Menyambung cerita² situasi dimana saya bekerja saat ini, dimana kami bekerja dalam ketidakpastian kemana arah bahtera ini akan berlabuh. Harapan selalu baik, berlabuh ke tempat yang diidamkan. Namun kenyataannya tidak seperti itu.
Ada hal menarik yang bisa diamati di sekitar. Dimana, karyawan itu tidak pernah dianggap aset yang berharga, tidak dianggap sebagai sumber ide² baik untuk kemaslahatan bahtera ini, yang ada hanya dianggap sebagai pion dan sumber pengeluaran.
Di tempat saya bekerja ini termasuk perusahaan yang ramah lingkungan, dulu sebelumnya populasi tumbuhan hijau di sini lebih banyak daripada perusahaan lain di sekitar sini. Meski begitu, walau sekarang sudah ada new building, populasi tanaman hijaunya tetap berusaha dijaga, dikembalikan.
Tapi ada hal menarik, dimana ini kami hubungkan dengan situasi saat ini, dimana pemangkasan terjadi terus-menerus. Nah, memang disaat yang sama dilakukan usaha penghijauan, tapi ada hal yang menarik.
Ini pohon yang saya maksud, dia sudah tumbuh cukup lama di sana, dia tidak menghabiskan biaya perusahaan saja harus ditebang, lalu bagaimana nasib karyawan yang jadi beban? Wajar jika karyawan dipangkas, sekelas pohon saja bisa ditebang kapan saja.
Ada pohon yang sudah tumbuh belasan tahun, ikut tertebang, padahal katanya mau dilakukan usaha penghijauan, namun koq menhilangkan pohon belasan tahun, lalu diganti pohon baru, harusnya dipertahankan. Toh tidak mengganggu apapun dimana dia tumbuh.
Alhasil dari situasi ini kami mengambil sebuah filosofi menarik, "pohon yang sudah tumbuh besar bersama selama belasan tahun yang tidak menjadi beban perusahaan saja ditebang, apalagi dengan karyawan yang baru 5-7 tahun bekerja jika ditebang mungkin jadi suatu kewajaran dimatanya."
Kini nampak view kekosongan pohon di sana. Situasi yang serupa ketika melihat beberapa meja yang sebelumnya diisi karyawan nampak kosong, tak tampak lagi penghuninya. Sebuah pemandangan yang serupa bukan?
Ini sebagai tanda, kita pun sama dengan makluk hidup lain, sama tak berharganya, bahkan untuk yang tidak merugikan saja bisa dihabisi begitu saja apalagi yang dianggap merugikan.
Di sisi yang lain ada juga tanaman semak perdu yang juga kena imbas pemangkasan. Yang dulu hijau sekarang jadi seperti foto ini. Padahal di sana rumah reptil kadal, bunglon, sebagai ekosistem alamiah.
Pertanyaannya, siapa yang salah?
Tentunya kita (pohon dan karyawan) yang salah tumbuh di tempat yang tidak seharusnya. Iya semoga bisa jadi bahan instropeksi dan refleksi kita disituasi saat ini, untuk kita bisa menerima kenyataan yang pahit ini.
Sisanya "mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang" 🎼🎵🎶 -cpr
#onedayonepost
#tebangpangkas
#nasibkaryawan
#opini
#coratcoret
No comments:
Post a Comment