Sebelum saya memulai post ini, saya berikan informasi dulu: spoiler warning! Post ini tidak diperuntukan untuk wanita ya, karena ini kenakalan laki². Jika ada yang mau melanjutkan baca dan ingin tahu salah¹ kenakalan laki², bisa lanjutkan, jika tidak skip saja ya. Walau post ini gak seronok tapi ini memang kurang pantas sih, karena takut dianggap merendahkan atau bagaimana, walaupun gak ada maksud ke arah sana sama sekali. Jadi skip saja. OK!
Wih², ini jadi postingan 'open aib' nih, ini jadi pertama saya share di blog pribadi saya, diblog yang lain belum pernah saya share, jadi ekslusif di sini.
Kebetulan, saya lagi ada misi, #onedayonepost untuk blog ini. Jadi karena pas saya bingung mau angkat topik apa ya untuk bahan post, saya angkat topik ini, sambil mengingat masa muda ketika hidup di ibukota.
Tekanan hidup kan biasanya bikin stres tuh, karena apa yang diinginkan atau diharapkan gak sesuai dengan kenyataan, itu sebenarnya jadi salah¹ sumber stres.
Nah jadi kali ini saya mau share aib, ya sekaligus pengalaman ketika saya pertama kali healing ke tempat yang salah. Ini jangan ditiru ya, sangat tidak patut dicontoh, karena ini adalah salah¹ bentuk hiburan tidak sehat. Meskipun ini juga membantu perekonomian, tapi dengan cara yang salah. Sekali lagi, don't try this at your live.
Healing ke tempat yang salah, itulah kata kuncinya. Jadi ini terjadi sewaktu saya masih bekerja di Jakarta, di ibukota.
Kebetulan lingkungan kerja saya itu memang full pressure dan full stres, tekanannya ya lumayan lah. Tekanan lebih tinggi lagi pada rekan² saya yang posisinya sebagai marketing, saya kala itu bertugas sebagai marketing support.
Nah namanya anak² marketing itu dikenal 'nakal', obat stres mereka itu macam² dan cenderung ke arah negatif, kalau gak karoke, minum², diskotik, mijit+ / spa+ atau main cewe (prostitusi). Itulah beragam pilihan healing yang negatif yang umum dipilih anak² marketing, walaupun gak semua seperti itu. #beranijujurbaik
Nah ada salah¹ healing negatif itu yang mau saya ceritain. Kebetulan saya waktu itu seperti 'dijerumuskan', ya diajak atau mungkin juga dikenalkan untuk pertama kalinya, dan saya ya mau² aja, soalnya gratis sih 😂, kalau bayar mah ogah kali ya. Duitnya mending buat jajanin pacar healing bareng.
Ilustrasi, prosesi pijat spa/ massages. Gambar diambil dari Google
Jadi ketika siang hari, kalau gak salah menjelang pulang kantor deh. Saya diajak keluar tuh sama marketing atasan saya di cabang. Gak tahu, pokoknya diajak saja keluar, ikut sama dia naik mobil dah itu, katanya mau ambil barang.
Waktu itu saya ingat, mobil kita itu mengarah ke daerah Radio Dalam / H. Nawi, di kawasan ruko² yang masih jejeran dengan PIM. Tiba ke sebuah ruko tiga-empat lantai kalau gak salah.
Saya kira saya ke sana diajak untuk bertemu klien nya, angkat² barang, karena saya sudah terbiasa disuruh bantu² begini. Saya pun gak lihat itu tempat apa, sampai di lobi ada repsisionis nya, ada tulisan "spa". Masih belum ngeh saat itu saya itu tempat apa.
Sampai saya dengar, "mau yang nomor berapa?", pertanyaan yang sama diajukan pada saya. Ya saya plonga-plongo, gak tahu, maksudnya apa. Saya bilang terserah saja lah, ngikut aja.
Disitu saya mulai sedikit analisa dan sadar, kayanya ini tempat spa+ atau pijat+ yang sering anak² marketing ceritakan deh.
Masuklah saya ke tempat ini, melewati lobi repsisionis tadi. Karena ini model ruko yang gak besar, jadi saya melewati lobi dari sisi samping ada jalan masuk.
Setelah masuk, di dalamnya banyak terdapat loker dan ketika di lobi, setelah milih nomor sekalian dapat kunci loker dengan nomor yang dipilih tadi. Saya ingat dapat nomor angka 'belasan dua digit'.
Setelah masuk, saya disuruh melepas baju dan barang bawaan, hape, kunci, dompet dan segala macamnya ditinggal simpan di loker dan ganti pakaian celana boxer dan pakaian model piyama, yang sudah ditata di dalam loker tadi, warna piyamanya itu putih.
Dan hal yang buat saya kaget adalah semua pakaian ditanggalkan ya, bahkan termasuk pakaian dalam juga, jadi kita hanya berbekal celana boxer dan kimono putih selama ada di dalam sana, tidak ada hape dan lain². Jam tangan masih memungkinkan dipakai dan di bawa.
Pada saat ini adalah situasi yang sangat² absurd dalam hidup saya, karena saya harus melepas seluruh pakaian tanpa pakaian dalam hanya menggunakan pakaian yang disediakan, piyama dan celana boxer yang disediakan.
Saya cuma khawatir jika ada yang 'bangun' berbahaya, secara saya ini punya imajinasi yang diluar 'nurul'.
Oleh karena ini sudah kadung dan gak bisa mundur, dan daripada saya nanti dibuly cemen dll., secara saya memang banyak tahu tapi kalau praktik yang negatif begini memang saya hindari, tapi kali ini saya sudah tercebur jadi saya putuskan menguatkan mental guna melanjutkan permainan.
Sambil menguatkan mental, saya langsung melakukan relaksasi diri dan pikiran, energi yang saya punya saya gunakan untuk mengendalikan pikiran imajinasi saya yang diluar 'nurul'.
Kemudian setelah dari lorong loker, lanjut saya diajak ke area spa dan kolam renang air hangat. Jangan bayangkan kolam renang olimpic ya, ini sebenarnya kolam² bebek gitu, hanya untuk sekedar berendam. Nah, kalau istilah orang² Jepang, ini macam yakuzi gitu lah.
Ilustrasi tempat berendamnya, model² begini, ada beberapa kolam. Gambar diambil dari Google
Dan bayangkan, ternyata siang menjelang sore itu, di dalam sana ada banyak lelaki 'hidung belang', dan termasuk saya yang sudah tercebur ke sini, mau gak mau label lelaki hidung belang melekat juga.
Mereka ini rata² sudah bapak², ya ada juga yang muda tapi sedikit, banyaknya seperti eksekutif yang sudah mapan gitu lah. Bahkan yang mengajak saya juga ini sudah berkeluarga dan punya istri dan anak lho. Nah lho, bahaya juga kan nih healing ala laki². #gelengeleng
Lanjut saja lah saya berendam di sini, sekalian merileksasi otak dan tubuh. Jadi di dalam sini ada beberapa kolam, kolam air hangat dan kolam air dingin banget.
Habis berendam nih, saya diajak sama atasan marketing yang ngajak saya ke sini, ke ruang sauna. Nah lucunya nih, pas saya menuju ruang sauna yang ada dua buah room, posisinya berhadap-hadapan, ternyata ada yang memanggil, "woi!"
Kira² beginilah di dalam room saunanya, room terbatas dan di dalamnya kita bisa saja kumpul dengan beberapa laki² hidung belang yang gak kita kenal. Kadang juga bisa saling ngobrol sharing info nomor berapa yang rekomended. Gambar diambil dari Google
Saya terkejut, hmm, siapa gerangan yang kenal saya di tempat seperti ini, bisa hancur reputasi saya. Saat itu dikepala saya hanya itu, takut saja ada yang mengenali saya.
Ternyata oh ternyata, yang manggil saya itu adalah tim marketing (ada beberapa personel) yang saya support, yang juga anak buah si atasan marketing yang ngajak saya ke sini.
Memang sih, atasan sama bawahan di sini sudah sama² tahu dan memang inilah hiburan / healing ala mereka. Nyoba satu spa ke spa lain, apalagi ketika ada spa baru, pasti mereka akan mencobanya.
Akhirnya ya sudah kita kumpul itu dalam bilik sauna, sambil ngobrol dan becanda, saling ngecengin satu dan lainnya. Di dalam ruang sauna itu ya ada beberapa menit, karena gak bisa lama², nanti dehidrasi yang ada karena kepanasan.
Habis dari sauna kita sama² keluar berendam di kolam yakuzi, ada yang air hangat ada yang air dingin, sudah lah kita meriung di sana, sampai akhirnya kita mulai terpisah, dipanggil satu² per nomor.
Satu per satu teman saya dipanggil duluan sampai tiba giliran saya. Nah di sini saya mulai bingung lagi, harus kemana, soalnya saya sudah dilepas sendiri gak ada lagi yang bisa saya tanya². Gak mungkin juga saya nanya ke petugasnya, bisa dianggap orang baru, malu juga nih 😂, masih punya malu juga ternyata.
Jadi saya diajak sama petugasnya naik ke atas, tangga ke atas masuk ke lorong dimana di sana terdapat bilik kecil, memanjang tidak berpintu hanya bertirai. Sampai saya masuk di dalamnya ada sesosok makluk, di dalamnya ada wanita bro #tepokjidat
Wah keki juga harus gimana. Tapi si cewe ini langsung mandu, langsung menyuruh saya tiarap untuk lanjut sesi pijat. Saya disuruh melepas piyama dan celana boxernya. Wah di sini kaget dong, "Wah, dilepas mba? Gak salah tah?"
Kalau jaman sekarang, yang diucapkan, "Gak bahaya ta?"
Si mbaknya bilang, biar enak aja, biar leluasa. Wah malu juga sih, tapi gimana ya, katanya memang begitu di sini. Akhirnya saya ikuti saja aturan mainnya. Waduh, bener² imajinasi saya yang diluar nurul ini tidak bisa dikendalikan.
Padahal ya, si mbaknya ini pakaianya ya gak terlalu sexy, pakaian seragam biasa, memang celana pendek dengan baju seragam agak ketat.
Sedikit saya spil mbaknya, jadi mbaknya ini gak tinggi, badannya juga sedikit gemuk, tapi gak ndut banget, kalau dibilang sekel deh, depan belakang cukup mapan. Dia berambut panjang dan kulit sawo matang, tidak putih dan tidak hitam, gak terlalu sawo juga sih. Agak sulit menerka karena di bilik ini cahayanya gelap² remang.
Akhirnya prosesi pijat dimulai dengan posisi tengkurap. Pijatnya memang seluruh badan, dari kepala hingga kaki all in, bahkan hingga ke kejari-jemari. Enak sih pijatannya, saya rileks sekali. Hanya satu yang gak bisa rileks dan selalu berontak, ya sobat healing tau sendiri apa itu ya 🤫.
Prosesi pijatnya menurut saya ini relatif lama ya, intinya seluruh badan dapat pijatan ya, bahkan sampai diinjak-injak juga ya. Saya ini badannya kurus mau gak mau sok kuat menahan badan si mbaknya ini, lumayan berat, hmm > 50 < 65 kg sepertinya.
Setelah selesai tengkurap, saya disuruh balik badan dan telentang, wah ini bener² ujian dan ya mau gak mau, akhirnya terekspos juga, meskipun ditutupi handuk putih, pas ketika tengkurap ditutup, pas telentang ditutup. Tapi tidak bisa menutupi ada yang 'bangun'.
Sampai akhirnya, finishing dan ini sudah jadi SOP di sini. Apa itu?
Yah, dengan berat hati harus jujur, ya itu klimaks dari segala relaksasi pijat dan inilah yang dianggap sebagai pijat+. Mengakhiri prosesi pijat, maka dilakukanlah HJ. Apa itu HJ?
*HJ = hand jobs, penjelasannya kalian cari tahu sendiri ya.
Setelah selesai, klimaks itu tandanya prosesi selesai. Pas selesai ini ya sekedar ngobrol basa-basi. Si mbaknya ini ternyata sudah menikah dan punya satu anak, suaminya ada tapi gak jelas. Ya gimana gak jelas, istrinya bekerja di sini tapi diperbolehkan. Padahal saya pikir mbaknya ini masih single, tapi ternyata tidak, padahal ya masih sangat muda. Sangat disayangkan sih, alasannya karena cari kerja sulit di Jakarta.
Nah di sinilah biasa pengunjung itu memberikan tips untuk sekedar sebagai ucapan terima kasih, karena meski mereka memang sudah digaji walau gak seberapa, karena kecilnya gajinya, mereka terbantu dari dapat tambahan ya dari kebaikan tamu² itu.
Ya ada rasa bersalah juga sih melakukan ini, kecemplung hiburan tidak sehat begini, tapi kalau gak gini saya gak tahu hiburan² gak sehat di Jakarta, setidaknya saya pernah sekali ke tempat seperti ini.
Setelah selesai pijat, terserah kalau mau berendam lagi atau sauna lagi menunggu teman² yang lain, yang masih prosesi.
Habis selesai semua ada yang berbilas ada yang langsung menuju loker untuk ganti pakaian dan selesai menuju lobi untuk pembayaran. Di sini nanti akan keluar bill nya. Biasanya tambahannya itu kadang di dalam ada yang request minuman dingin atau panas, bayarnya diakumulasi di akhir.
Saya lupa itu habis berapa, karena saya dibayari. Setiap spa itu punya tarifnya masing² dan beda², tergantung SOP dan kelasnya, menengah atau yang high class.
Jadi selama di sini (tempat spa) saya jadi memahami, apa itu pijat+ dan pijat++. Ini menurut saya ya, kalau ada beda pemahaman ya dipahami masing² gak perlu diperdebatkan.
Jadi kalau aktivitas di spa khusus pria itu secara umum hampir sama, dan selalu mendapatkan stigma (-), karena ya memang seperti itu adanya, karena mau gak mau arahnya ke sana, karena healing yang dicari laki² pada umumnya ya seperti itu, apalagi laki² hidung belang yang ingin mencoba hal baru terus, gak ada puasnya, bahkan ada yang langganan.
Pijat+ itu paling mentok ya habis prosesi pijat, finishingnya itu hanya sebatas di HJ. Hanya itu, tapi biasanya di dalam itu kalau si laki² ini bisa ngerayu, ganteng maka bisa lebih misalnya menjamah. Jika ingin lebih itu akan ada charge tambahan, biasanya ini diam² bahkan pengelola seperti tutup mata. Jika ingin lebih dari SOP normal, gak cuma HJ, tapi ada BJ. Jika ingin lebih lagi, itu baru masuk pijat++. Nambah lagi ini maksudnya apa, itu adalah FJ. Semuanya dilakukan di tempat yang sama. Malah ada bilik khusus yang jika memilih paket++ tujuannya, di dalamnya ada kamar mandi kecil, untuk bersih² setelah FJ. Tanda plus nya nambah jadi 2. Itu menurut saya berdasarkan analisa dan informasi yang saya peroleh.
Setiap spa ini punya SOP yang berbeda-beda namun secara umum arahnya hampir sama. Mau dibalut dengan hal sepositif apa pun, ketika model aktivitasnya seperti ini arahnya pasti ke hal (-), itu menurut saya ya.
*BJ = blow jobs, penjelasannya kalian cari tahu sendiri ya.
*FJ = fuck jobs, penjelasannya kalian cari tahu sendiri ya.
Begitulah kira² pengalaman pertama saya healing yang salah, sekali lagi ini bukan untuk ditiru ya. Apa yang saya alami ini terjadi pada kisaran tahun 2013/2014. Jadi bisa saja ada prosedur yang berbeda saat ini, apalagi ketika marak razia dari pol.pp terhadap hiburan² yang ke arah prostitusi.
Sekali lagi, ini bukan untuk ditiru, saya sekedar sharing saja, kebetulan blog ini bahas soal seputar traveling, healing, refresing dan happy. Memang aktivitas ini semua item yang saya sebut ada di dalamnya, hanya saja ini cara yang (-) dan jangan ditiru.
Pada kisaran tahun² itu, di Jakarta banyak sekali tempat spa baru dibuka, mereka menyasar ruko² 3-4 lantai di berbagai tempat, banyak sekali menjamur dan jadi langganan para pria hidung belang.
Mereka berwisata ke tempat spa satu dan yang lain untuk mencoba sensasinya. Setiap kali saya pergi ke tempat tertentu di wilayah Jakarta saya dapat dengan mudah mengidentifikasi tempat spa semacam ini, dari yang grade menengah hingga yang high class.
Tak hanya laki² hidung belangnya yang pindah satu tempat spa ke tempat spa lainnya, tapi terapistnya itu juga pindah², mereka mencoba peruntungan ke tempat spa baru yang memberikan income dan fasilitas lebih baik.
Bahkan review tempat spa ini pun beredar di forum khusus dewasa yang hanya bisa diakses terbatas, dan dari situlah laki² hidung belang dapat referensi, nomor berapa sih yang jadi rekomendasi.
Kira² begitulah sharing yang bisa saya bagikan, cara healing yang salah. #beranijujurbaik
Apakah ada sobat healing yang pernah melakukan healing yang salah? Entah apa yang salah itu bisa disharing, tapi kalau #beranijujurbaik, jika gak ya gak apa², karena gak semua orang berani mengungkap pengalaman yang nyeleneh seperti ini.
Harapannya tidak untuk menginspirasi ya. Share ini memang gak dibuat untuk pembaca wanita, jadi memang sejak awal sudah saya kasi spoiler untuk wanita harap skip saja. Tapi jika ingin tahu bagaimana kenakalan laki² dengan hiburan tidak sehatnya, bisa dibaca.
Karena tidak hanya di ibukota, kota² kecil penyangga ibukota kala itu juga mulai menjamur tempat spa seperti ini. Mungkin, jaman sebelumnya² juga sudah ada tapi dengan SOP berbeda, mungkin. Yang saya bagikan hanya ketika saat dijaman itu saja pas saya ngalami sendiri untuk pertama kalinya.
Sekian dulu ya Sharin aibnya sampai jumpa disharing soal traveling, healing, refreshing and happy lainnya. -THN
#onedayonepost
#beranijujurbaik
#firstimpresion
No comments:
Post a Comment