Pernah tahu istilah fetish? Pernah lah ya, apalagi jaman sekarang dimana informasi menyebar begitu cepat, dan hal² yang dulunya dianggap tabu mudah saja terinformasikan dengan bebasnya.
Biasanya ini istilah gak asing dalam dunia seksualitas dan saudara² nya, dianggap sebagai bagian dari fantasi seksual seseorang. Umumnya dianggap sebagai sesuatu yang (-), karena seringnya fetish seseorang ini berbenturan dengan orang lain dan norma yang berlaku.
Oh ya, pengertian fetish belum saya jelaskan ya. Jadi fetish itu adalah gangguan seksual yang terjadi ketika seseorang mengalami respon seksual yang intens terhadap sesuatu yang dianggap tidak umum.
Nah ternyata di kantor di tempat saya bekerja ini ada teror yang kita tenggarai sebagai bentuk fetish. Entah siapa yang melakukannya kita masih belum tahu.
Ilustrasi, gambar diambil dari Google
Korban atau target dari fetish seseorang ini tidaklah random, artinya merujuk pada seseorang yang memang ditargetkan. Awalnya dikira hanya menyasar perempuan saja, tetapi tidak lho.
Sebenarnya teror ini sudah terjadi beberapa waktu yang lalu, menyasar salah¹ karyawan perempuan namun saat itu pelakunya belum ketauan hingga saat ini dan kini terjadi lagi. Tapi kali ini gak saja menyasar perempuan target, tapi juga laki².
Fetish si oknum ini adalah terhadap celana dalam wanita, ukuran kecil. Jadi dugaan, celana dalam wanita ini sepertinya beli pas promo di online shop. Ini hanya dugaan saja, karena sempet ditanya-tanya barang tersebut punya siapa, mungkin lupa nyimpen, ada dugaan barang ini adalah barang promo yang dijual dionline shop.
Jadi sewaktu awal case ini, ada karyawan perempuan sebut saja L, nah L ini ya layaknya perempuan lah ya, memang bisa dibilang cantik lah. Nah di loker si karyawan L ini dimasukan atau disimpan lah barang berupa celana dalam wanita ini, barang ini tidak diketahui oleh si empunya loker. Jadi si L tidak menyatakan itu miliknya dan dia tidak tahu.
Lanjut ke saat sekarang, ada lagi karyawan perempuan, kita sebut saja W. Nah W ini juga menyimpan barangnya disalah satu loker lemari loker. Bersamaan dengan itu ada juga rekan W yang juga menaruh barang² nya di lokernya masing², tapi entah karena apa, ditemukan lagi barang celana dalam wanita ini di loker si W. Sedangkan di loker lainnya tidak ada.
Ini dia barang yang dijadikan objek fetish pelaku yang belum tertangkap ini.
Sebagai informasi, loker yang ada di sini tidak dikunci jadi hanya ditutup saja, tidak sampai dikunci-kunci, jadi memang kesempatan buat menaruh apapun di dalam loker siapapun bisa terjadi.
Si W mengalami sampai 2x, yang pertama ybs. menganggap mungkin salah simpan, tapi setelah ditanya-tanya tidak ada yang mengaku memiliki barang tersebut, akhirnya barang tersebut dipindahkan di loker lain yang kosong dan diberikan plastik biar rapih.
Selang beberapa hari ternyata barang yang sama itu kembali diletakan di loker si W dan disitulah mulah terpikir bahwa ini tidak beres. Berarti ada orang yang sengaja melakukan. Hanya saja tidak tahu ini siapa pelakunya.
Cari tahu informasi lebih lanjut, ternyata dapat lagi cerita di loker laki-laki, hal yang sama juga terjadi di sana, barang yang tidak jauh berbeda yakni celana dalam perempuan.
Untungnya sih celana dalam yang jadi objek ini masih baru, bukan bekas. Tapi tetap saja hal seperti ini sangatlah tidak etis, apalagi dilakukan di area publik atau umum.
Saya sendiri juga berpikir-pikir, siapakah pelaku ini? Berjenis kelamin apakah, laki-laki atau perempuan?
Mencoba menganalisa, kemungkinan si pelaku saat kejadian awal dan saat ini sepertinya pelaku yang sama, dugaannya berjenis kelamin laki-laki.
Perempuan akan sangat aneh jika masuk ke area changing laki-laki dimana loker itu berada, jadi ketika ada perempuan yang masuk ke area laki-laki rasanya tidak mungkin, walaupun bisa saja. Tapi secara umum karyawan perempuan di sini bisa dikatakan kelakuannya masih normal, tidak ada yang terlalu urakan atau keterlaluan perilakunya, masih ada adab malunya.
Jadi pelaku yang menyimpan celana dalam itu di loker laki-laki itu jelas adalah laki-laki juga, karena bisa dengan mudahnya menaruhnya di sana tanpa diketahui.
Lalu hal yang sama juga bisa dia lakukan ke loker di area changing perempuan. Lha sama saja, jika laki-laki masuk ke ruang ganti perempuan pasti akan menimbulkan pertanyaan.
Balik lagi, mana ada maling melakukan aksinya terang-terangan, kecuali perampok. Maling pasti akan melakukan aksinya secara diam-diam dan sembunyi² agar tidak ada yang tahu, apalagi aksi fetish seperti ini. Kemungkinan besar pelaku ini melakukannya ketika jam aktif ketika sudah pada sibuk bekerja, dan kemungkinan pelaku adalah orang dalam di sekitar area yang memahami jam² kapan ramai dan sepi di daerah itu. Pelaku juga sepertinya menargetkan korbannya, artinya korbannya sudah dituju karena memang hanya itu objek target yang bisa dia kerjakan.
Kebetulan lagi memang di dalam area changing ini tidak banyak karyawan perempuan yang menempatkan barang pribadinya di loker yang ada, hanya segelintir. Jika hanya segelintir otomatis si pelaku akan memilih targetnya.
Sampai saat ini ketika saya membuat post ini pelakunya masih belum bisa diketahui siapa.
Saya si mencoba memberikan saran untuk mencoba kembali melihat pola dari si pelaku. Yakni mencoba menempatkan beberapa barang pribadi di loker fiktif atas nama beberapa orang yang si pelaku juga kenal, kemudian dibiarkan saja. Tujuannya untuk melihat sebenarnya si pelaku ini memilih targetnya berdasarkan preferensi apa?
Tapi balik lagi, belum tentu juga saran itu dilakukan karena mereka gak begitu juga mau repot mencoba-coba hal seperti ini. Tapi kalau saya pribadi senang dengan hal seperti ini, mencoba mencari tahu dan menebak-nebak.
Saat ini masalah ini belum terblow-up ke jajaran atas, jadi masih jadi buah cerita karyawan² di bawah saja, sembari saling bertanya-tanya siapa pelakunya.
Pastinya si pelaku ada diantara karyawan. Dugaan saya pelakunya adalah orang di sekitar area produksi dan kalau pun iya oknum di luar circle itu adalah bagian lain yang sering keluar masuk area tersebut.
Namun daripada menuduh atau menduga menimbulkan keresahan, lebih baik kita bereksperimen sebenarnya. Ya bereksperimen soal perilaku sosial, dengan mencoba-coba berbagai instrumen guna melihat pola, target dan alasannya apa. Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga, semakin dia diberikan keleluasaan, maka dia akan ada kepuasan tersendiri, nah saat dia terbuai dengan kepuasannya maka dia akan buat kesalahannya sendiri.
Hanya saja tidak banyak yang seide untuk melakukan eksperimen sosial ini. Karena saya posisinya ada di luar circle, yang bisa melakukan eksperimen lebih dekat adalah mereka yang ada di dalamnya.
Membuktikan kejujuran adalah dengan cara "pembuktian terbalik atau pengungkapan fakta yang terbalik", dari situ maka akan ditemukan secercah cahaya untuk menjawab siapa pelakunya.
Begitu saja deh sharing saya soal ini. Saya heran, ada lho yang berani realisasi fetish nya di tempat dia bekerja, apa tidak beresiko untuk pekerjaan dan sumber pendapatannya. Kita lihat bagaimana perkembangan kasus ini beberapa waktu kedepan. Updatenya akan saya bagikan dikolom komentar saja ya. -THN
#onedayonepost
#opini
No comments:
Post a Comment