"Taaraaa, we are back again to Sempu Sunset Hills!!"
Memang sih camp ground ini sudah jadi paling favorit dalam jurnal ngecamp saya selama ini, frekuensi paling banyak ya ngecamp di sini, ini gila sih, sudah seperti tempat langganan.
Untuk kesekian kalinya saya ngecamp di sini, tempat ini pula pertama kali saya mengenal ngecamp, karena waktu itu paling mudah dijangkau, selanjutnya pertama kali saya ngecamp bersama pasangan saya, bahkan calon istri saat ini. Dua kesempatan sebelumnya statusnya masih teman dekat, tapi camp kali ini sebagai calon istri.
Personel ngecamp hari ini masih sama, saya, Dewi dan Dessy. Tadinya mau ajak teman yang lain tapi mereka gak bisa, jadi ya bertiga saja.
Kini camp di Sempu Sunset Hills itu harus reservasi terlebih dahulu, karena lokasinya memang terbatas, sehingga ya mau tidak mau harus 'siapa cepat dia dapat'.
Nomor reservasi yang saya gunakan untuk menghubungi saya bagikan di akhir postingan ini, atau yang gak sabar bisa visit akun sosial media Sempu Sunset Hills ya.
Seperti pada posting lalu ketika saya camp di sini, area dengan krikil merupakan area utama, area itu yang dijadikan area reservasi, sisanya itu tidak masuk karena masih tanah. Dulu yang gak pakai reservasi ditaruh di sana. Tapi gak tau sekarang apa masih ada spot tersebut. Catatan awal ini saya buat pagi hari, sebelum berangkat.
Btw dari tautan post sebelumnya, berarti tahun ini saya sudah 3x camp di sini, dan 3x pula tahun ini saya melakukan aktivitas camp.
Rencana, kita pakai 2 tenda: Tendaki Borneo #4 dan Big Pangrango #2. Saya gak mau pakai tenda open, karena angin, ya saat ini sedang pancaroba anginnya lumayan kenceng. Akan cukup terganggu nanti ketika tidur jika menggunakan tenda yang open.
*tenda open itu tenda dengan banyak jendela, seperti tenda saya warna abu-abu
Camp kali ini tidak ada persiapan yang gimana², persiapannya hanya reservasi, kemudian prepare dilakukan Sabtu siang sepulang kerja.
Rencananya sih ngecamp tipis² aja, santai nonton film sambil makan malam nyambel di camp ground, nyobain kasur angin baru yang sejak beli belum pernah dicoba. Camp #2 2025 lalu mau coba eh lupa bawa pompa nya, akhirnya tanpa kasur angin.
Segitu saja catatan persiapannya, selanjutnya baru saya bahas soal realisasinya gimana ya, saya akan gunakan tinta berbeda untuk membedakannya.
Jadi sekitar jam 15:34 sore saya sudah standby di rumah Dewi, dengan perabotan utama tenda dll., siap di Datsun. Tapi ternyata saya dianggap telat dan akhirnya sore itu ada pertengkaran, catatan ini akan saya bahas dipostingan terpisah.
Oh ya, btw di sana nanti gak ada colokan listrik, katanya mereka sedang renovasi penyiapan slot listrik di titik² area camp. Jadi kalau mau charge bisa ke pondokan utama atau tempat administrasi atau dekat mushola.
Tiba di lokasi itu sekitar jam: 18:35, sesuai rencana kedatangan. Tiba di lokasi kita ke pos awal itu pos 'perhutani' buat bayar parkir dan tiket masuk area Perhutani.
Karena sudah reservasi jadi ya cukup informasikan nama dan nomor telepon yang didaftarkan waktu reservasi. Sampai sana, bayar Rp 25.000,- dengan rincian Rp 5.000,- /org tiket masuk Perhutani dan Rp 10.000,- parkir mobil.
Parkirnya ikut arahan petugas di sana ya, soalnya sudah gak bisa parkir di area dekat camp ground, terutama untuk kendaraan yang menginap (mobil). Begitu sih selama ini waktu camp, walaupun ada juga yang parkir dibawah dekat camp ground, soal ini gak bisa jadi patokan.
Ternyata diarahkan parkir di bawah gak jauh dari area camp ground. Sampai di sana saya langsung ke tenda registrasi, di sana memastikan reservasi lalu isi formulir menginap, bayar lagi Rp 25.000,- /orang. Total bayar Rp 75.000,- bonus air mineral 3 botol.
Lanjut pilih tempat dan dirikan tenda, tenda saya bangun 2 unit. Sebelum bangun saya makan dulu, bekel yang dibuat oleh Dewi, nasi kepal isi tongkol suwir.
Habis selesai makan langsung bikin tenda 2 unit, Tendaki Borneo #4 dan Big Pangrango tnp layer. Malam ini tumben di Sempu minim angin, bahkan sampai pagi angin minim, hanya angin sepoi², bagus banget sih cuaca hari ini, cuaca paling bagus sih selama ini ngecamp di sini.
Terus habis tenda jadi, masih /8 malam, kita ke Cafe Einsoft, jajan kongkow di sana habiskan 70K untuk sekedar jajan tahu walik, mendoan dan roti bakar plus es teh 3 cup.
Menjelang jam 9 kita kembali ke tenda, merapihkan perabotan yang ada dan makan jajan lagi, buat espresso dan americano. Terus aktivitas selanjutnya adalah nonton film horor, meski gak sampai selesai, jam 11 malam kita sudah mulai siap² tidur.
Oh ya, yang buat nyaman ngecamp kali ini karena bawa kasur angin. Jadi di tenda utama, Tendaki Borneo #4 itu pakai kasur angin, kemudian dikasi sepray, jadi nyaman banget serasa di rumah, nyaman banget di sana. Di tenda itu diisi Dewi dan Dessy.
Saya sendiri tidur di Big Pangrango #2, dengan alas matras tanpa layer, jadi single layer, alhasil tidak ketutup semua, jadi bisa melihat langit dan orang dari luar bisa lihat ke dalam tenda saya. Tapi nyaman, karena sejuk, jadi malam tidur gak kedinginan, tapi sejuk. Saya tidak pakai sleeping bag hanya bawa bantal dan selimut. Tidur sempet terbangun jam 2 pagi, terus lanjut tidur lagi. Nyaman deh pokonya walau hanya begitu.
Oh ya, kompor yang kita bawa ternyata tidak bisa digunakan, alhasil harus sewa kompor di sana, bayar Rp 40.000,- itu sudah dapat kompor dan 2 tabungnya.
Sempu Sunset Hills atau Sempu Hill Side makin ke sini makin baik saja fasilitasnya. Emang saat ini belum ada colokan listrik langsung dekat tenda, tapi saat ini mereka sudah siapkan.
Kemudian lampu di area camp ground itu ada, sehingga walaupun tenda tanpa lampu atau gak bawa lampu sekalipun masih cukup pencahayannya.
Kemudian lagi kamar mandinya sudah bersih, rutin dibersihkan juga itu dari serangga semut.
Kemudian area camp groundnya sudah banyak diberikan gravel jadi bikin area camp ground jadi bersih, kalau tanah kan bikin kotor tenda, beceq juga kalau ada tumpahan air, terus bikin kotor tenda dan kaki. Kalau pakai gravel lebih bersih walau gak enaknya sakit aja tajam² krikilnya, tapi lebih baik daripada kotor.
Area parkir lebih tertata rapih dibandingkan kedatangan saya sebelum² nya. Kalau ngikutin postingan ngecamp saya, terutama di Bukit Sempu ini pasti bisa dilihat perubahannya.
Disamping mereka sedang renovasi kelistrikan, untuk bangunan pendopo bambu itu sudah dirobohkan dan diganti bangunan permanen dan itu akan dijadikan kantor registrasi, saat ini masih menggunakan tenda 'darurat' gitu.
Kami meninggalkan lokasi camp itu sekitar jam 10:48. Sekitar jam 10an kita sudah mulai beres² dan packing persiapan meninggalkan lokasi.
Itulah catatan jurnal ngecamp saya kali ini, catatan ini akan jadi pengingat momen ngecamp yang saya lakukan. Kira² kapan lagi akan ngecamp? Kita lihat saja nanti ke depan.
Karena standar camp ground saya saat ini ya Sempu Sunset Hills atau Sempu Hills Side, dengan fasilitas terbaik tapi harganya lebih terjangkau, soalnya ada camp ground yang fasilitasnya setara begini tapi mahal jadi gak worth it. Atau yang lain, malah fasilitasnya dibawah ini tapi harganya sama, ditambah gak ada nilai jualnya.
Di camp ground ini nilai jual yang menjadi daya tarik adalah city light, kita bisa melihat kelap-kelip lampu perumahan² dan jalan tol dari bukit. Itu yang mahal sih, yang gak bisa dikasi camp ground lain dengan harga setara.
Sampai jumpa di catatan saya dipostingan lainnya. -cpr
#onedayonepost
#sempusunsethills
#sempuhillsside
#bukitsempu
#campingground
#healing
No comments:
Post a Comment