Sunday, March 31, 2024

Agnostik, Akankah Bisa Kembali?

Saat ini memang banyak orang² muda yang dia tidak atheis, dia percaya pada Tuhan itu ada, tapi dia mengalami kegamangan. Dia meyakini apa yang dia yakini, tapi tidak betul² menjalankannya, tapi ketika diajak memeluk keyakinan lain tidak berminat.

Istilah itu kadang dikenal dengan sebutan agnostik. Dia bukan atheis, tapi tidak menjalani keyakinan yang dia anut saat ini.

Siapa sih yang bisa mengalami situasi dia berada pada situasi agnostik? Jawabnya ya siapa saja yang beragama, terutama bagi mereka yang mengalami masalah² yang gak terjawab atau ada sesuatu yang membuatnya 'trauma', momen² yang dia jalani selama ini, mengalahkan keyakinannya pada yang diimani.

Gambar diambil dari Google

Kita balik lagi deh, apa itu agnostik?

Agnostik atau Agnostisisme merupakan suatu pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan atau hal-hal supranatural adalah suatu yang tidak diketahui atau tidak dapat diketahui.

Pemahaman lainnya, diartikan pandangan bahwa "alasan yang dimiliki manusia tidak mampu memberikan dasar rasional yang cukup untuk membenarkan keyakinan bahwa Tuhan itu ada atau keyakinan bahwa Tuhan itu tidak ada."

Agnostisisme, pada kenyataannya, bukanlah sebuah keyakinan, tetapi sebuah metode.

Agnostic (dari bahasa Yunani Kuno ἀ- (a-), berarti "tanpa", dan γνῶσις (gnōsis), berarti "pengetahuan") digunakan oleh Thomas Henry Huxley dalam pidatonya pada pertemuan Metaphysical Society pada tahun 1869 untuk menggambarkan filosofinya, yang menolak semua klaim pengetahuan spiritual atau mistis.


Agak beda dengan pemahaman sebenarnya yang dibahas di atas, dengan pemahaman sehari-hari ya. Cuma intinya sih, mereka yang gak menjalani keyakinannya secara baik dan benar entah karena suatu hal tertentu, berlindung dibalik istilah yang bernama 'agnostik'.

Mereka tidak mau disamakan dengan atheisme yang jelas² murni menentang keyakinan bahwa Tuhan itu ada. Karena memang pada dasarnya mereka masih punya keyakinan asal yang sebelumnya diyakini.

Menang penganut atheis juga dulunya punya keyakinan yang dianut, bisa hanya satu atau bahkan mencoba semuanya sampai dia tidak menemukan apa arti Keesaan Tuhan itu sendiri.

Apakah saya ada di posisi yang dibahas tadi di atas?

Hmm, bisa saja terjadi demikian. Tapi saya masih meyakini betul apa yang saya yakini adalah jalan yang benar dan terbaik. Entah keyakinan lain mengakui dalilnya bahwa keyakinan mereka turun kedebluk dari langit, tapi saya lebih meyakini Dia yang turun langsung dalam rupa manusia, yang mau serupa dan sengsara.

Namun pada situasi ini, saya lebih memahami bahwa situasi yang cocok adalah "domba yang hilang", itulah yang sepertinya yang lebih cocok menggambarkan yang terjadi saat ini.

Semoga hilangnya tidak terlalu jauh, supaya masih bisa dicari dan kembali ke jalan yang benar. THN

#onedayonepost
#postingpribadi
#umum

No comments:

Post a Comment