Awal pekan ini saya kenal teman baru, dimana dia cerita bahwa ditinggal suaminya karena meninggal. Ketika saya tanya berapa usianya saat itu. Teman saya itu menjawab usianya saat meninggal adalah 25 tahun.
Hmm usia yang relatif masih muda menurut saya. Itu usia² pria produktif.
Saya tanya dong, memangnya sakit apa?
Dijawab, ternyata sakitnya jantung. Tadinya saya berpikir kecelakaan, karena hanya laka jadi suatu situasi yang gak bisa diprediksi sama sekali dan itulah yang saya anggap sebagai takdir.
Memang kematian dalam bentuk apapun adalah takdir, tapi laka itu tidak bisa diprediksi tapi meninggal karena sakit bisa diperkirakan, setidaknya ada reason yang masuk akal.
Ilustrasi, gambar diambil dari Google
Beberapa tahun kebelakang, 1-2 tahun lalu saya sering merasakan nyeri dibagian dada kiri. Saya sempet khawatir kala itu saat masa pandemi Covid19, tapi ternyata masa pandemi bisa dilalui tanpa saya mendapat status resmi (+) Covid19, walaupun secara gak resmi/official saya mengalami gejala Covid19.
Baca juga: Mengenal Penyakit Jantung dari yang Kurasa
Karena cerita teman yang suaminya meninggal karena jantung ini koq tiba² jadi terpikir lagi dan memang sebelum saya kenal teman ini dan mendengar ceritanya saya ya sudah mulai kambuh lagi.
Padahal sih apa yang saya rasakan ini belum resmi official apakah saya menderita masalah jantung, karena perlu pengecekan secara medis untuk tahu yang sebenarnya.
Seperti biasa, saya memang gak mau dekat² dengan rumah sakit, selama saya masih bisa hidup, beraktivitas normal dan tidak mengganggu aktivitas itu saya akan meminimalisir ke rumah sakit, apalagi kalau tujuannya berobat.
Gejala² yang saya alami, saya cari tahu sendiri dengan self diagnostic dengan bantuan Google dan pengalaman orang² lain, walaupun saya sadari tiap orang bisa berbeda-beda.
Memang kasus usia muda yang meninggal karena serangan jantung tidaklah sedikit, rata² mereka berusia produktif. Saya juga pernah menyinggungnya pada post yang linknya terlampir di atas, dimana bahkan yang meninggal karena jantung bukan orang yang biasa² aja, melainkan olahragawan lho. Sampai saya berpikir, apakah masih penting berolahraga?
Saya mencoba membaginya kedalam tiga kelompok, yaitu kelompok usia muda sekali itu berada dikisaran 25-30 tahun. Kelompok muda menengah 31-45 tahun dan kelompok menjelang akhir masa muda 46-55 tahun.
Kelompok usia itu berdasarkan pengalaman yang sering saya dengar mereka yang mati muda.
Kenapa usia 45-55 itu saya masukan sebagai usia akhir masa muda, karena ketika kita mendengar kabar duka, seseorang usia kisaran itu meninggal karena jantung, komentarnya adalah "aduh, masih muda ya, koq sudah kena jantung."
Nah bayangkan saja pada kelompok akhir usia muda saja orang katakan masih muda, nah wajar jika usia 25 tahun sudah mati karena jantung, itu sangat muda sekali.
Pola makan dan pola hidup yang kurang sehat, minim berolahraga jadi salah¹ penyebab saat ini usia produktif banyak beresiko terkena serangan jantung. Belum lagi asupan gizi dan makanan yang dikonsumsi tidak mencerminkan pola gizi seimbang. Prinsipnya asal kenyang ya sudah cukup, mau banyak minyak, gula, asin seakan tidak peduli.
Ya itulah yang selama ini saya alami, belum lagi gaya hidup kurang istirahat, tidur larut malam, begadang, minum minuman beralkohol, merokok semakin memperburuk keadaan terutama kondisi organ vital kita sendiri.
Kalau saya sendiri, saat ini hal negatif yang kerap masih dilakukan, pola makan yang tidak mengikuti kaidah gizi seimbang, terlalu banyak minyak dan garam, makanan junk food, merokok, alkohol, kurang olahraga, kurang minum, tidur larut, over thinking, jarang berolahraga dan banyak aktivitas kurang sehat lainnya.
Sebenarnya masih ada waktu untuk memperbaiki saat ini. Usia saya saat ini sudah kepala #3 menuju ke #4 dan masa kritis segera saya hadapi, tapi jika pola hidup dan makan bisa diperbaiki, setidaknya bisa memperlambat tibanya masa kritis.
Pilihannya ada dua, hidup dengan menikmati hidup dengan segala realisasi semua keinginan?
Ataukah bersakit-sakit dahulu saat ini guna memperlambat umur kerusakan organ², syukur² dengan memperlambatnya, yang dilakukan adalah dengan menjaga pola hidup sehat.
Pilihan kembali kepada kita yang menjalaninya. Menikmati hidup saat ini, atau menikmati hidup kelak?
Kira² pada usia berapakah saya ketika tiba waktunya?
Semua adalah misteri dan akan tetap jadi rahasia ilahi. Apapun yang diperbuat jika sudah tiba waktunya maka selesailah sudah. Nikmatilah masa ini, seperti seakan-akan waktunya akan berakhir esok. -THN
#onedayonepost
#wishanddream
#opini
#healthdiary
Kapan, di mana atau bagaimana ketika kita mencapai titik akhir adalah rahasia Tuhan. Hal yang bisa kita lakukan sebelum itu, pastinya menyebarkan hal-hal baik sambil belajar jadi yang baik sesuai versi masing-masing. Anyway, jangan deh self diagnose bisa bahaya sama mental juga. Be Happy ❤️
ReplyDeleteIya benar juga ...
DeleteHanya saja buat saya ke dokter kadang justru lebih parah dari self diagnostic, karena kebanyakan dokter itu mengobati dengan obat bukan dengan hati dan mengelola psikis pasien.
Ada baiknya dokter belajar ilmu psikologi juga, karena sakit orang jaman ini karena pikirannya.