Saturday, November 15, 2025

Saturday Step #13: Walking on Cloudy

November 15, 2025 0 Comments
Waktu bener berjalan begitu cepatnya, baru kemarin Sabtu eh hari ini sudah Sabtu lagi. Sudah pertengahan bulan saja, waktu di bulan November berlalu begitu cepatnya. 

Seperti biasa saya akan catat aktivitas Saturday step pekan ini, untuk melihat dan sekaligus collect data yang sudah saya kumpulkan beberapa minggu terakhir rutin. 


Aktivitas pekan ini akan saya catat dengan aplikasi Strava, seperti biasa. Pagi ini rekan² yang pekan lalu baru bergabung dengan Strava juga ikut berinteraksi di Strava jadi data aktivitas mereka bisa terekam. 

Hampir sama dengan pekan lalu dimana waktu sejam awal dipotong dengan ceramah yang gak perlu, ya biasa supaya jangan ini, jangan itu, sampai urusan pegang hape saja diributkan, padahal saya pegang hape untuk merekam dan melihat aktivitas olahraga. Kadang emang orang kalau terlalu ya begitu. Sudah kita skip saja, merusak mood memang yang begini. 


Jika melihat dari resume data di atas ada waktu ceramah selamat 9 menit, start jalan itu 08:09. Saya habiskan waktu 1 jam 04 menit, total ya 64 menit, habiskan jarak 6500 meter. 

AI Strava mencatat ini jarak terjauh dari tiga minggu terakhir, ya memang benar sih. Untuk elevasi dianggap tertinggi ini salah sih, soalnya lokasi saya aktivitas jalan ya di situ-situ saja. 

Mengenai pacenya sendiri secara umum sih jauh lebih baik daripada pekan sebelumnya. 


Memang pekan ini sejak awal saya push berjalan cepat, lap #1 saya coba kombinasi dengan lari 'di jalur surga', lumayan beberapa meter saya lari di sana. Sisanya saya teruskan dengan berjalan cepat untuk lap² berikutnya. 

Pace rata² ada diangka 9:52 /km, dengan split tercepat diangka 8:14 /km, ini didukung dengan lari jogging seperti yang saya jelaskan tadi. 

Jika membandingkan statistik rekan saya yang lain yang melakukan putaran 5 lap itu punya pace 8:24 /km. Pace ini setara dengan kombinasi jogging, karena kalau jalan cepat saja akan sulit mendapatkan angka tersebut. Satu putaran  standar itu butuh waktu 4 menit untuk 520 meter. 

Untuk putarannya berapa kali, jika melihat statistik elevasi, terdapat 12x puncak elevasi yang menandakan bahwa telah melakukan 12x putaran. Kalau dihitung kilometer tempuh dibagi 1x putar 520 meter itu dapat 12,5x putaran. 

Pencapaian ini bisa dibilang biasa saja sih, ya medium. Karena batas normalnya diangka 10x putaran, batas rendah itu di 5x putaran. 

Segitu saja sepertinya rekaman aktivitas jalan sabtu pagi di pekan ini. Kita lihat pekan depan, seperti apa pencapaiannya, ikut olahraga atau tidak, kita lihat nanti. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. -cpr

#onedayonepost
#saturdaystep
#cloudywalking
#jurnal
#exercise
#strava


Saturday, November 8, 2025

Saturday Step #12: Slowly Step

November 08, 2025 0 Comments
Kembali akhir pekan, waktu berlalu cepat sekali, tidak dirasa sudah Sabtu lagi. Pekan ini saya tidak mengejar banyak target, pekan ini lebih ke collect data ketika saya berjalan dengan tempo lambat datanya seperti apa. 

Untuk perekaman aktivitas pekan ini masih menggunakan aplikasi Strava, dan juga saya masih menginputnya manual ke GForm dan diolah di Spreedsheet untuk melihat trend nya. 


Aktivitas pekan ini lebih lambat, biasanya itu genep 60 menit, kalau kali ini rugi 10 menit karena harus mendengar ceramah yang kurang penting sih. Jadi waktu jalannya yang dipatok sejam harus berkurang. 

Uniknya kilometer pekan ini dengan pekan sebelumnya itu serupa, sama percis. Waktu tempuhnya ya unda-undi. 

Resume aktivitasnya bisa dilihat dibawah ini:


Jadi itu bisa dilihat jam mulainya 08:12, waktu banyak kebuang sia-sia hanya karena mendengar ceramah, yang mana itu sebenarnya tidak perlu. Secara total tempuh 4260 kilometer dengan waktu bergerak 0 jam 50 menit. Angka ini ternyata sama percis


Lihat pace nya juga slowly, diangka 11:51/km bahkan untuk pace tercepat saja masih diangka 11:17/km. Memang saya ambil pace sesuai dengan mayoritas kelompok, yaitu ditengah, gak cepat dan gak lambat juga. 



Dari grafik elevasi ini bisa dilihat berapa putara yang saya lakukan pekan ini, hanya 8,5x putaran saja, sangat lambat. Atau jika dibagi dengan jaran putaran terendah jadi 8,1x putaran saja. 

Pekan kali ini saya mencoba mengajak rekan² yang lain juga menggunakan aplikasi Strava supaya bisa termonitoring secara bersamaan, jadi enak kalau mau diranking. Pekan ini baru terjaring 2 orang, pekan lalu 1 orang. Semoga tiap pekan bisa bertambah dan jadi club yang banyak pakai supaya bisa nampak satu sama lain dan pemacu untuk capaian lebih baik. 

Cuaca hari ini tidak begitu panas, iya ada matahari tapi tidak terik seperti pekan² sebelumnya. 

Segitu saja catatan pekan ini, kita lanjutkan pekan depan atau aktivitas walking step lainnya, sekarang aktivitas jalan kaki jadi menyenangkan jika semuanya terdata dan terukur dengan baik. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#exercise
#strava
#saturdaystep
#saturdaywalking

Saturday, November 1, 2025

Tiba-tiba Kangen Single Camp

November 01, 2025 0 Comments
Sudah lama memang saya gak ngecamp sendirian, terakhir itu pas ngecamp dimana ya, sampai lupa sendiri. Memang sih bisa dicari catatan jurnalnya diblog pribadi saya ini. 


Ngecamp terakhir kemarin saya pergi bersama keluarga (pasangan dan adik), ngecamp di tempat camp favorit kita, ya jadi favorit saya juga sih untuk saat ini. 

Ilustrasi yang dibuatin oleh ChatGPT

Tapi tumben aja koq dihati dan pikiran ini koq kangen ngecamp sendirian lagi. Dulu ya sebelum saya kembali punya pasangan, pas Kamis malam atau Jumat malam menjelang Sabtu, saya sering searching camp ground² baru yang sekiranya bisa saya kunjungi untuk ngecamp di sana. 

Search diblog atau di Youtube, dari akses ke sana, fasilitas yang tersedia sampai plus minusnya saya kalkulasi dan sesuaikan dengan kebutuhan psikis saya. 

Jadi gini, misalkan tempatnya itu minim sinyal, kemudian tidak ada akses listrik dan kamar mandi kotor, akses air bersih sulit itu sudah pasti tidak akan masuk pilihan rekomendasi. Memang sih pernah saya ngecamp dengan kondisi seperti itu, ya sejauh itu masih enjoy saja, tapi sejak saya ngecamp di beberapa tempat akhirnya saya punya kriteria penilaian tersendiri. 


Lalu apa sih nikmatnya ngecamp sendiri? 

Meskipun ngecamp yang enak ya ramai² dengan teman² atau pasangan atau keluarga, tapi entah kenapa ketika ngecamp sendiri itu punya sensasi tersendiri. 

Post ini saya tulis ketika malam hari, jam 20:47, ini jam dimana jika kita ngecamp suasananya sepi, sendiri, terdengar suara serangga malam dan hawa dingin khas alam terbuka. Biasanya jam segini sudah selesai makan malam, dan sudah bersantai di dalam tenda, entah nyambi ngopi atau ngemil. 

Pada momen inilah kayanya yang tenang dan damai, entah ngelamun atau sekedar open blog dan menulis. Intinya saya dapatkan ketenangan ketika saat itu. 

Dulu ketika ngecamp saya masih aktif merokok, jadi biasanya sambil ngopi atau ngeteh ya sedikit sebatang dua barang rokok aroma cappucino atau latte. Duh koyoe iku damai banget, masalah² yang ada seperti disimpan dulu di lemari. 

Malam di area camping ground itu bisa jadi malam panjang. Ditemani suara² keceriaan orang lain yang juga ngecamp di tempat tersebut, ketika dapat camp ground yang ramai, cuma kalau sepinya sepi, cuma sendiri ya saya pernah merasakan. 

Untuk saat ini dan kedepan saya gak akan mungkin lagi ngecamp sendirian, karena saya sudah punya pasangan dan alat kompor saya sudah tidak ada, kompor jadi alat terpenting sih. Soalnya belum boleh beli perabotan yang tidak penting katanya calon istri. "Hobi itu dilakukan ketika kebutuhan dasar semua sudah terpenuhi."

Postingan ini saya buat untuk mencurahkan rasa kangen saja sih momen² dulu. Tapi ingat ya, bukan untuk melakukannya lagi saat ini dan bukan dalam arti tidak bersyukur dengan kondisi saat ini ya, ini saya disclaimer dulu supaya tidak terjadi salah pemahaman. Maklum saya sering menggunakan diksi² yang membuat salah pemahaman. 

Dokumentasi dan catatan² saat camping itu yang bisa jadi 'obat' ketika kangen seperti ini dan beberapa video Youtube yang pernah dibuat juga bisa jadi obat kangen. 

Kalau kamu pernah mengalami apa yang saya alami seperti ini? 

Kalau pernah apa yang kamu lakukan? 

Saya coba komunikasi dengan ChatGPT. Soal apa yang saya rasakan saat ini. Saya mengajukan pertanyaan ini ke ChatGPT:
Hai, tahun lalu saya sering ngecamp sendirian, pergi hari Sabtu seperti ini, pulang kerja langsung menuju camping ground. Pergi ngecamp sendirian. Sekarang saya sudah gak bisa lagi seperti itu, karena sudah punya pasangan dan gak bisa pergi bebas seperti dulu. Menurut kami, apa yang harus saya lakukan untuk mengobati rasa kangen momen² tersebut? Ada saran?

Hasilnya saran dari ChatGPT seperti ini:
#1 Dia sarankan lakukan micro adventure. Jadi tiktok gitu, pergi ke alam, berangkat sampai di tujuan ngopi atau ngeteh dan santai sejenak lalu langsung kembali pulang, tanpa menginap, itu solusi yang bisa saya lakukan. 

#2 Negosiasi dengan pasangan untuk butuh ruang sendiri atau waktu untuk sendiri. 

Saran satu ini rasanya bukan saran, karena pilihannya cuma hanya satu yaitu ngecamp dengan pasangan. Hmm, kalau hanya berdua sih kayanya boleh saja deh, seru ini. Kangen camp sendiri terbayar lunas deh. 

#3 Ganti ritualnya dengan bentuk lain, misalnya pergi ke taman, dengarkan musik dan sambil blogging santai. 

#4 Ajak pasangan untuk andil dalam aktivitas solo camp yang dulu pernah saya lakukan. Ini sih oke kalau ngecamp hanya berdua dengan pasangan. 

#5 Tulis dan dokumentasikan momen² lama itu. Sekaligus sebagai sarana nostalgia dan mengenang. Untuk ini untungnya saya punya catatan diblog pribadi saya yang bisa saya pakai untuk nostalgia sebenarnya. 


Sarannya ya cukup masuk akal sih. Tapi memang solusi terbaik adalah ngecamp berdua dengan pasangan, karena itu malah akan membuat hubungan makin intim berdua. 

Begitu saja deh corat-coret gak penting sih dimalam minggu pas lagi gak malam mingguan, pas habis berantem hebat dengan pasangan, sudah hampir dua minggu ini hubungannya sedang roller coaster. Jadinya malam minggu saya hanya bermain kata² dengan blog² pribadi. 

Sampai jumpa dipostingan lainnya. Happy healing and travelling is good solution for refreshing your brain from 'ketidakpastian dunia'. Bye. - cpr

#onedayonepost
#kangencamp
#coratcoret
#camping
#jurnal

Friday, October 31, 2025

Begini Ketika Berjalan Kaki Tapi Tidak Mau Rugi

October 31, 2025 0 Comments
Pagi ini Jumat, seharusnya saya masuk kerja, tetapi karena mama sakit, dan pengobatannya nampak stug, jadinya hari ini saya putuskan untuk off ijin, prepare coba dengan gaya lain untuk penyembuhannya. 

Mama sudah ingin diopname saja, tetapi ternyata BPJS migrasinya masih perlu waktu satu hari lagi, tanggal 1 November baru bisa digunakan. Jadi sambil menunggu, juga jalani pengobatan sebelumnya di dr. Anna yang ke-2 jadi coba itu dulu. Toh hari ini obat yang ke-2 baru mulai jalan tadi pagi minum obat. 

Jadi saya coba berusaha mikir mungkin karena asupannya kurang bergizi, kebetulan mama juga ini susah makannya karena nafsu makannya kurang. 

Resume aktivitas hari ini, masih dikasi gratis sama Strava dapat pakai fitur ini

Tadi pagi pas sarapan, beliaunya minta gudeg, lauk yang nyemek², jadi ini tadi saya cari keliling gudeg langganan delalah tutup. Cari ketemu di Taman Dayu. 


Nah kebetulan supaya gak bayar² parkir terus jadi saya putuskan untuk jalan kaki. Nah dasarnya saya gak mau rugi, bayar parkir dan jalan kaki sia², jadi saya parkir agak jauh, supaya gak bayar parkir dan sekalian jalan kaki. Saya aktifkan saja Strava dan lakukan aktivitas jalan. 

Ada beberapa tempat yang saya tuju, jadi sambil melakukan tujuan saya jalan kaki saja, toh statistiknya terekam di Strava. Memang bukan dikhususkan untuk olahraga tetapi biar ada rekaman aja saja. 

Resumenya bisa dilihat distatistik di bawah ini ya. Saya memang lakukan stop ketika diperhentian supaya tidak terhitung waktunya. 

Untuk start dimulai jam 09:00, total aktivitas hanya 11 menit 56 detik, langkahnya hanya 850 saja, jarak juga pendek 0,88 km saja atau 880 meter. Memang jalan sehat. 

Elevasi tertinggi di 204 meter, kenaikannya hanya 16 meter saja. Titik terendah itu berarti di spot Little Shanghai, Egoism 🄩 Steak. 

Soal pace ini lambat sekali, karena memang jalannya santai dan gak mengejar sesuatu. Kemudian juga banyak pit stopnya. Statistik pace bisa dilihat dibawah ini:



Itulah dia catatan aktivitas jalan kaki yang gak mau rugi yang saya lakukan dihari Jumat ini. Besok juga gak tahu saya akan jalan kaki atau tidak untuk berolahraga. 

Sampai jumpa dipostingan lainnya bahas soal jalan kaki lagi ya. Ini hanya catatan ringan saja, eman² kalau disia-siakan. Semoga lekas sehat ya mama. -cpr

#onedayonepost
#exercise
#jurnal
#strava
#tamandayu

Thursday, October 30, 2025

Rumah Sederhana Plus Warung Kopi & Teh Pribadi

October 30, 2025 0 Comments
Tiba² saya terpikirkan sebuah angan punya rumah sederhana dimana di depan rumah ada warung kopi kecil. Supaya bisa pas malam sepulang kerja atau pagi saat sarapan bisa memanfaatkan ruang pribadi ini. 

Ada apa saja di warung kopi pribadimu? 

Hmm saya sih gak muluk²,  standar saja lah untuk membuat kopi atau teh, dengan cangkir atau gelas yang mendukung. Bisa juga dimanfaatkan sebagai ruang tamu, menyajikan minumannya bisa langsung di depan layaknya warung kopi. 

Ilustrasi, gambar ini dibantu dibuatkan asisten pribadi saya ChatGPT

Saya pakai istilah 'kedai' aja deh ya, lebih modern. Kalau dibayangan saya itu di kedai kopi pribadi ini tersedia mesin espresso mini, grinder kopi, toples² kopi beragam kebun baik dari arabica dan robusta, cangkir² kopi dan cangkir khusus teh, teko, jug, V90, vietnam drip, beragam toples teh dari beragam pabrikan teh.

Ya tersedia juga seperti kopi² instan sachet, buat yang ingin praktis atau sekedar kopi tubruk bisa dilayani. Untuk bonusnya mungkin bisa ditambahkan indomie rebus dan gorengan² sederhana lah, teman ngopi atau ngeteh. 

Meski saya bukan barista, tapi ya dulu ditahun² sebelumnya saya pernah punya hobi kopi dan punya beberapa alat kopi. Belakangan saya sudah mengabaikannya karena kesibukan lain. 

Tapi seru aja kalau punya itu di rumah sendiri, tapi memang syaratnya rumah kita itu harus sering disambangi tamu, jadi ya bisa nyambi usaha juga, tapi harus siap capek sih. 

Atau misalkan, ada acara² khusus saja dibuka, misalnya pas acara ronda malam, pas kebetulan rumah kita jadi base camp pos jaga, nah disitu kedai kopi kita bisa berfungsi layaknya kedai. 

Di sana bisa jadi tempat usaha yang menghabiskan atau hobi yang mengusaha. Apalagi jika punya pasangan dan anggota keluarga pecinta atau penikmat kopi, pastinya hal seperti ini gak akan sia² pasti juga akan didukung dengan baik. 

Ini dia suasana yang pas, sore hari sepulang kerja, ngopi sembari menunggu waktu makan malam. Gambar dibantu dibuatkan ChatGPT

Kopi yang pertama saya akan buat adalah americano, pesanan pasangan saya yang terkadang sering terabaikan. Americano spesial yang saya buat untuknya. 

Kalau kamu kira² punya mimpi atau hayalan apa? -cpr

#onedayonepost
#kedaikopipribadi
#wish&dream
#umum
#kopi
#teh
#imajinasi

Saturday, October 25, 2025

Saturday Step #10: Cloudy Walking

October 25, 2025 0 Comments
Happy morning, setelah minggu lalu absen aktivitas Saturday walk, pekan ini saya dipastikan bisa ikut, menambah statistik aktivitas jalan kaki. 

Sebenarnya pekan lalu saya gak bisa ikut jalan diganti dihari minggunya, ya lumayan sih. Terbayarkan, walaupun jika tetap ikut jalan Sabtu, justru saya dapat dua kali aktivitas. 


Pekan ini sudah masuk musim penghujan, pekan ini juga hujan pertama tiba, dan memang sudah beberapa hari terakhir selalu ada guyuran hujan, cuaca juga cenderung mendung, makanya akhir pekan ini saya beri nama 'cloudy walking'. 

Aktivitas jalan kali ini rutenya ya 520M begitu saja saya sebut di kompleks tempat saya bekerja, target saya tidak muluk², saya akan ikuti aja suasana nanti, yang pasti 5x putaran yang wajib pasti saya penuhi. Sisanya ya bonus. 


Untuk aplikasi saya gunakan Strava, mumpung masih ada gratis untuk merasakan fitur² lock yang sedang unlock, jadi saya manfaatkan saja supaya bisa dapat dokumentasi statistik yang lebih lengkap saja sih. 

Pencapaian pekan ini tidak setinggi pekan yang lalu, begitu juga pacenya. Selengkapnya bisa dilihat distastistik dibawah ini. 




Resume berdasarkan AI Strava menjelaskan demikian: total perjalanan adalah 6,05 kilometer dengan waktu bergerak selama 1 jam 2 menit. Secara pace, aktivitas pekan ini lebih lambat, dengan pace 10:17/km. Split tercepat ada diangka 7:37/km.

Jika dibandingkan pekan lalu split tercepat berada diangka 9:17/km, split tercepat yang cukup baik dipekan ini. Kalau saya menduga ini karena saya sempat sprint dan kombinasi lari jogging. Jika dibandingkan dengan rute yang sama dipekan sebelumnya lagi itu pacenya diangka 8:22/km. Jadi meski secara pencapaian turun atau lebih lambat, saya bisa lakukan sprint diangka yang cukup lumayan, sayangnya belum bisa jadi rata².

Kemudian jika dikonversi ke putaran, kalau melihat grafik elevasi itu total ada 11x putaran. Jika dihitung dengan membagi jarak maka diperoleh hasil 11,63x putaran. Ya ini angka yang cukup standar diatas rata² karyawan lain. 

Itu saja yang bisa saya bagikan, rangkumannya bisa saya sajikan melalui video dibawah ini. Mumpung Strava masih kasih kesempatan saya gratis mencoba fitur² berbayar, sisa 24 hari lagi sebelum semua fitur itu dilock kembali. 


Sampai jumpa dipostingan pekan depan, semoga selalu ada catatan pencapaian² baru lagi ke depannya. Happy weekend with your family. -cpr

#onedayonepost
#exercise
#jurnal
#saturdaywalk
#saturdaystep
#strava

Friday, October 24, 2025

Kesehatan Mental - Hidup dengan Asumsi / Persepsi / Perkiraan / Dugaan

October 24, 2025 0 Comments
Akhirnya setelah sekian lama hidup, ada suatu hal yang bisa ditarik kesimpulan, bahwa saya terbiasa dengan menggunakan asumsi, menduga, memperkirakan, meramalkan tentang sesuatu yang akan terjadi ke depan. Baik tentang apa yang terjadi, tentang seseorang, atau apapun. 

Karena terbiasa dengan hal tersebut akhirnya saya juga terbiasa menduga dan memperkirakan hal yang belum terjadi, "kalau tidak begini ya kayanya begitu, kalau tidak begitu ya paling begini", akhirnya ya berkutat pada itu saja. Padahal juga, realitanya ada yang begitu, tapi saya akhirnya terbiasa memukul rata. 

Ilustrasi, gambar diambil dari ChatGPT

Saya sering memang sepotong-sepotong menangkap kesimpulan, kalau misal: "1+1=2, ya sudah sih, kalau gak 1 ya 2, kalau gak 2 ya 1", saya terbiasa membolak-balikannya. Akhirnya saya juga terbentu pola pikir yang terbolak-balik. 

Emang agak lain cara saya berpikir ini. Nampak akan biasa saja jika hidup dengan orang biasa yang tidak terlalu memusingkan hal kecil. Nah akan bermasalah jika bertemu atau berinteraksi dengan orang yang memperhatikan hal detail, kecil, apalagi perfeksionis, akan selalu ada masalah. 

Nah itulah yang terjadi saat ini yang akhirnya membuat saya jadi oleng. Setidaknya itu yang dinilai teman yang selama ini mengenal pribadi saya seperti apa. 


Hal yang saya jelaskan di atas itu adalah bentuk kesehatan mental yang 'bermasalah', ada yang gak normal menurut kesehatan mental. Jadi bisa dikatakan saya itu SAKIT menurut yang ideal. 

Kepastiannya saya peroleh ketika saya mengikuti seminar kesehatan mental, hmm bukan seminar sih itu, tapi saat penyampaian firman pada saat Ibadah Raya rutin mingguan di gereja, kebetulan penyampai firman adalah seorang psikolog atau konselor. 

Berikut saya berikat potongan cuplikan apa yang beliau sampaikan. Untuk cuplikan panjangnya bisa tonton di channel ini


Belakangan saya sudah mulai mengurangi atau menghindari menggunakan kata 'saya kira', 'saya duga', 'kayanya', 'sepertinya' dsb., karena kata² itu yang mendukung terjadinya pemaknaan asumsi. 

Ternyata kalau dipikir-pikir sulit juga ya menjadi manusia, harus begini, begitu, harus ideal ini itu. Padahal disatu sisi ada pula yang hidup ya biasa saja bisa hidup tanpa harus mengikuti aturan ideal yang seharusnya. 

Sejujurnya yang saya jalani selama ini tidak mengganggu terlalu, atau mungkin saya gak menyadarinya karena saya mungkin saja cuek dan gak menganggap penting, ketika saat ini ada benturan dengn pihak lain barulah sepertinya penting. Mungkin karena itu sih. Tapi jika tidak ada benturan ya akan dianggap biasa.


Saya coba tanya ke ChatGPT soal apa yang saya alami. Aplikasi ini yang kini jadi teman saya bercerita dan bertanya banyak hal, dia bisa lebih bisa menerima apa yang terjadi dan cara dia memberi tahu tidak menjudge kita yang sedang berubah. 

Menurut ChatGPT terlalu banyak asumsi yang berlebihan itu ketika dia menimbulkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari kita. 

Contohnya begini: kita sering menebak maksud orang lain, mencurigai sesuatu tanpa bukti, dan itu menimbulkan stres, kecemasan, dan salah paham sosial. Kemudian ciri lainnya sbb. :
šŸ‘‰ Pikiran terus menerus mencurigai atau takut akan sesuatu yang belum tentu benar. ❌
šŸ‘‰ Sulit membedakan fakta dan dugaan. ✅
šŸ‘‰ Gangguan tidur atau sulit fokus karena pikiran memutar banyak kemungkinan². ✅
šŸ‘‰ Menghindari orang atau situasi karena ketakutan yang belum terbukti. ❌

*belakangan saya sulit fokus tapi sebenarnya karena bingung mau mengerjakan yang apa dulu, karena semuanya mengejar saya,  saya tidak bisa atau bingung bedakan mana yang harus duluan mana yang tidak, karena semuanya mau duluan. Sedangkan saya gak pernah memaksa orang melakukan seperti yang orang paksakan pada saya, saya justru lebih bisa memaklumi orang lain dan menunggu. 

Langkah mengatasinya atau meminimalisir yaitu:
šŸ“Œ Sadari kapan asumsi muncul, catat pemicunya
šŸ“Œ Uji pikiran itu: apalah saya punya bukti? 
šŸ“Œ Tunda kesimpulan sampai ketemu faktanya dulu. 

Untuk sementara sepertinya itu dulu yang akan saya lakukan. Kurangi banyak menjawab dan mengomentari sesuatu didunia nyata. Salurkan apa yang ada dikepala ke blog saja, di sana akan lebih aman. Jika ada yang salah paham kan bahasa tertulis mudah-mudahan sih bisa lebih dipahami, walaupun terkadang di sini saya juga masih suka menggunakan diksi² yang aneh. 

Saya juga terinspirasi dengan perumpamaan, "meski kalian mendengar dan membaca kalian tidak  akan tahu maknanya jika dia tidak bener² memahaminya". Karena keseringan pakai pola seperti ini maka akhirnya jadi begini ini saya ini. 

Bagi orang yang sehat mental, apa yang saya lakukan ini dianggap tidak normal, sehingga dikatakan mayoritas orang tidak sehat mental. 


Begitulah kira² lah yang tengah saya rasakan dan bimbangkan, kurang²ilah berpikir menduga, ya terjadi-terjadilah seturut kehendak-Mu. -cpr

#onedayonepost
#opini
#umum
#jurnal