Monday, July 17, 2023

Negara Mana yang Ingin Kamu Kunjungi?

Pernahkah sobat healing pergi keluar negeri?

Kalau saya sih ya belum pernah sama sekali. Negara terdekat seperti Singapore atau Malaysia saja belum pernah dikunjungi. Apalagi negara² lain yang jauh di sana.

Mengatur waktu libur buat sekedar healing ke kota terdekat saja sulit, karena waktu libur atau cuti dari pekerjaan saat ini relatif sulit. Waktu off sejenak dari pekerjaan sebentar saja masih diganggu dengan urusan pekerjaan, jadi bagaimana mau ke luar negeri.

Biasanya, ciri orang yang pernah keluar negeri, umumnya punya paspor. Meskipun masih belum tentu juga, ada pula yang sekedar punya paspor aja, tapi pergi keluar negeri belum pernah. Karena syarat untuk pergi keluar negeri adalah paspor itu, jangan harap bisa keluar negeri tanpa ada dokumen tersebut.

Eits, postingan kali ini bukan mau bahas paspor. Post kali ini cuma ngobrol ringan aja sih.

Jika kamu ada kesempatan untuk bisa pergi keluar negeri, negara mana sih yang ingin kamu tuju?

Oh ya, belakangan lagi ramai soal banyak warga negara Indonesia usia produktif berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapore. Jadi suatu keprihatinan ya, ketika banyak orang yang lebih memilih negara tetangga daripada negara sendiri.  Kalau menurut pendapat kalian gimana?

Kalau saya sih ya, objektif saja, kalau di sana (baca: Singapore) memberikan pelayanan dan fasilitas hidup lebih baik daripada negara ini, why not sih. Karena kita hidup butuh kepastian, ketika ada yang menawarkan lebih baik why not to take it.

Jika disinggung soal, "mana nasionalisme mu!"

Ilustrasi, wilayah negara Italia. Gambar diambil dari Google


Jawabannya cukup simpel, kita hidup butuh segala sesuatu, gak cuma nasionalisme, terkadang nasionalisme hanya bisa menyengsarakan hidup kita, tidak bisa membantu apa². Dari mana saya berkaca? Dari mereka pejuang², para pahlawan² bangsa yang sudah berjuang demi nasionalisme, ketika masa tua, veteran² perang ini tidak mendapatkan apa². Itulah nasionalisme?

Jadi kembali lagi, ya why not jika memang ada tawaran untuk hidup lebih baik dan merubah keadaan, merubah taraf hidup menjadi lebih baik.

Ilustrasi, sebuah bangunan landmark tujuan wisata di Italia. Gambar diambil dari Google

Kembali ke pertanyaan dijudul tadi, negara mana yang ingin saya kunjungi, jika punya 'kemampuan' untuk itu?

Saya ingin mengunjungi Italia. Yups, benar Italia. Itulah negara yang ingin saya kunjungi. Setelah sampai di sana, yang saya ingin kunjungi berikutnya adalah negara Vatikan. Sebuah negara dalam sebuah negara pula.

Ada banyak negara² di Eropa, kenapa saya memilih Italia untuk saya kunjungi?

Jawabnya adalah karena, karena di Italia banyak gereja² tua dan gereja bersejarah dalam perkembangan kekristenan pada masa Romawi. Ya Italia itu kan jadi pusatnya, dan saya ingin berwisata ke sana, ke gereja2 yang ada di sana.

Saya ingin melihat, bagaimana si Kekristenan saat ini berkembang dan saat ini tengah mengalami krisis kepercayaan, dimana banyak gereja² sepi dan hanya diisi oleh orang² tua yang masih setia dan taat sampai akhir hayat. Sedangkan generasi mudanya lebih memilih pandangan lain.


Alasan lain selain misi wisata rohani itu adalah ketika saya terdampar di Italia, dari sana mungkin saja bisa mengunjungi negara Eropa lainnya dengan menggunakan moda transportasi kereta api atau moda lain. Sehingga dari satu tempat tapi bisa kemana-mana.

Nah, kira² apa saja ya yang perlu dipersiapkan jika dalam waktu dekat akan ada 'kejutan', pergi keluar negeri, yaitu negeri pizza, Italia.

#1 Persiapkanlah mental berbahasa asing, minimal ya bahasa Inggris, satu lagi cobalah untuk sedikit belajar² dengan bahasa Italia itu sendiri.

#2 Persiapkanlah budget jalan² nya dulu, terutama untik tukeran valas sebelum berangkat dengan mata uang negara tujuan, dalam hal ini Italia adalah Euro (€). Sekedar informasi, ketika saya buat postingan ini, nilai tukar Euro vs Rupiah adalah Rp 16.638,78 untuk €1. Sepertinya butuh budget yang cukup banyak ya untuk uang bekel travelling ke 'negeri mafia' ini.

Sekedar contoh ya, tarif single ticket transportasi 'metro' itu harganya € 1,5 yang artinya Rp 24.958,17 atau tiket 1 hari sebesar € 6 yang artinya Rp 99.832,68. Minimal sehari untuk transportasi, baru satu transportasi butuh budget segitu ya.

Sediakan kartu perbankan seperti kartu kredit, kartu debit visa untuk mempermudah transaksi atau jaga² di saat ada kebutuhan khusus yang mendesak.


#3 Ittenarary selama Plesiran di Italia. Entah waktu kunjungan mu panjang atau pendek, ada baiknya punya list tujuan kemana saja, supaya lebih terarah dan tidak luntang-lantung gak jelas.

#4 Punya list tempat penginapan, tempat makan setidaknya referensi yang sekiranya mengikuti budget perjalanan yang dimiliki, supaya tidak salah tempat yang berakibat bengkaknya biaya perjalanan.

#5 Surat² perjalanan itu jadi yang paling penting, paspor, visa, identitas pribadi lain.

Ilustrasi, visa Italia. Gambar diambil dari Google

Pemilik paspor Indonesia wajib memiliki visa Schengen untuk bisa masuk ke Italia. Orang dewasa perlu mengeluarkan biaya sekitar €80 (Rp 1.331.102,40) dan usia 6 tahun sampai 12 tahun harus membayar €40 (Rp 665.551,20).


#6 Sisanya ya persiapan barang kebutuhan pribadi sih, seperti pakaian, obat-obatan dan segala kebutuhan pribadi saat di sana (periperal gadget, kalau niatnya ke sana buat konten 🤩 #ahay). Kalau begini sih bawa yang simpel dan praktis saja ya.

Tambahan, untuk kebutuhan komunikasi internet di sana, disarankan menyewa wifi portable, kita juga mau gak mau harus membeli atau menyewa simcard di sana sebagai akses internet, biaya sewanya berada dikisaran €10 (Rp  166.387,80) - €30 (Rp 499.163,40).


Apakah mungkin saya ini bisa ke sana? Hmm, ya sejauh ini itu hanya sebatas mimpi saja, karena saya sendiri tidak memasukan itu ke dalam apa yang ingin saya capai, hanya sekedar ingin saja.

Ketika ditanya, negara mana sih yang mau saya datangi, jika diberi kesempatan, jawaban saya adalah Italia.

Tapi jika bisa memilih, sekali pergi keluar negeri atau berkali-kali bisa traveling di dalam negeri, saya lebih milih berkali-kali bertualang di dalam negeri.

Saat ini saya lebih memilih kuantitas ketimbang kualitas. Ketika banyak tempat yang bisa dikunjungi dan bisa berulang, tentunya akan banyak cerita yang bisa diperoleh dan tentunya charge to body bisa lebih sering, healing, refreshing and happines very important for mentality.

Ya begitulah corat-coret saya malam ini, ketika lagi waste time menunggu teman yang meminta bantuan untuk pindahan kos. Karena dianya baru ada waktu malam, sepulang kerja jam 11 malam. Ngantuk, iya sangat ngantuk, segelas kopi yang saya buat nampaknya tidak cukup ampuh melawan kantuk dimata ini. -THN

No comments:

Post a Comment