Hufh, pagi ini jadi pagi yang menyebalkan, ya entah karena hari ini Senin sepertinya. Senin selalu jadi hari pertama bekerja disetiap minggunya.
Jadi tiap kali Senin selalu punya pressure berbeda. Padahal, jika hari bekerja dimulai dihari lain misalnya, Selasa atau Rabu, pressure nya berbeda jika hari bekerja dimulai dihari Senin.
Hari Minggu kemarin, saya bangun pagi seperti ketika layaknya mau bekerja, mandi pagi dan sudah rapih dengan baju yang siap untuk pergi keluar. Tapi ya entah pagi itu jauh lebih dilakukan dengan semangat dan menyenangkan, walaupun sama² bangun pagi juga.
Keluar rumah, menghirup udara pagi dan cahaya pagi hari lebih menyenangkan, padahal matahari dan udara yang sama dihirup dihari berikutnya, tapi tekanannya berbeda, aromanya tak menyenangkan dihari Senin ini.
Ilustrasi, gambar diambil dari Google
Blog ini selalu jadi sarana meluapkan apa yang saya rasakan saat over pressure. Hari ini jadi hari yang menyebalkan sih, karena apa, selalu saya gak bisa bekerja sesuai jadwal yang saya buat, jadi serabutan saja.
Karena tiap kali ada yang mengacaukan ritme, semuanya jadi berantakan, kacau di kepala.
Ternyata begini, dari sejak memasuki dunia kerja, dimulai dari bawah, mengenal sosok atasan dalam rupa karakter yang serupa, dimana pun berada, saya kerap kali menemukan atasan yang sama.
"Sama" yang seperti apa?
Saya sulit menjelaskannya secara detail, tapi saya bisa merasakannya.
Supaya lebih mudahnya, atasan yang "sama" ini seperti dengan apa yang dibagikan oleh kata² motivator, bagaimana menjadi pimpinan yang baik, secara umum pola atasan ya seperti itu.
Jarang dan bahkan tidak pernah menemukan atasan yang antimainstream, atasan yang melawan arus dari kebanyakan kata² motivator yang ada, kata² motivator yang mengajarkan leadership secara umum.
Saya tekankan lagi, soal leadership ini bukan hanya soal pemimpin dalam bagian² suatu perusahaan bahkan sampai tingkat owner pemilik perusahaan, rata² dan semuanya "sama".
Sejak saat itulah, saya belajar dan berkata dalam hati ketika saya punya kesempatan memimpin, walaupun hanya kelas paling rendah sekalipun, saya tidak mau menjadi "sama" dengan mereka.
Resikonya pasti ada! Yaitu dinyatakan gagal dan tidak becus, dianggap tidak berhasil menjadi atasan atau tidak bisa memimpin. Itu pasti, dan saya sudah merasakannya langsung dan masih tetap bertahan dengan itu semua.
Sering sekali saya menuliskan kegelisahan saya pada sosok pimpinan atau atasan yang mainstream ini, dan itu memang yang membuat tidak nyaman mengikuti cara mereka memimpin, baik di organisasi kecil hingga suatu perusahaan.
Disadari karena saya hanya bagian kecil dari kelompok besar itu dan saya bukan siapa². Memang kuncinya cuma satu ya, "buatlah sendiri kelompok mu dengan cara pikir mu".
Sering sekali saya meluapkan apa yang ada dalam pikiran yang temanya atasan atau pimpinan, bahkan owner. Beberapa tautannya saya share dipost kali ini. Sebuah catatan kegelisahan dan sebenarnya ada rasa ingin leave.
Baca juga: Ingin Nge-Leave Rasanya!
Baca juga: Apakah Semua Pimpinan Berstandar Ganda?
Baca juga: Memaksa, Hak atau Kewajiban atau Tahu Diri
Tapi ketika melihat kondisi keuangan yang masih belum sanggup, akhirnya lagi² hanya bisa bertahan saja untuk saat ini, dengan Nyambi lihat segala macam peluang yang memungkinkan.
Selalu yang ingat pada post saya beberapa waktu lalu, ketika lingkungan dimana kamu berada saat ini gak bisa lagi akomodir cara kamu berpikir dan bertindak maka buatlah perusahaan mu sendiri.
Baca juga: Buatlah Perusahaanmu Sendiri!
Ya jadi pimpinan seperti gambaran yang saya Maui itu seperti apa. Untuk saat ini, saya hanya bisa berbuat yang terbaik untuk personel dibawah saya, bahwa masih ada atasan yang berbeda dari yang mainstream, walaupun atasannya ini belum bisa membawa sesuatu "keberhasilan" tertentu yang bisa dibanggakan. Tapi satu hal, setidaknya mereka merasakan atasan yang berbeda. Itu bisa mereka kenang, karena diluar sana yang mereka temukan pasti ya atasan mainstream.
Tidak jauh berbeda dengan hari Senin, hari Selasa pun ya suasananya sama, ingin teriak, ngamuk, reog. Hmm, tapi dipikir-pikir itu bukan cara saya.
Saya saja gak suka dengan tipe orang yang ketika ditekan malah dia ngereog. Siapa? Ya adalah orang² sekitar saya pun tahu siapa dia. Itu masih belum jadi atasan, lalu bagaimana kalau jadi atasan, ya pastinya atasan dengan tipe mainstream akan tercipta dari personel² macam begitu.
Ketika saya dapat pressure, pressure yang saya terima akan saya rubah dengan hal lain, saya akan lepas pressure itu perlahan, saya akan beberkan semua, preteli satu². Yang pertama adalah melihat, ada apa dibalik itu semua, siapa yang memberi pressure di atasnya, itu yang perlu dilihat, lalu ada isu apa sih sampai bisa ngereog seperti itu. Itulah yang saya coba preteli dan saya bagikan ke tim saya, jadi sebuah cerita, bukan lagi dalam bentuk pressure.
Tujuannya membuat mereka berpikir, bagaimana mensiasati pressure itu, kalau istilah saya itu ngakali. Kalau ada orang tantrum, saya gak akan ngikuti maunya si orang tantrum ini, tapi ngakali dan analisa masalahnya dimana, intinya ngakali supaya si orang ini gak tantrum dulu.
Karena jujur saja, tipe atasan yang ngereog, tantrum itu buat saya gak solutif, brisik! Ya sama sih, seperti rekan kerja ada yang model seperti ini, mudah tantrum ketika dapat pressure, yang ada efeknya si rekan kerja ini ikut²an juga, akhirnya merusak mood kerja orang² sekitar. Buat saya si sampah!
Ya bisa saja atasan kita menganggap kita sampah, karena gak bisa kerja. Ya itu hak dia juga si. Posisinya memang kita gak bisa melawan juga.
Karena liciknya atasan itu, ketika dia itu salah atau kepentok, ujung² nya cuma bisa diam, menganggap seolah-olah gak terjadi atau dimaklumi dan ya sudah. Tapi ketika sebaliknya, ceritanya jadi lain.
Coretan catatan hari² ini memang banyak sih, saya gak bisa lampiaskan kemana-mana, cuma ya saya catat saja di sini, karena akan jadi histori kelak.
Kembali mengingatkan, ketika kamu gak bisa merubah dunia, maka buatlah dunia mu sendiri sesuai keinginan mu. Itu sih kata² hari ini. Jadi gak usah pedulikan orang lain mengikuti apa yang kamu mau, tapi buatlah dunia mu sendiri dan abaikan orang² itu yang hanya bisa membuat pusing kepala mu. Hidup harus dinikmati.
Tapi selama kamu belum bisa lakukan itu, terima semuanya dalam hati, redam semua pressure, seperti layaknya "penangkal petir", yang meredam tegangan petir yang besar diredam ke tanah, sehingga tidak membahayakan orang lain.
Maka, jadilah penangkal petir yang baik dalam bekerja, walaupun jasa mu gak akan diingat atau dilihat.
Ayolah, kapan liburan lagi, kapan ngecamp lagi, cukupkan dirimu menyerap segala elemen negatif dari dunia kerja mu, saatnya membersihkan diri dengan kembali ke alam.
Ditunggu postingan liburan atau healing atau ngecamp selanjutnya deh, update ngecamp terbaru lagi, biar blognya jangan diisi beginian terus. Masa iya, blog healing isinya cerita toksik dari atasan mainstream.
Semoga dalam waktu dekat bisa ngecamp lagi. -THN
#onedayonepost
#coratcoret
#wish&dream
#opini
No comments:
Post a Comment