Tuesday, January 30, 2024

Mitos Dibuat untuk Melindungi / Membatasi Sesuatu, yang Gak Bisa Diatur Aturan

Sadar gak sih keseharian kita tidak lepas dari mitos, entah siapa yang memulai mitos tersebut namun mitos² yang beredar terlanjur dipercayai dan diyakini banyak orang. Entah benar atau cuma imajinasi buatan saja.

Mitos dibuat memang salah' unsurnya adalah filosofi dan logika, walaupun ada yang tidak masuk logika, tapi salah (dua) unsur yang diperlukan ya itu tadi. Ditambah sedikit bumbu² keyakinan tertentu.

Ilustrasi, gambar diambil dari   Google

Contoh beberapa mitos yang sering saya dengar ketika saya masih kecil, sbb.:

# Gak boleh menyapu di malam hari, katanya akan mengusir rejeki.
Logika, mitos ini muncul pada jaman dulu, saat orang² tua jaman dulu hidup serba keterbatasan saat itu listrik belum masuk, sehingga malam hari penerangan terbatas bahkan gelap, menyapu malam hari akan menyulitkan dan jadi pekerjaan yang sia². Berbeda dengan kehidupan saat ini dong!

# Gak boleh menjual atau membeli benda tajam atau menggunakan benda tajam pada malam hari, katanya  pamali, kemungkinan buruk akan terjadi.
Logikanya, pada malam hari penerangan atau pencahayaan terbatas, penggunaan benda tajam contoh jarum, silet, pisau akan sangat berbahaya beresiko melukai jika tak berhati-hati. Resikonya lebih tinggi ketika malam hari ketimbang siang hari.

# Tidak boleh makan di depan pintu, pamali.
Logikanya, makan adalah sebuah prosesi yang butuh kenyamanan, duduk, tenang dan menikmati apa yang dimakan. Sedangkan di depan pintu, pintu adalah akses masuk dan keluar, bisa orang dan bisa juga udara atau angin. Ketika kita sedang makan di tempat yang gak seharusnya (depan pintu) pastinya akan mengganggu, kemudian debu yang terbawa angin yang melintas pintu akan jatuh di makanan yang kita makan.

# Di Ranu Kumbolo itu kan ada danau, di danau itu ada ikan masnya, katanya ikan itu tidak boleh dipancing. Bahkan di sana pun kita tidak boleh berenang. Ikan tersebut adalah penjelmaan dari ratu.
Logikanya, jika ikan mas di sana dieksploitasi oleh pengunjung, maka ekosistem alamiah di sana akan rusak. 

Lalu kenapa gak boleh mandi atau berenang di sana, karena suhunya di sana terlalu dingin sehingga gak memungkinkan untuk wahana air (berenang/ mandi). Resiko hipotermia. Kalau resikonya hanya hipo,  akan banyak manusia² congkak yang melawan itu dan akhirnya akan sulit diatur. Dengan mitos justru orang lebih takut daripada aturan dengan logika.

# Jika sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan, gak boleh pergi² kemana-mana, suruh anteng aja di rumah sebelum hari H tiba.
Mitos ini terjadi sebenarnya karena kebetulan (menurut saya) dan ya delalah sering terjadi. Dimana ada calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan, tapi menjelang hari H mendapatkan musibah, salah¹ mempelai meninggal dunia karena lakalalin atau hal lain. Dikarenakan salah¹ mempelai ini tidak mengindahkan pesan orang tua, "gak usah pergi Le, di rumah aja, kan besok kamu akan menikah, istirahat buat besok saja!"

# Mitos ketika buang air kecil atau besar di hutan harus permisi, kalau gak nanti bisa sawan.
Kalau soal ini sebenarnya soal adat manusia sopan santun, karena kita manusia yang punya akal budi dan budaya, hendaknya ya ketika buang air di tempat yang gak seharusnya, kita numpang permisi.

Hanya saja, hal ini pada akhirnya dimanfaatkan oleh hal yang ghaib, dengan manifestasinya, sehingga jika ada yang gak melakukan ada saja tulahnya. Tapi bagi yang manusia² gak beradab dan melakukan hal gak baik ini toh nyatanya ada yang tetap baik² saja.

#  Mitos apabila ada kupu-kupu datang masuk ke rumah, itu tandanya sebentar lagi akan datang tamu.
Mitos ini terbawa hingga saya dewasa. Seiring waktu saya mencoba berpikir logika, kupu-kupu dalam lingkungan rumah atau perumahaan jaman sekarang jadi sesuatu yang jarang, jadi apabila ada kupu-kupu yang indah atau cantik datang, pasti akan jadi sesuatu yang 'berbeda'. Nah halnya tamu, yang datang ke rumah jadi sesuatu yang 'berbeda', jadi bisa saja siapa yang kebetulan datang ke rumah yang akhirnya dijadikan pengamin bahwa mitos itu benar adanya. Pada dasarnya prinsipnya adalah kebetulan.

# Mitos apabila ada suara atau burung gagak di atas rumah, pertanda akan datang hal buruk, misalnya keluarga meninggal dunia atau hal yang dianggap negatif lainnya.
Kalau saya menilai ini sebenarnya hanya kebetulan. Ada istilah ilmiah dalam dunia psikologi yang setidaknya menggambarkan hal ini. Dimana ketika kita meyakini sesuatu itu, jika sesuatu itu terjadi seperti apa yang diyakini maka akan dianggap sebuah kebenaran padahal itu hanya kebetulan terjadi. Tapi satu dua kejadian yang terjadi dengan pola yang sama, akan cukup mengamini bahwa mitos yang diyakini itu benar.

# Mitos ketika mendaki Gn. Arjuno via Purwosari, tidak untuk memakai baju warna merah.
Soal ini saya belum menemukan logikanya apa kenapa dibuat mitos seperti ini. Entah apa sih yang mendasari, saya masih mencari tahu.

# Mitos di pantai selatan, tidak diperkenankan menggunakan baju warna hijau, katanya warna itu disenangi oleh Ratu Pantai Selatan, sehingga nanti bisa 'dibawa' hanyut.
Logikanya, pakaian warna hijau itu identik dengan warna laut di pantai selatan, sehingga sangat beresiko menggunakan warna hijau, sangat samar dengan kondisi permukaan air, sehingga apabila terjadi hal² tak diinginkan maka akan sulit melakukan resque dengan cepat karena sulit mendeteksi.

# Mitos tidak boleh membuat gaduh atau berlaku tak senonoh di hutan.
Di  hutan atau gunung adalah tempat yang sunyi,  dan di sana ya alamiahnya memang seperti itu, apabila kita datang ke sana artinya kita ini pengunjung dari luar, dianggap tak alami. Hendaknya kita ya berlaku menyatu dengan alam yang sunyi dan tenang.

Soal tindakan senonoh sebenarnya agak membingungkan juga,  ini lebih ke sopan santun dan etika saja sih. Hal senonoh apabila dilakukan yang muhrim sih masih oke, tapi jika dilakukan yang zinah itu yang  langgar banyak norma sih, dari agama ya dosa, dari dunia ya etika saja sih. Tapi kembali lagi, jika percaya ya jangan lakukan, jika tidak meyakini sama sekali, berpikirlah logika maka ya bisa saja terhindar dari tulah yang dimitoskan itu.

Tapi bukan dalam maksud untuk mengajari dan mengaminkan atau melegalkan hal itu, asal kita gak percaya mitos, bukan begitu Bambang! Karena kamu manusia, jadilah manusia beradab, itu aja  prinsipnya.

Dsb.

Banyak lagi mitos² yang diciptakan atau dibuat untuk entah sekedar menakut-nakuti, mendidik atau mengajarkan hal yang baik dengan 'mitos', atau entahlah alasan apa dibalik si pembuat mitos² yang beredar tersebut.

Dulu saya agak takut ya, tapi seiring waktu saya menyadari bahwa mitos, urban legend atau kisah² mistis atau kisah² sejenis terkadang sengaja dibuat, bukan dari fakta. Jika pun fakta, bumbu dramanya terlalu banyak.

Nah sayangnya, mitos yang dibuat oleh manusia ini nampaknya seperti diamini oleh alam dan sehingga seperti mitos itu terjadi menjadi fakta. Inilah yang akhirnya membuat orang akhirnya percaya.

Di Indonesia kita gak akan kehabisan mitos², baik yang itu pada akhirnya sudah tak lagi dipercaya, hingga masih dipercaya hingga kini.

Seiring waktu saya juga menyadari, mitos  lebih banyak lahir di alam, ya lebih banyak diciptakan di lingkungan luar kita tinggal (rumah). Misalnya di hutan, gunung, laut atau di tempat² lain yang di luar lingkungan tinggal kita.

Mitos ini ada ternyata punya manfaat untuk melindungi alam itu sendiri ternyata.


Kunci melawan mitos adalah jika kamu tidak percaya, kuatkan hati dan keyakinan mu bahwa kamu memang tak mempercayainya.

Jangan setengah² atau bahkan gak yakin, jika itu yang terjadi jatuhnya kamu itu percaya dan meyakini mitos itu. Sehingga inilah yang akan mensugesti situasi di sekitar mu membuat bahwa mitos ini memang benar adanya.

Gunakan logika nalar akal sehat untuk mengimbangi mitos² ini, sehingga yang diyakini dan dipahami adalah logikanya, bukan mitosnya yang diluar nalar itu.

Saya secara jujur sangat benci dan tidak menyukai dengan namanya mitos, karena mitos ini bagi saya pribadi lebih banyak menyesatkan.

Jika niatnya untuk melindungi sesuatu agar seseorang tidak boleh melakukan ini atau itu, katakanlah yang sejujurnya gak perlu pakai kiasan² primitif yang menyesatkan, pembodohan pada akhirnya, terutama bagi yang percaya dan meyakini.

Misalnya nih, di gunung gak boleh sembarangan buang sampah, karena alasan ini itu, sebutkan dan jabarkan dengan logika yang nalar. Bukan dengan cerita² mistis, penunggu, disesatkan dll.

Mitos yang dibuat memang membuat orang takut atau enggan berbuat yang tidak benar, yaitu buang sampah sembarangan, tapi caranya dengan sesuatu yang imajinatif. Sayangnya apa yang sudah dikisahkan ini pada akhirnya diamini oleh 'keadaan', seolah-olah mereka yang melakukan itu akan terkena tulang atau sial.

Terus, nyatanya bagaimana dengan mereka pengusaha² nakal perusak hutan, mereka bisa bergelimang kekayaan tanpa harus khawatir, karena pada dasarnya mereka gak percaya mitos sehingga gak ada pengaruh apapun bagi ybs.


Nah berhubung kondisinya ini sudah terjadi demikian, mitos² ini sudah terlanjur ada dan sudah berbaur dengan budaya masyarakat, apa boleh buat saya mengikuti saja.

Tapi ketika saya tahu celah dan mitos itu hanya hoax belaka, maka saya akan bocorkan kebenarannya dan menyampaikan ke generasi baru, bahwa jangan lagi percaya dengan motor tersebut. Tapi pahamilah maksud dan tujuan baik dari itu.

Kalau gak boleh atau dilarang pasti ada tujuannya, itulah yang perlu disampaikan.

Kalian tentunya punya pandangan berbeda dengan saya. Ini apa yang saya yakini hingga saat ini melihat apa yang terjadi di sekitar.

#onedayonepost
#opini
#umum

1 comment:

  1. Seharusnya, hewan² atau tumbuhan yang nyaris² punah itu dibuatkan mitos² sehingga orang kalau mau membunuh atau mengenyahkannya takut akan tulahnya.

    ReplyDelete