Sunday, July 27, 2025

Jalan-jalan Jajan Trip Pacet Mojokerto

July 27, 2025 0 Comments
Awal pekan ini, saya melanjutkan jurnal di blog traveling, sebelumnya saya ada tiga trip dibulan ini, nah ini mengakhiri bulan Juli, diawal pekan saya dan pasangan saya (Dewi), ditemani adiknya Dessy kembali ngetrip. Kali ini jalan-jalan jajan ke daerah Pacet, Mojokerto. 

Misi awal kita sebenarnya sekalian mampir ke salah¹ jemaat gereja yang sakit, teman satu pelayanan dari Dessy (multimedia) dan Dewi (stimulasi) juga. 

Suasana hijau ala² suasana Pacet, Mojokerto

Karena rumahnya di daerah Pacet, jadi sekalian saja kita jalan-jalan jajan di daerah sini. Datsun juga ini pertama kalinya melintas jalur ini. Paling sering ya mentok ke Cafe Black Dew, saya juga pernah posting di blog gaksukalapar.id kalau tidak salah. 


Kita berangkat langsung sepulang gereja, ibadah selesai jam 09:56 kami langsung meluncur ke arah Tretes, Trawas lanjut Pacet. 

Perjalanan siang ini relatif lancar, ada juga kendaraan lain yang menuju ke arah sana, tapi masih wajar dan normal sekali, tidak macet atau sampai tersendat. Bahkan biasanya sering terjadi hambatan di daerah Jurang Ampel (tanjakan tajam plus tikungan) kan sering tertahan antri tanjakan, kali ini bisa dilalui mengalir tanpa tersendat. 

Kami tiba di tujuan pertama itu sekitar jam 10:56, perjalanan kami sejam menuju tempat pertama ini, di rumah Siska. Di sini kita ngobrol dulu sebentar, sampai jam 11:09. Setelah itu kita lanjut jalan-jalan jajan deh. 


Dewi lagi kepengen nasi jagung katanya, dapat rekomendasi di daerah Pacet sini, pilihan pertama itu Warung Tegal Watu. Eh tapi pas sudah ketemu tempatnya, ramai cuy, kata tukang parkirnya gak ada tempat di dalam, di luar parkir mobil di pinggir jalan padat pararel mobil² plat luar daerah seperti L, W, AE, S, N. 


Jadi warung yang kami tuju ini posisinya dekat dengan kali gitu, sungai 'dalam', saya sebut 'dalam' karena agak menjorok ke bawah kalau mau bersentuhan langsung dengan air sungainya. 

Alhasil kita harus cari rekomendasi kedua, dikasi tahu katanya itu Warung Pawon Pesdowo, akhirnya ya kita berhenti dan memilih tempat ini. Lihat menu nya ternyata ada juga jual nasi jagung. 


Jadi di sepanjang jalan Dusun Sembong, Pacet ini banyak warung² tradisional yang jual makanan² tradisional berjejer, walau tidak rapat bejejer, tapi jarak sekian meter ya ada warung. View yang ditawarkan ya sawah, bukit hijau dan sungai jika yang bersinggungan dengan tepi sungai. 


Di sini kita makan siang dulu deh, warung yang murah meriah lah, makan siang bertiga di sini kami hanya habis Rp 65.000,- saja lho, menunya seperti apa kamu bisa baca di postingan blog saya yang tautannya ada di atas tadi. 

Kita di warung ini dari jam 11:19 sampai jam 12:35, total 1 jam 16 menit lah, ya lumayan menikmati siang yang sejuk di sini, soalnya kebetulan matahari di sini lagi gak terik. Untuk hawanya sendiri sih biasa aja, gak sejuk juga, gak ada dingin² nya kalau menurut saya. 
Ini arah balik ke Trawas, Prigen, Pandaan. #dokpri

Ini arah ke Bundaran Pacet, mentok kiri ke arah Batu, kanan ke arah Mojokerto, Mojosari, Surabaya. #dokpri

Ini pas parkir di pujasera Pacet, pas kebetulan gak ada tukang parkir, bebas dan free. Pas lagi gak ramai jadi parkirnya gampang. #dokpri


Itu simpangan yang arah Mojosari, Mojokerto, Jombang, Surabaya. #dokpri

Habis dari sini kita lanjut lagi ke arah bundaran Pacet, soalnya sudah sampai sini masa iya gak ke 'icon' bundaran Pacet ini, di sini juga banyak spot kuliner. Kebetulan Dewi kepengen yang berkuah-kuah. Jadi kita mampir ke kedai bakso. Kedai Bakso Bola Tenis Abah No, Pujasera Pacet. 


Kedai bakso yang di pujasera, Pacet. #dokpri

Kita makan di sana sebentar terus mampir ke tukang sayur pas deket tikungan bunderan, lurus arah simpangan ke arah Cangar, Batu, arah kanannya ke Mojokerto, Jombang dan sekitarnya. 

Selesai di sana kita meluncur kembali ke Pandaan via jalur yang sama kita berangkat tadi. Sekitar 13:05 kita sudah cabut meninggalkan Bundaran Pacet, go to Pandaan, dan tiba di Green View setelah 1 jam 8 menit, lebih lambat dari berangkat, maklum pas pulang ini ketahan mobil baru yang jalannya lelet sekali. 

Habis itu saya lanjut pulang ke rumah. Nganter Dewi dan Dessy pulang, kita beristirahat masing². Saya balik ke kontrakan untuk makan dan tidur siang, sepertinya ngantuk berat saya ini. 

Sore harinya, ternyata trip jalan-jalan jajan lanjut lagi. Kebetulan ada sahabat kecil Dewi dari Tumpang datang bersama suaminya, yaitu mba Ester dan Koko. Kapan lalu kita bertemu mereka ketika di Tumpang. 


Berhubung mereka di sini, Dewi mau ngajak jalan-jalan jajan ke Hutan Cempaka di Prigen, tempat langganan kalau saya dan Dewi kencan malam minggu. 

Tapi kali ini vibes nya kita jalan malam, jadi jam 19:29 kita baru start ke arah Hutan Cempaka. Ini paling malam sih kita pergi ke Hutan Cempaka. Kalau lihat schedule open di Google, khusus Sabtu - Minggu open until 22:00, jadi masih bisalah kita kongkow di sana. Perjalanan habiskan waktu 36 menit saja, jalanan lancar jaya. 

Kongkow di sini sampai jam 21:32, total 1 jam 27 menit dari jam 20:05. Sampai itu karyawan di sana pulang semua, Cafe Jaya Lestari itu juga sampai tutup, ini yang terakhir tutup. Cafe rumah pawonnya itu justru tutup lebih awal, sampe piring² di meja yang di atas itu gak sempet diberesin. 

Udara malam ini relatif dingin sih, sejuk habis hujan soalnya, tadi selepas magrib itu hujan deres di daerah Prigen sampai Jonggan, malah di Green View gak hujan, hanya gerimisan saja. Mungkin karena habis hujan itu udaranya jadi dingin sejuk gitu, enak banget sih vibes malam ini. 

Di area camp ground sepi sekali karena emang Minggu begini gak bakal ada yang camp, apalagi besok masuk kerja (bukan hari libur). 

Akhirnya aktivitas jalan-jalan jajan hari ini berakhir, jam 22:23 Dewi dan Dessy sudah di rumahnya dan saya kembali ke rumah saya untuk beristirahat, besok harus kembali bekerja lagi. 

Begitulah kira² jurnal jalan-jalan jajan saya, Dewi dan Dessy di awal pekan di akhir Juli ini, meski tanggal tua kita masih bisa jalan-jalan jajan, ya meski dengan budget ya serba ngepres. Jurnal yang bisa jadi nostalgia diwaktu yang akan datang. Sayang memang minim dokumentasi yang saya taruh di sini, maklum kamera smartphone saya rusak jadi minim dokumentasi. 

Resume perjalanan:
Total kilometer aktivitas jalan-jalan jajan hari ini PP, start Green View back to Green View lagi 68,8 kilometer. Ini hanya dihitung kita jalan-jalan saja, gak menghitung saya pulang, jadi hanya perjalanan ke tempat jalan-jalan jajannya saja.

Sampai jumpa di jurnal saya yang lainnya. See you next trip. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#jalanjalanjajan
#firstimpression
#pacetmojokerto
#awalpekan

Saturday, July 26, 2025

Rekor Pribadi OR Office Saturday Sport #1

July 26, 2025 0 Comments
Sabtu pagi agenda rutin adalah "Saturday sport", jadi biasanya aktivitasnya senam, tapi sejak fasilitas olahraga tersedia, kini agendanya adalah olahraga outdoor, seperti yang sudah diceritakan pada jurnal harian saya beberapa waktu yang lalu. 


Sebelum aktivitas olahraga lapangan, semua karyawan pemanasan dengan walking arround pabrik. Distandard minimal adalah 5x putaran, dengan jarak sekali putar 520 meter. 

Saya sendiri urusan jalan kaki masih okelah, saya bisa lah jadi yang didepan, karena spesifikasi kaki yang panjang, sehingga langkah saya lebih panjang, jadi ya tinggal mempercepat langkah speed tempuh saya bisa lebih cepat dari yang lain. 


Jadi selama walking activity hari ini saya berhasil overlaping beberapa teman sampai ada yang 3x overlap, bahkan untuk rombongan terdepan, apalagi yang paling belakang. 

Setelah ditotal dan berdasarkan record dari aplikasi Relive yang mendadak saya instal dihandphone. Langsung saya coba dan dari sana saya dapat hitungan valid statistik yang bisa jadi patokan record pribadi. 

Rekor saya hari ini adalah 9x putaran, waktu tempuhnya 49 menit, jarak tempuh 5,2 km dengan elevasi di jalur yang saya tempuh adalah 155 meter, tinggi maksimal di 216 meter. Sebenarnya kalau dihitung total jarak adalah 5200 meter, jika dibagi satu putaran, 520 meter, berarti saya melakukan 10x.


Ini akan jadi rekor saya kedepan yang saya catat di jalur ini, "Etape Quantum" on 10x 520 meter / 49 menit 46 detik,  average speed 6,3 km/jam,  max speed 20 km/jam.


Itu dia jurnal olahraga hari ini, tidak ada catatan kalori yang terekam kali ini. Untuk pedometer ini saya kurang memantau, tapi aktivitas hari ini dari pagi saya berangkat dari rumah sampai selesai OR sekitar 8700an.


Segitu saja catatan jurnal OR "Etape Quantum" kali ini dimana record pribadi saya akan jadi patokan untuk aktivitas OR selanjutnya di Quantum ini. Sehat itu dimulai dari diri sendiri, bukan orang lain, olahraga itu dari hati, bukan paksaan. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#exercise
#umum
#saturdaywalking

Monday, July 21, 2025

Trip Singkat Pandaan - Tumpang PP

July 21, 2025 0 Comments
Berturut-turut sejak Jumat yang lalu, trip PP (baca: pulang pergi) saya lakukan dengan tujuan atau misi yang beragam. Begitu juga yang terjadi pada malam ini. 



Jadi dihari Senin ini sepulang kerja, ada trip lagi. Kali ini tujuannya adalah Tumpang, Kabupaten Malang. Sebenarnya trip ini bisa dikatakan 'ringan' karena memang saya juga sudah sering melintas jalur ini, dulu ketika hobi camping saya sedang hits. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Misi trip kali ini adalah mengantar Mama Nana, calon mama mertua ke rumah anaknya yang lain, yang tinggal di Tumpang, Kab. Malang. 

Tidak ada dokumentasi dalam perjalanan, namun saya hanya menjabarkan berdasarkan kerangka yang saya kembangkan dari linimasa GMaps yang saya miliki. Karena di sana data time line perjalanan bisa direcord dengan pasti. 

Yang ikut dalam perjalanan ini adalah Dewi, Dessy, Mama Nana, Saya dan Vincent (my brother). Tujuan yang dituju adalah kediaman dari Aseh, adik dari Dewi. Di sana ada adiknya juga Franky dan suami dari Aseh. 

Sepulang kerja, tenggo saya langsung pulang, siap², mandi dan langsung menuju Green View. Jam pulang saya lebih awal, yaitu pukul 16:00. Sedangkan Dewi pulang sekitar pukul 17:00. Selisih 1 jam, saya masih bisa bersiap dengan mandi supaya lebih segar, sedangkan Dewi ketika tiba di rumah hanya ganti baju lalu lanjut berangkat. 

Kami berangkat dengan Mira, saya kembali di dipukul sebagai driver utama, dengan sisa bahan bakar perjalanan hari sebelumnya. Start jam 17:45 dari Green View.

Berangkat dengan jalur kombinasi, Pandaan ke Purwodadi via jalur biasa, kemudian baru masuk tol di GT Purwodadi. Alasannya menyesuaikan saldo e-money nya, tinggal 48K saja. Tol berangkat ini kena Rp 20.000,- kuar di GT Pakis. 

Perjalanan di tol relatif lancar sekali, tanpa hambatan berarti. Suasana malam juga cerah, hanya ada kabut² tipis saja. Tiba di tujuan itu sekitar pukul 19:15, di rumah Aseh. 

Sempet tersasar itu karena ada penutupan jalan, dimana jalannya sempit sekali gang masuknya, hanya pas untuk satu mobil saja, ditambah lagi gang nya 'tidak bersih', dalam arti banyak motor diparkir di pinggir gang, kemudian banyak benda² yang mengganggu di sisi kiri kanan gang, yang bagi saya itu sangat mengganggu. 

Penutupan jalan ini karena ada pasar malam, karena tidak paham ada penutupan, akhirnya terjebak di gang dimana ada penutupan itu, alhasil harus putar balik di gang sempit yang juga digunakan sebagai acara pasar malam ini. Waduh, bener² sport jantung, karena saya mengemudikan kendaraan yang bukan milik saya sendiri. Walaupun pada akhirnya saya bisa terbebas dari 'jebakan' ini. 

Padahal tujuan kami ini adalah di perumahan yang ada di bagian belakang gang² sempit ini, di dalamnya sih jalannya lebih layak, dalam arti lebih lebar sedikit. Walau kondisinya tidak rata, alias masih makadam. 

Di rumah Aseh kita makan malam bersama, di rumah ini kami berhenti selama beberapa menit, karena sekitar jam 20:26 kita sudah berangkat lagi ketemu sahabat kecil dari Dewi, yaitu Esther dan suaminya. Jadi kita ketemuan di angkringan langganan mereka. Lokasinya itu tidak jauh dari Wisma Air Mancur, jaraknya hanya 1,7 kilometer saja dari rumah Aseh. Dekat dengan Terminal Tumpang, terminal transit untuk yang mau berwisata ke Bromo. 

Di sini kita ngobrol di angkringan, lalu lanjut ke rumah Esther, di sana bercengkrama sebentar sampai jam 22:03. Total kita itu habiskan waktu di sini sekitar 1 jam 35 menit. 

Sekitar jam 22:03 kita kembali ke Pandaan, start dari rumah Esther. Penumpang yang balik ke Pandaan hanya Dewi, Dessy, saya dan Vincent. Jalur yang kita pilih sama kaya berangkay, kombinasi, masuk dari GT Pakis keluar GT Purwodadi lanjut jalur biasa, bayar Rp 20.000,-. Tiba di Green View sekitar jam 23:09.

Perjalanan di tol ya lancar sekali malah cenderung sepi, walaupun ada beberapa kendaraan pribadi yang karena sepi melaju dengan kencang sekali. Kemudian di jalur non tol juga ya lancar jaya. 

Resume perjalanan:
Berangkat : 48 km / 1 jam 28 menit
Pulang : 50 km / 1 jam 6 menit
Total seluruh perjalanan PP : 99,7 km
Biaya tol PP : Rp 40.000,-
BBM : sisa dari perjalanan sebelumnya (Pandaan - Jember PP) 

Itulah jurnal trip yang saya lakukan malam ini, tapi di perjalanan kali ini saya masih tetap terjaga, alias tidak ngantukan. Baru sampe rumah, bisa rebahan langsung pules tidurnya. 

Sampai jumpa dijurnal perjalanan saya lainnya, entah trip kemana lagi. Mudah-mudahan di trip selanjutnya saya bisa sajikan dokumentasi perjalanannya atau dokumentasi pendukung ya. See you next trip. -cpr

#onedayonepost
#tumpang
#jalanjalan
#jurnal


Sunday, July 20, 2025

Trip On Day, Pandaan - Jember PP

July 20, 2025 0 Comments
Setelah baru semalam trip Pandaan - Probolinggo PP via jalur non tol yang memakan waktu hingga 10 jam, kali ini saya trip lagi ke Jember, juga PP. Berangkat pagi hari, sampai sore hari, kalau digenapin waktunya ya 12 jam perjalanan. 


Trip kali ini saya juga gak punya banyak dokumentasi sama sekali, soalnya seperti yang sudah saya ceritakan diblog di postingan lain hape saya kan bermasalah dikameranya, sehingga untuk dokumentasi hasilnya gak bagus. 

Trip kali ini sebenarnya adalah bagian dari jurnal pribadi saya pada Catatan Pribadi, jadi trip ini adalah bagian dari wisata keluarga dalam rangka persiapan pernikahan, namun karena ini hubungannya sama trip travelling, saya hanya ceritakan sisi perjalanan dan apa saja testimoni perjalan pertama saya touring driving ke Jember. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Tujuannya adalah GKT Jember (Gereja Kristus Tuhan) cabang Jember, Jawa Timur. Jadi tidak kemana-mana lagi, hanya satu tujuan saja. Jadi memang full hanya bisa merekam perjalanan trip dari berangkat hingga pulang.

Resume time line atau lini masa perjalanan memang terekam dalam GMaps dan saya terbantu dengan catatan rekaman tersebut, sehingga tiap menit perjalanan bisa dijelaskan menggunakan kerangka itu. 

Trip kali ini diikuti oleh Dewi, saya, Dessy dan Mama Nana. Kami berempat berangkat menggunakan Mira (Calya). Trip ini juga jadi yang pertama saya mengemudikan Mira dalam perjalanan panjang, estimasi dari GMaps itu jarak tempuhnya 156 km x 2 karena pulang pergi jadi total 312 km. Kita menggunakan tol untuk berangkat dan pulang. 

Kami berangkat start meninggalkan kediaman di GreenView sekitar jam 04:58 langsung ke arah Bangil, masuk GT Bangil. Melaju di tol yang lancar sekali pagi ini, ditemani semburat jingga ketika matahari terbit di ufuk. 

Kecepatan saya pacu di kisaran 100 km/jam saja, plus minus lah, saya pilih maksimal speed yang dianjurkan di tol. Sembari memastikan indikator eco di dasbor tetap menyala, ngejar rekomendasi efisiensi bahan bakar. 

Sekitar jam 05:47 kita berhenti sejenak di Rest Area KM833A, untuk kencing dulu. Udara pagi di sini terasa dingin, angin yang berhembus terasa sekali sejuknya. Di sini ada warung makan dan jajanan, kamar mandi dan toilet, mini market dan SPBU. 

Oh ya, saya mau komentar sedikit, di rest area ini fasilitasnya masih belum murni rest area pada umumumya, yang saya komentari adalah tidak 'ergonomis' dari masuk rest area hingga keluarnya, biasanya rest area dibuat flowing, kalau ini gak, semua dibuat menekuk, mau belok masuk rest area harus dengan tikungan patah, bahkan saat keluar pun begitu, alur flow kendaraan keluar juga gak seperti rest area pada umumnya. 

Di sini hanya sebentar saja, lalu perjalanan kami lanjutkan sejauh 64 km, baru setelah itu kita istirahat sekitar jam 07:19 - 07:52, ini kita makan pagi dulu mengganjal perut supaya gak masuk angin. Berhenti saja di pinggir jalan di depan sebuah counter pulsa. 

Selama perjalanan berangkat kami mendapati dua titik kemacetan, yaitu di pasar pisang dan kelapa. Di sini dua jalur tersendat karena aktivitas pasar ramai dan sedikit memakan badan jalan. Jika mau cari pisang dan kelapa di sini tempatnya, banyak sekali barangnya. 

Dan kemudian tersendat lagi di proyek jembatan di sekitaran Klakah #mungkin, di sana jalur dibuka tutup, untungnya kami dapat antrian di bagian depan jadi antriannya relatif lebih cepat. Sebenarnya GMaps arahkan ke jalan pintas belok kiri sebelum jembatan, tapi kami tidak memilihnya karena itungan nya sama bahkan jangan² lebih lambat, kecuali kita pengendara motor bisa sat-set. Lebih baik menunggu sambil istirahat. 

Dari lokasi itu perjalanan tinggal 29 km lagi untuk tiba di GKT Jember jam 08:22. Tiba di sana ibadah jam pertama masih belum selesai, ibadah jam kedua akan dimulai jam 09:15 dan kita akan ikut yang jam segitu. Sambil menunggu waktunya, saya bersiap dan yang lain juga bersiap-siap, ganti pakaian dan pakai sepatu. 

Jadi selama di Jember beberapa jam kami hanya stay di sini, titik GMaps pun tidak bergeser jauh. Hanya di kompleks GKT Jember, melintas beberapa meter di belakang gereja di sana ada pastores GKT Jember, di sana rumah Pdt. Joni tinggal bersama keluarganya. 

Ibadah GKT jam 09:15 lalu setelah ibadah kami ngobrol² di rumah sampai jam 13:45 kami meninggalkan GKT Jember perjalanan kembali ke Pandaan. 

Sempet berhenti sebentar di tengah perjalanan itu di sebuah SPBU entah di daerah mana, sebelumnya Klakah, yang ada perbaikan jembatan, jalur sistem buka tutup. Pada kesempatan pulang ini kami pun dapat antrian agak ke depan jadi antrinya tidak terlalu lama, serupa seperti yang waktu berangkat. 

Lanjut lagi perjalanan di Rest Area KM833B tol kami berhenti lagi istirahat, jajan di minimarket dan ke toilet.  Ini rest area seberang dari rest area yang saya ceritakan pada keberangkatan, sama² tidak flowing, rest area yang agak aneh sih bagi saya. Kami istirahat di sini lumayan lama, ya ada sih 44 menitan lah. 

Perjalanan kami lanjutkan dan tiba di Green View B18 jam 17:29 dengan selamat tanpa ada kekurangan sesuatu apapun, Puji Tuhan Haleluya 😇. 

Untuk biaya tol itu @ Rp 77.500,- sekali jalan, kalau dua kali berarti totalnya habis Rp 155.000,-. Untuk bahan bakar itu sebelum berangkat isi Rp 250.000,- Pertalite. 

Total kilometer tempuhnya 319,7 kilometer, rincian berangkat itu 172 km dan pulang 148 km, total digenepin ya 320 kilometer. Jika dibandingkan (realisasi/rata-rata) dengan rata² jarak tempuh by GMaps, itu lebih singkat jarak saat pulang, 148/156. Sedangkan berangkat 172/156.

Itulah dia jurnal one day trip kali ini. Selama perjalanan saya tak merasakan lelah sama sekali, wajar karena ada mood booster di samping saat mengemudi. 

Untuk testimoni jalan tol si gak ada, aman, kualitas jalan ya standar, so so masih okelah. Hanya memang karena traffic tol di jalur ini gak ramai jadi wajar penyediaan fasilitas di jalur tol ini seadanya saja, yang penting kebutuhan standar terpenuhi. Hanya disayangkan, ini kan jalur tol yang digunakan untuk wisata menuju Bromo via Probolinggo, seharusnya sih rest area ini juga bisa jadi sub pariwisata juga, jadi bisa diberikan fasilitas yang lebih nyaman. 

Testimoni untuk jalan nasional secara umum sih lancar, teraspal baik hanya tidak rata seperti orang jerawatan, gronjalan terasa ke dalam kabin mobil kelas LCGC, kurang halus sih. Terus jalurnya gak simetris kiri kanan, jadi menyulitkan overtake apabila ada truk lambat mengganggu kelancaran lalu lintas. Akhirnya banyak kendaraan yang over laping garis tengah saat menyalip dan ini membahayakan. 

Pas kemarin trip saya sih merasa beruntung, pas berangkat arah Jember lancar, secara waktu tempuh waktu berangkat waktu tempuhnya 3 jam 24 menit. Ini kita ada istirahat makan kurang lebih 33 menitan lah ya. 

Sewaktu pulang, saat meninggalkan Jember, arus kendaraan yang masuk Jember relatif padat dan ini suatu keberuntungan, sedangkan arah keluar Jember itu lancar jaya, walaupun gak menutup kemungkinan waktu tempuh lebih cepat. Saat pulang waktu tempuhnya 3 jam 44 menitan. Ini as istirahat kurang lebih 44 menit. 

Kesimpulannya:
Berangkat : 172 km / 3 jam 24 menit / istrahat 33 menit
Pulang : 148 km / 3 jam 44 menit / istirahat 44 menit
Bahan bakar isi Rp 250.000,-
Tol isi Rp Rp 155.000,-
First impression : drive Mira, ke GKT Jember, kenal Om Joni dan Tante Mega, dan jalan ke Jember. 

Segitu saja catatan jurnal perjalanan one day trip Pandaan - Jember PP. Kira² kita akan mau touring jalan² kemana lagi? Kita tunggu di jurnal perjalanan saya lainnya. -cpr

#onedayonepost
#jalanjalan
#jember
#gktjember
#jurnal
#firstimpression

Thursday, July 17, 2025

Trip Singkat Pandaan - Gending PP

July 17, 2025 0 Comments
Terakhir saya lakukan perjalanan antar kota itu sewaktu saya gabut pengen mancing, walaupun akhirnya gak bisa mancing sepenuhnya, saya pergi ke Probolinggo. Perjalanan itu pernah saya catat juga di blog ini. 


Tahun 2025 ini eh saya touring lagi, tapi kali ini tidak gabut, tapi karena ada tujuannya, yaitu ambil tas koper adik saya yang dititipkan di temannya di daerah Gending, Probolinggo. 

Tidak banyak dokumentasi yang saya ambil pada perjalanan kali ini, karena hape saya juga kameranya rusak, jadi yang saya rekam di sini hanya jurnal perjalanannya saja. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Time line perjalanan saya dibantu dari linimasa GMaps yang selalu merekam aktivitas perjalanan saya, selama GPS saya aktifkan. 

Jadi perjalanan ini bener² drama, tapi drama santai tanpa emosi, jadi ya dinikmati saja, easy and go. Jadi pas berangkat saya sudah siapkan tas, uang juga. Eh ternyata tas dan uangnya malah lupa taro mana, bahkan sampai tiba kembali uang ini gak tahu disimpan dimana. 

Yang parah sih tas, dimana di tas ini saya simpan all card (ATM, e-money etol, KTP, SIM), ada juga saya simpan kabel charger. Eh dalah tasnya lupa ketinggalan di rumah. Jadi mau ambil uang gak bisa, mau isi etol juga gak bisa. 

Beruntungnya adik saya masih bawa tasnya dan ATM, sehingga saya pinjam dulu 200K, untuk beli bensin dan pegangan perjalanan, buat beli makan di jalan. 

Start perjalanan dimulai jam 18:07, dari Perumahan GreenView. Ya sebelumnya jemput antar Dewi dari kerjaan pulang ke rumahnya, baru setelah itu berangkat. 

Perhentian pertama adalah SPBU pada 19:11, kalau gak salah sudah masuk Kota Pasuruan, SPBU SH 54.671.45, sekalian juga isi angin nitrogen karena sudah kempes, supaya perjalanan lebih laju dan irit bahan bakar. Saya hanya isi BBM 100K saja, karena ditengki juga masih ada, Cukuplah perjalanan ini, estimasinya kurang lebih 89 km sekali jalan, kalau x2 menjadi 178 km, jika dibagi dengan efisiensi BBM SiDat itu 1:13 maka butuh 13,6L dikalikan 10K /liter harusnya aman itu diisi 136K. Dengan budget 100K berarti kilometer yang diperoleh 10L x 13 km, hanya 130 km, ada kekurangan 48 km menggunakan BBM sisa ditengki sebelumnya. 

Perjalanan tiba ditujuan sekitar pukul 21:15, Pasar Semampir Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Di sini itu sekitar beberapa menit, adik saya ke rumah temannya ambil barangnya (koper), saya menunggu di mobil. Sekitar jam 21:29 kami bertolak kembali pulang meninggalkan Kraksaan. 

Kami berhenti di sebuah warung pecek lele pinggir jalan, makan malam, karena perut sudah lapar sejak tadi. Kami istirahat makan itu dari jam 21:45 - 22:10 di daerah Sidogiri Klaseman, sebelumnya pabrik Sasa Inti. 

Sekedar info aja, dulu waktu praktek kerja lapangan, Dewi itu pernah praktek kerja di perusahaan ini. 

Setelah makan kami lanjutkan perjalanan. Hawa dan angin yang berhembus malam ini terasa dingin, habis makan jalan sebentar mata itu ngantuk berat, cari SPBU yang pas buat tidur belum ketemu, baru ketemu setelah lepas Kota Probolinggo. 

Entah di SPBU nomor berapa, di sana saya tidur selama beberapa jam, ada kali 1,5 - 2 jam. Bangun tidur, saya lanjut perjalanan lagi. Eh baru sebentar sudah mengantuk lagi, berhenti lagi di SPBU di wilayah Kabupaten Pasuruan kalau gak salah, di sini 1,5 jam tidur, sempet juga 30 menit istirahat lagi.

Sebelum masuk Kota Pasuruan, saya memilih melintas ke arah Kejayan, jadi tidak melintas Bangil. Jalanan enak sepi, lancar, namun karena kondisi ngantuk konsenterasi hanya 30% saja jadinya ya mengemudi gak bisa menggunakan kecepatan maksimal, takut microsleep. 

Perjalanan ini harusnya PP habis 5 jam saja, tapi kali ini saya habiskan waktu sangat panjang dari start jam 18:07 dan tiba di rumah jam 04:21, total waktu yang dihabiskan adalah 10 jam 14 menit untuk jarak tempuh 127,3 kilometer.

50% waktu tempuh dihabiskan buat istirahat karena kelelahan, ngantuk, soalnya malam sebelumnya tidur sudah kurang, jadi ditambah harus mengemudi malam dengan udara sejuk, makin nyenyak sudah ingin tidurnya. 

Hasil rekaman linimasa GMaps, total jarak tempuh 127,3 kilometer, itu hasil akumulasi yang saya jumlahkan. 


Beberapa catatan yang saya catat selama perjalanan kali ini, sewaktu berangkat, lalu lintas itu secara umum lancar, tapi ramai, ke arah Banyuwangi kendaraan intensitas normal, tidak sepi tapi gak ramai crowded juga, kendaraan yang melintas itu kendaraan pribadi, travel dan truk angkutan barang. Kalau dari arah sebaliknya tampak banyak kendaraan, baik truk maupun pribadi. 

Dari arah Banyuwangi ini cukup ramai saya duga arus dari kendaraan yang selepas penyebrangan dari Bali. Setelah beberapa kapal sandsr beberapa jam lalu, arus kendaraannya tibalah di wilayah Probolinggo. Soalnya kan traffic penyebrangan tidak lancar karena keterbatasan armada, soalnya sejak laka kapal tenggelam itu banyak kapal yang tak layak berlayar. 

Ketika masuk dini hari arus kendaraan lancar sekali, didominasi kendaraan truk dan angkutan barang, untuk travel dan kendaraan pribadi sangat jarang. 

Udaranya dingin semalam, angin yang berhembus itu kering tapi relatif dingin. Langit cerah dan tidak ada tanda² hujan atau mendung. 

Itu saja jurnal perjalanan yang bisa saya bagikan pada kali ini. Sekedar jurnal untuk nostalgia, sayangnya memang kurang dokumentasi pendukung, seperti foto dan video saat perjalanan, atau gambaran singkat perjalanan ini. 

Sampai jumpa pada jurnal perjalanan saya lainnya, semoga bisa jadi bahan nostalgia diwaktu yang akan datang. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#jalanjalan
#umum
#probolinggo
#kraksaan
#gending

Wednesday, July 9, 2025

Suhu Dingin Juli 2025

July 09, 2025 1 Comments
Masuk di bulan Juli ini saya merasakan hawa udara sekitar seperti lebih dingin daripada biasanya. Air yang digunakan untuk mandi saja seperti es rasanya, tidak lebay es kutub, tapi untuk menggambarkan lebih dingin dari biasanya. Begitu maksudnya. 

Suhu dingin yang dirasakan ini dimulai pada malam hari, dini hari, subuh hingga pagi hari sebelum jam 7 pagi, karena setelahnya itu matahari bersinar terik. Bahkan siang hari juga relatif terik, saya merasakannya karena saya sering keluar (lapangan). 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Sewaktu saya pergi ke Kabupaten Batu, saya juga merasakan hawa di sana koq lebih sejuk dari biasanya, angin dan hawa yang terasa dikulit itu lebih dingin. Padahal saya sering bolak-balik Batu beberapa kali ditahun 2025 ini, tapi di bulan Juli ini memang lebih dingin dari biasanya. 

Bahkan dibulan ini, entah efek makanan atau masuk angin karena kedinginan, saya sampai harus diare. Jam 3 pagi terbangun mules², dan ternyata harus 'cepirit', mencret. Sampai harus beberapa kali ke WC untuk pup dengan kualitas pup mencret. 

Air untuk mandi pun dingin sekali, tapi ya masih bisa dipaksakan untuk mandi karena gak ada pilihan. Kemudian saya sudah pernah merasakan dingin yang lebih dari ini ketika mandi di camp ground yang punya ketinggian relatif tinggi untuk menghasilkan hawa sejuk. 

Oh ya, btw ketinggian daerah di Kabupaten Batu yang saya singgung di atas tadi itu, ada dikisaran 800mdpl. Sedangkan di Pandaan, di tempat saya tinggal saat ini ada di kisaran 150mdpl. Kesemuanya hawa dingin terasa, walau memang di Batu lebih terasa dingin. 

Ada istilah 'bediding' yang dikenal warga Malang dan Batu, yang memang terjadi pada bulan² pertengahan tahun seperti saat ini. Istilah yang merujuk pada suasana dingin yang dirasakan di banyak wilayah di daerah Batu dan Malang, juga wilayah sekitarnya. 

Lalu secara ilmiah, apa penyebab dinginnya hawa yang kita rasakan ini? 

Menurut BMKG, hawa dingin yang terasa di wilayah katulistiwa seperti di Jawa Timur dan Jawa Tengah bukan dikarenakan fenomena aphelion. 

Fenomena aphelion sendiri adalah fenomena tahunan dimana hawa dingin biasa dirasakan pada saat² tertentu dalam waktu satu tahun dan biasa berulang pada kisaran waktu yang sama. Karena bumi berada pada titik terjauh dari matahari. 

Tapi sebenarnya yang terjadi adalah kejadian di selatan katulistiwa, karena udara kering dari Australia bertiup ke arah yang lainnya. Dikenal dengan istilah monsun Australia. Situasi ini yang menyebabkan udara pada malam hari lebih dingin. 

Mungkinkah dibulan lain ditahun ini akan ada hawa dingin lagi yang dirasakan pada bulan² ke depan? Dengan adanya catatan jurnal ini, setidaknya bisa jadi pengingat. Jika ada hal serupa saya rasakan, tinggal saya lanjutkan mencatatnya di sini. 

Btw udara sejuk dingin seperti ini sepertinya cocok buat aktivitas outdoor ngecamp di camping ground favorit mu. Dengan bawa peralatan memadai untuk istirahat, untuk melawan dingin, itu akan membuat istirahat malam mu di tenda camping akan sangat seru dan menantang, melawan dingin. 

Segitu saja catatan jurnal saya kali ini, ya semoga bisa jadi catatan 'histori' pribadi. Sampai jumpa dipostingan lainnya bahas hal lain² lagi ya. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#informasi
#coratcoret
#umum

Saturday, July 5, 2025

Aktivitas Sport di Akhir Pekan

July 05, 2025 1 Comments
Begini kalau Sabtu masih harus masuk kantor, tapi mau gimana lagi di tempat saya bekerja menganut prinsip kerja 6HK, 08-16. Otomatis, Sabtu itu masuk walau setengah 'mati', oh hari maksudnya, typo. 

Ditengah beberapa kantor lain punya kebijakan Sabtu off. Ada juga yang kondisional, artinya dijadwal dalam sebulan ada off dihari Sabtu. Sebenarnya manfaat efisiensi bisa dikejar. Padahal, Sabtu juga on juga tidak signifikan untuk produktifitas, lebih baik sih difullkan pada 5HK dengan jam kerja nambah. 

Suasana mereka yang bermain volley lapangan.  #dokpro

Ini sih hanya saran dan opini saya sih, karena saya ini pekerja ya apa boleh buat, #ngikutajah

Biasanya setiap Sabtu aktivitas yang dilakukan adalah senam bersama, jadi kita semua berkumpul di hall lantai #3. Sebenarnya ini rencana ruangan baru tapi belum disekat, jadi masih loss dan digunakan sementara untuk area aktivitas serbaguna. 

Tapi pertengahan tahun 2025 ini ada program aktivitas diakhir pekan untuk olahraga permainan. Ini juga memanfaatkan halaman pabrik yang relatif luas dan lagi² belum difungsikan. 

Apa saja aktivitas olahraga permainan yang disediakan? Pada posting kali ini saya akan membahasnya sedikit lah. 

Ini spot lapangan bulutangkis, dibuat di sudut bangunan tinggi dipilih yang meminimalisir angin. #dokpro

Ini spot lapangan volley lapangan. #dokpro

Ini spot yang digunakan untuk futsalan. #dokpro

Di atas ada dua lapangan yang dipersiapkan, plus satu pasang gawang untuk aktivitas futsalan. 

Jadi ternyata sebelum aktivitas olahraga permainan, semua karyawan diwajibkan untuk jalan mengelilingi area pabrik, total jarak tempuh itu dari titik yang sama memutar, 502 meter. Diminta memutar 4x berarti total 4K sebenarnya. 


Memang ini pilihan paling efisien daripada senam lapangan yang kita sudah bosen juga, lalu juga kan bayar, dengan kondisi efisiensi cara ini paling optimal. 

Itulah dia jurnal yang bisa saya simpan. Aktivitas² yang suatu saat akan dirindukan. Meskipun saya sendiri tidak melakukan salah¹ dari olahraga permainan tersebut, tapi saya menikmati waktu duduk menikmati angin sepoy² menghela keringat.

Kami tidak butuh motivasi, tapi kami butuh solusi menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian ini, solusinya apa dan kita kerjakan itu, bukan kerjakan hal² yang tidak bermanfaat langsung untuk 'keselamatan' operasional ini semua. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#coratcoret
#opini
#umum