Pekan pertama dibulan Januari 2025 ini saya sebenarnya ingin ngecamp sambil mancing, tapi belum kesampaian, sampai akhirnya tiba² saja kepikiran buat single trip aja tipis², sambil cari tahu spot mancing pinggiran di Probolinggo.
Kebetulan bro Kristian lagi di rumahnya di Probolinggo. Sepulang refreshing rental PS4 dengan teman² sepulang kerja sampai jam /7 malam, saya lanjut langsung cuss ke Probolinggo.
Saya tidak memilih jalur tol, tapi via jalur biasa. Kalau lewat tol dari sisi jarak kilometer sekitar 80 km, tapi via jalur biasa dibawah itu, walau gak terlalu signifikan jauh.
Karena ada plan buat mancing kalau memungkinkan, sebelum berangkat saya mampirkan ke toko pancing dulu di Pandaan. Terus cuss berangkat.
Rute yang saya gunakan ya, Pandaan, via Bangil ke Pasuruan kota, terus lanjut via pantura ke Probolinggo. Untungnya perjalanan ya lancar jaya sih. Jam 10an sampai di rumahnya Kristian di Dringu.
Sampai di sana, lanjut keluar cari makan. Maklum saya belum makan sejak pagi, hanya diganjal pentol dan roti pas berhenti di rest area Indomaret sebelum masuk Probolinggo.
Jalan-jalan jajan, cari nasi goreng akhirnya, di pengkolan deket dengan store Eiger Probolinggo. Di situ jajan nasgor. Habis dari situ putar² kota, dan kita langsung menuju ke spot mancing pinggiran laut di dermaga perikanan, orang sini biasa sebut TPI.
Masuk portal bayar Rp 6.000,- untuk 2 orang dan mobil. Mirip² seperti pelabuhan perikanan tangkap yang ada di Cirebon daerah Kejawanan gitu lah. Hanya di sini lebih luas areanya. Denah atau area by GMaps bisa dilihat dibawah.
Hanya ada beberapa portal dimana kita gak bisa melintas ke sana. Tapi untuk yang menggunakan roda dua bisa sih mendekat ke titik arah ujung terluar dermaga.
Titik biru adalah lokasi awal saya berhenti nyoba spot satu dan lainnya, hasilnya ya sepi² aja. Hanya ikan² kecil dan ikan belanak yang mancingnya harus pakai umpan khusus 'adonan'
Karena gak bisa akses ke sana, akhirnya saya dan Kristian ke daerah dermaga kapal² nelayan sandar. Di sini sepi si, yang mancing ada tapi bisa diitung jari dan sepi² saja.
Saya yang ke sini membawa fish finder pastinya mencoba cek kedalaman air berapa, dan ada ikan apa gak. Hasil cek, ya pinggiran dermaga ini kedalaman 2 meteran, ikannya pun sedikit sih. Hanya sekali notifikasi ikan berbunyi.
Kemudian saya geser lagi ke sisi lainnya, nah di sudut ini ada 'kecipak' ikan, entah ikan jenis apa, yang pasti ikan permukaan lagi cari mangsa ikan² kecil. Dugaan pertama sih belanak, karena biasanya dia kan main di permukaan. Meski dugaannya ke sana, saya iseng aja casting di sini, siapa tahu ikan yang lain.
Siap² alat, eh baru casting beberapa saat, di langit 'telap-telap' kilatan cahaya, tanda petir mau hujan. Wah agak beresiko mancing casting begini, di tempat terbuka dengan kilatan seperti ini. Joran yang saya pakai soalnya berbahan karbon, dan ini jadi penyalur petir yang baik. Daripada kesampluk bledek, akhirnya saya putuskan sudahi. Setidaknya saya tahu spot ini dan bagaimana masuknya.
Kalau mancing siang hari pastinya panas sekali dan sangat² tidak kondusif sih ini. Tapi cocok misal kita punya mini boat, bisa turun mancing cari spot menarik dengan boat yang kita punya.
Rencananya mau balik lagi ke sini subuhan. Tapi saya urungkan, karena apa, ya itu tadi ikan yang ada di pinggiran dermaga ini minim dari hasil fish finder, daripada sia² buang waktu, jadi saya batalkan rencana itu. Akhirnya putar² kota dan istirahat di rumah Kristian. Saat itu jam menujukan sudah lewat tengah malam. Sampai di rumah, kita istirahat dan rencana jalan² saja besok di Probolinggo.
Minggu, 05 Januari 2025
Pagi bangun agak siang, ya sekitar jam /8an. Sempet ngoprek lampu mobil yang dongak cahayanya. Habis itu siap² berangkat sarapan dan muter² kota lagi, lihat aktivitas kota ketika awal pekan seperti ini.
*Hari Minggu bagi saya dianggap sebagai awal pekan, karena pekan itu diawali dari hari Minggu, diakhiri hari Sabtu. Ini menurut kamus saya pribadi ya.
Tujuan awal sarapan ini saya diajak ke warung makan yang unik. Ya menurut saya unik, makan di warung makan di bawah pohon rindang besar², dekat sebuah klenteng dan GOR bulutangkis. Nama warungnya kalau gak salah, Warung Kacung. Namanya saja sudah aneh.
Itu guys bayarnya pakai QRIS, kita makan berdua sudah sama minum. Lauknya yang saya pesan itu gambar dibawahnya ya.
Patokannya ya seberangnya klenteng ini, sebelahnya GOR bulutangkis, dibawah pohon rindang (ringin palingan).
Pas sampai, lha rame bener. Jadi ini warung makan biasa gitu, seperti warung makan nasi campur. Tapi yang ke sini banyak sekali, sampai antri² lho, baik yang makan di sana dan yang dibawa pulang. Buat saya ini suatu hal yang unik sih.
Di sini menjual menu makan nasi campur ala rumhan gitu, ada rawon, pecel, sayur kelor dan makanan nasi dengan lauk ala rumahan yang bisa dipilih. Untuk minuman ada es teh, kopi, es blewah dll.
Saya makan dua porsi dengan minum es teh hanya habis Rp 28.000,- uniknya pembayaran bisa menggunakan QRIS.
Dari sini, perjalanan dilanjutkan ke Bank Mandiri Probolinggo, ngambil duit karena udah sekarat duit. Terus jajan di sekitaran sana. Habis jajan, lanjut muter² kota Probolinggo, lewatin perumahan Asabri, terus kita ke pelabuhan yang tempat buat penyebrangan ke Gili, terus menjelang tengah hari kembali ke rumah dan terus saya melanjutkan untuk kembali ke Pandaan.
Jajan aja di sini, bener² ngabisin duit padahal ya kere. Ya begitulah bujangan, gak mikir ke depan gimana. Padahal habis kejadian ini bakal kapok, selama sendiri gak pernah nabung.
Perjalanan ke Pandaan sih lancar jaya tanpa ada gangguan, macet atau hal lain, cuaca juga masih cerah siang menjelang sore itu. Saya juga memilih jalur biasa, gak lewat tol karena ngirit dana juga, toh lancar juga kan.
Pas sampai Pandaan, saya pilih jalur Durensewu karena tahu kalau via Taman Dayu pasti macet, eh gak lama hujan deras sekali di sana. Pulang jalan² ditutup diguyur hujan deras sekali.
Begitulah kira² catatan perjalanan saya dari Pandaan ke Probolinggo dalam rangka gabut gak jelas. Perjalanan ini jadi titik akhir saya mengakhiri masa 'lajang' soalnya setelah ini saya sudah gak lagi sendiri dan gak bisa sebebas seperti ini, karena sudah ada yang atur.
Postingan ini sudah saya catat waktu itu tetapi terhenti tidak saya lanjutkan, baru setelah beberapa bulan, pas lagi produktif ngeblog barulah post ini saya lanjutkan. Jadi post blog ini diterbitkan backdate ya #latepost
Selengkapnya atau ingin tahu sisi lain dari catatan ini bisa dilihat diblog pribadi saya, link videonya saya bagikan dibawah ini.
Segitu saja catatan perjalanan saya, perjalanan gabut yang bener² gak jelas, sekaligus ini mancing yang 'terakhir' sebagai jomblo. Sampai jumpa ditrip healing lainnya, mudah²an ke depan trip healingnya sudah bersama partner yang baru. -cpr
#latepost
#onedayonepost
#jalanjalan
#gabutstory
#probolinggo
#singletrip
Kalau lihat wajah sendiri di video itu rasanya mau ketawa ... tapi ya itu muka sendiri, gimana ya. Muka² pelawak emang #jiji'i 🤣
ReplyDelete