kepentok jalurnya karena sempit jalannya. Kemarin saya ngalamin ini, saat akan berangkat dan saat pulang. Hmm, cukup dibuat agak emosi juga sih, soalnya pas sinyal sulit, nyari rute sulit.

Oh ya, jalur mulai mendekati lokasi camp itu mulai jalan berbatu, karena itu sepertinya jalan inspeksi perkebunan jeruk warga. Kiri-kanan gak asing dengan tanaman jeruk, walau ada juga gugusan pohon pinus. Pemandangannya khas pegunungan sih, namun catatan lagi ketika saya ke sini pertama kali ini, saya gak merasakan suasana sejuk khas pegunungan. Hawanya cenderung panas dan getah, ini diluar ekspektasi saya. Entah jika saya ke sini lagi saat suasana originalnya muncul. Maklum kan suasana ala kiamat tengah berlangsung, panasnya terik sekali.

Gambar ini dokumentasi diambil dari Google

Saya tiba di lokasi sekitar 16:30, langsung saya parkirkan kendaraan di area parkir, lalu saya menuju loket pendaftaran di sisi sebelah kiri pintu masuk.


Di sana ada petugasnya yang melayani, kita akan mengisi buku tamu dan membayar tiketnya, berapanya sesuai yang saya share di atas tadi ya. Mau pilih camper van, camp biasa atau yang hanya sekedar berkunjung (piknik).

Setelah mengurus adminitrasi selesai, saya diantar petugasnya untuk ke area atas, karena saya memilih area camper van, supaya gak ribet angkat² logistik dari mobil ke area camp yang saya tuju. Mobil juga bisa langsung diparkirkan dekat tenda dan sumber listrik. Kebetulan saya ada kabel panjang 7 meter jadi sangat mengakomodir sekali.

Ketika saya datang sudah ada beberapa kelompok yang ngecamp, di bagian bawah itu ada camper van keluarga, kemudian di sisi atas itu ada group mahasiswa yang tengah melaksanakan acara makrab. Saya pilih di tengah² kelompok itu.

Itu lihat di bagian bawah ada pengunjung yang sudah tiba lebih dulu, tenda besarnya sudah berdiri ketika saya datang. Saya parkiran dekat dengan sumber listrik, di pohon yang berwarna hijau.

Setelah mobil terparkir, saya mulai mengeluarkan barang² dan mulai mendirikan tenda.

Nampak gersang sekali ya, tenda yang apa adanya. Ibarat numpang pindah tidur saja semalam ini.

Setelah tenda berdiri itu kalau gak salah sekitar jam 17:00, saya bersiap untuk mengisi perut karena lapar, ya saya buat snack dan hot tea untuk ganjelan, sebagai welcome drink sore ini.

Menu ini juga saya sajikan di pagi hari, bersama hot milk and hot tea.

Menu yang sama sore ini saya sajikan juga dipagi hari, sebagai ganjelan sarapan. Sebagai welcome morning, hot tea dan selembar roti panggang. Hmm, saya agak anti menyebut nama 'itu', buat saya nama itu 'sampah'. Artinya sama saja seperti saya makan roti 'sampah' dong.

Selepas magrib saya sempatkan untuk bersih² alias mandi. Soalnya panas dan gerah, dari siang sepulang kantor, terus perjalanan itu macet² bikin gerah badan, alhasil saya memutuskan untuk mandi, toh udaranya juga gak begitu dingin. Walaupun ternyata airnya dingin sekali.

Terdapat banyak spot kamar mandi koq, ini yang spot area camper van. Jadi sebaliknya 3 pintu kamar mandi yang menghadap ke saya ini, sebaliknya ada juga kamar mandi 3 pintu juga. WC nya jongkok dan ada ember serta airnya deras mengucur dari keran, bersih dan dingin kaya es batu.


Keran untuk cuci² juga tersedia di setiap blok camping ground, jadi gak usah khawatir sulit cuci² piring dll.

Saya suka di sini kamar mandinya bersih, bahkan saya sempat pup 2x, sore dan pagi hari. Itu sebagai bukti bahwa kamar mandinya itu cukup nyaman dan bersih dan saya gak jijik mandi di sini, jika dibandingkan kamar mandi tempat camp sebelumnya.


Setelah selesai mandi saya kembali ke tenda dan mulai mempersiapkan untuk makan malam.

Makan malamnya ya ngebakso aja. Bakso yang saya beli tadi pas berangkat, tinggal saya panaskan dan nikmati makan bakso panas² di tengah hutan pinus, maknyos sekali.


Oh ya btw, meski pas mandi itu airnya dingin, selepas mandi saya tidak terlalu merasa kedinginan sampe menggigil, hawanya itu gak ada terasa sejuk² nya ala pegunungan, ya ada sih dingin tapi jujur saja ini diluar ekspektasi saya.

Sehabis makan, saya menikmati malam niatnya ingin sambil gitaran dan rekaman, eh dasar itu sinyalnya sulit. Ini jadi catatan minus buat saya ngecamp di sini.

Alhasil hanya mendengarkan musik dari smartphone, hanya lagi yang tersimpan di memory saja.

Musiknya lainnya didengar dari kelompok mahasiswa yang tengah melakukan acara makrab. Mereka bermusik akustikan dari selepas magrib, malam. Kemudian gitaran biasa, masih beryanyi hingga tengah malam, subuh dan paginya sampai siang mereka mau bubar ya masih nyanyi. Entah berapa album ini mereka nyanyi dan mereka kompak, yang nyanyi itu rame².

Sekitar /10 malam saya sudah masuk tenda untuk tidur. Bener² tidak ada sejuk² nya, hanya hawa dingin malam saja, hawa dingin khas pegunungan itu gak terasa sama sekali. #mengecewakan

Bahkan tenda saya juga tidak ditutup sempurna, alias saya biarkan terbuka, walau penutup jaringnya tetap ditutup untuk menghindari serangga masuk seperti nyamuk dan binatang malam lain yang gak diinginkan.

Tidur malam saya itu sulit tidur, karena saya terjaga karena suara full musik dari kelompok mahasiswa di atas sana. Jadi saya baru bisa merem tidur itu jam 23:00 lah, itu juga masih kerap terbangun karena kurang empuk alas tidurnya 🤭😅.


Pagi hari saya bangun sekitar jam 05:00, itu juga suasana sudah terang, dan sudah banyak orang lalu lalang, ya mahasiswa/mahasiswi yang di atas.

Setelah terbangun saya pergi ke kamar mandi, buang air kecil. Lalu kembali mempersiapkan cemilan welcome morning, hot tea, hot milk dan roti 'sampah'. Untuk ganjalan sebelum sarapan pagi.


Untuk sarapan pagi saya berencana masak², masak apa y? Niatnya buat slice daging gitu, eh koq kayanya malah jadi rica². Jadi makan slice dagingnya itu nanti pakai salada air gitu.

Berbekal resep dari Google sih, maka jadilah menu ini dan jadi menu makan pagi saya di camping edisi ke-5 kali ini.

Sisa bakso semalam juga saya manfaatkan untuk tambahan lauk di dalamnya.

Untuk proses pembuatannya seperti apa nanti akan dibahas di blog gaksukalapar.id saja ya, di sini saya hanya bahas singkat saja.

Jadi sembari menunggu waktu jam /9, saya siap² dulu ngupas dan rajang bawang merah, putih, bombai, rajang paprika, cuci salada air, cuci beras dan masak nasi. Setelah semua bahan siap barulah lanjut masak.

Wah yang jadi catatan lain, ketika mulai goreng bawang² untuk numis bumbu, itu lalat mulai berdatangan, lalat jenis lalat bangkai itu berdatangan.

Serangga lain seperti lebah itu mulai mengganggu sejak pagi, bahkan kemarin sore juga sudah datang. Tapi pas lagi lebih sering ganggu terbang di sekitar tenda saya. Saya gak bawa sapu lidi jadi gak bisa halau mereka.

Tapi saya masih berikan penilaian (+), alatnya masih sopan, dia gak mengganggu seperti lalat di Pujon Camp, yang mengganggu nempel ke badan bikin geli ketika mereka merayap. Lalat di sini dia lebih sopan menanti, walau mereka terbang² tapi gak nempel di badan kita.

Disantap dengan nasi panas dan selada air segar, slice daging dibungkus selada air lalu langsung makan, mantab jiwa cuy.

Karena saya punya tenda dengan penutup ram, jadi setelah masakan selesai saya bawa masuk ke tenda dan makan di dalam tenda dengan nyaman.

Selesai makan, saya ngaso² dulu nunggu perut turun. Habis itu pergi ke kamar mandi untuk pup yang kedua kalinya, setelah itu baru deh saya cuci² perabotan untuk persiapan sebelum pulang.

Pertama-tama saya bereskan perabotan dulu. Perabotan terkait makanan dan minum saya masukan ke tempatnya, setelah semua ringkes baru bereskan perabotan tidur. Baru yang terakhir adalah tenda, semuanya masuk mobil dan sekitar jam 11an saya sudah pergi meninggalkan lokasi untuk kembali ke Pandaan.


Begitulah kira² catatan ngecamp saya kali ini, jadi camp ke-5 saya dan saya akan nyoba lokasi camp lainnya lagi. Oh ya, untuk (+) dan (-) ngecamp di sini akan saya tuliskan dikolom komentar saja.

Ya mungkin ada yang tersirat di catatan di atas, tapi lebih jelasnya saya tuliskan terpisah di bawah ya.

Baiklah segitu saja, sampai jumpa dicatatan camping lainnya, mudah-mudahan dalam waktu dekat saya bisa realisasi ngecamp lagi, di tempat yang berbeda dengan suasana berbeda dan cerita berbeda. Happy camp, healing and refreshing from toxsic situation everyday. -THN

#onedayonepost
#camping
#firstimppresion
#review
#kebunrojocamp
#batu

1 comment:

  1. Beberapa catatan (+) dan (-) ketika saya merasakan ngecamp di sini, saya resume di sini ya:
    Catatan (+)
    + Available camper van, walau dengan biaya yang lumayan 50K per kendaraan
    + Colokan listrik tersedia, penerangan cukup
    + Kamar mandi bersih, nyaman dan bebas serangga di dalamnya
    + Tempat cuci² tersedia dan air deras, akses mudah
    + Serangga seperti semut tidak ada yang mengganggu sampai naik ke atas terpal
    + Aman, meninggalkan barang di tenda untuk ke kamar mandi. Hanya hati² tetap ya, namanya maling kan selalu ada jika ada kesempatan

    Catatan (-)
    (-) Sinyal sulit, terutama di area camper van
    (-) Banyak lalat hijau, tapi masih sopan sih alatnya daripada di Pujon. Lebah/tawon juga mengganggu
    (-) Terlalu gersang, kering
    (-) Tidak sejuk sama sekali, hawa dan suasana pegunungan ya gak dapat feel-nya
    (-) Area camper van kurang dapat view city light

    ReplyDelete