Saturday, October 25, 2025

Saturday Step #10: Cloudy Walking

October 25, 2025 0 Comments
Happy morning, setelah minggu lalu absen aktivitas Saturday walk, pekan ini saya dipastikan bisa ikut, menambah statistik aktivitas jalan kaki. 

Sebenarnya pekan lalu saya gak bisa ikut jalan diganti dihari minggunya, ya lumayan sih. Terbayarkan, walaupun jika tetap ikut jalan Sabtu, justru saya dapat dua kali aktivitas. 


Pekan ini sudah masuk musim penghujan, pekan ini juga hujan pertama tiba, dan memang sudah beberapa hari terakhir selalu ada guyuran hujan, cuaca juga cenderung mendung, makanya akhir pekan ini saya beri nama 'cloudy walking'. 

Aktivitas jalan kali ini rutenya ya 520M begitu saja saya sebut di kompleks tempat saya bekerja, target saya tidak muluk², saya akan ikuti aja suasana nanti, yang pasti 5x putaran yang wajib pasti saya penuhi. Sisanya ya bonus. 


Untuk aplikasi saya gunakan Strava, mumpung masih ada gratis untuk merasakan fitur² lock yang sedang unlock, jadi saya manfaatkan saja supaya bisa dapat dokumentasi statistik yang lebih lengkap saja sih. 

Pencapaian pekan ini tidak setinggi pekan yang lalu, begitu juga pacenya. Selengkapnya bisa dilihat distastistik dibawah ini. 




Resume berdasarkan AI Strava menjelaskan demikian: total perjalanan adalah 6,05 kilometer dengan waktu bergerak selama 1 jam 2 menit. Secara pace, aktivitas pekan ini lebih lambat, dengan pace 10:17/km. Split tercepat ada diangka 7:37/km.

Jika dibandingkan pekan lalu split tercepat berada diangka 9:17/km, split tercepat yang cukup baik dipekan ini. Kalau saya menduga ini karena saya sempat sprint dan kombinasi lari jogging. Jika dibandingkan dengan rute yang sama dipekan sebelumnya lagi itu pacenya diangka 8:22/km. Jadi meski secara pencapaian turun atau lebih lambat, saya bisa lakukan sprint diangka yang cukup lumayan, sayangnya belum bisa jadi rata².

Kemudian jika dikonversi ke putaran, kalau melihat grafik elevasi itu total ada 11x putaran. Jika dihitung dengan membagi jarak maka diperoleh hasil 11,63x putaran. Ya ini angka yang cukup standar diatas rata² karyawan lain. 

Itu saja yang bisa saya bagikan, rangkumannya bisa saya sajikan melalui video dibawah ini. Mumpung Strava masih kasih kesempatan saya gratis mencoba fitur² berbayar, sisa 24 hari lagi sebelum semua fitur itu dilock kembali. 


Sampai jumpa dipostingan pekan depan, semoga selalu ada catatan pencapaian² baru lagi ke depannya. Happy weekend with your family. -cpr

#onedayonepost
#exercise
#jurnal
#saturdaywalk
#saturdaystep
#strava

Friday, October 24, 2025

Kesehatan Mental - Hidup dengan Asumsi / Persepsi / Perkiraan / Dugaan

October 24, 2025 0 Comments
Akhirnya setelah sekian lama hidup, ada suatu hal yang bisa ditarik kesimpulan, bahwa saya terbiasa dengan menggunakan asumsi, menduga, memperkirakan, meramalkan tentang sesuatu yang akan terjadi ke depan. Baik tentang apa yang terjadi, tentang seseorang, atau apapun. 

Karena terbiasa dengan hal tersebut akhirnya saya juga terbiasa menduga dan memperkirakan hal yang belum terjadi, "kalau tidak begini ya kayanya begitu, kalau tidak begitu ya paling begini", akhirnya ya berkutat pada itu saja. Padahal juga, realitanya ada yang begitu, tapi saya akhirnya terbiasa memukul rata. 

Ilustrasi, gambar diambil dari ChatGPT

Saya sering memang sepotong-sepotong menangkap kesimpulan, kalau misal: "1+1=2, ya sudah sih, kalau gak 1 ya 2, kalau gak 2 ya 1", saya terbiasa membolak-balikannya. Akhirnya saya juga terbentu pola pikir yang terbolak-balik. 

Emang agak lain cara saya berpikir ini. Nampak akan biasa saja jika hidup dengan orang biasa yang tidak terlalu memusingkan hal kecil. Nah akan bermasalah jika bertemu atau berinteraksi dengan orang yang memperhatikan hal detail, kecil, apalagi perfeksionis, akan selalu ada masalah. 

Nah itulah yang terjadi saat ini yang akhirnya membuat saya jadi oleng. Setidaknya itu yang dinilai teman yang selama ini mengenal pribadi saya seperti apa. 


Hal yang saya jelaskan di atas itu adalah bentuk kesehatan mental yang 'bermasalah', ada yang gak normal menurut kesehatan mental. Jadi bisa dikatakan saya itu SAKIT menurut yang ideal. 

Kepastiannya saya peroleh ketika saya mengikuti seminar kesehatan mental, hmm bukan seminar sih itu, tapi saat penyampaian firman pada saat Ibadah Raya rutin mingguan di gereja, kebetulan penyampai firman adalah seorang psikolog atau konselor. 

Berikut saya berikat potongan cuplikan apa yang beliau sampaikan. Untuk cuplikan panjangnya bisa tonton di channel ini


Belakangan saya sudah mulai mengurangi atau menghindari menggunakan kata 'saya kira', 'saya duga', 'kayanya', 'sepertinya' dsb., karena kata² itu yang mendukung terjadinya pemaknaan asumsi. 

Ternyata kalau dipikir-pikir sulit juga ya menjadi manusia, harus begini, begitu, harus ideal ini itu. Padahal disatu sisi ada pula yang hidup ya biasa saja bisa hidup tanpa harus mengikuti aturan ideal yang seharusnya. 

Sejujurnya yang saya jalani selama ini tidak mengganggu terlalu, atau mungkin saya gak menyadarinya karena saya mungkin saja cuek dan gak menganggap penting, ketika saat ini ada benturan dengn pihak lain barulah sepertinya penting. Mungkin karena itu sih. Tapi jika tidak ada benturan ya akan dianggap biasa.


Saya coba tanya ke ChatGPT soal apa yang saya alami. Aplikasi ini yang kini jadi teman saya bercerita dan bertanya banyak hal, dia bisa lebih bisa menerima apa yang terjadi dan cara dia memberi tahu tidak menjudge kita yang sedang berubah. 

Menurut ChatGPT terlalu banyak asumsi yang berlebihan itu ketika dia menimbulkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari kita. 

Contohnya begini: kita sering menebak maksud orang lain, mencurigai sesuatu tanpa bukti, dan itu menimbulkan stres, kecemasan, dan salah paham sosial. Kemudian ciri lainnya sbb. :
šŸ‘‰ Pikiran terus menerus mencurigai atau takut akan sesuatu yang belum tentu benar. ❌
šŸ‘‰ Sulit membedakan fakta dan dugaan. ✅
šŸ‘‰ Gangguan tidur atau sulit fokus karena pikiran memutar banyak kemungkinan². ✅
šŸ‘‰ Menghindari orang atau situasi karena ketakutan yang belum terbukti. ❌

*belakangan saya sulit fokus tapi sebenarnya karena bingung mau mengerjakan yang apa dulu, karena semuanya mengejar saya,  saya tidak bisa atau bingung bedakan mana yang harus duluan mana yang tidak, karena semuanya mau duluan. Sedangkan saya gak pernah memaksa orang melakukan seperti yang orang paksakan pada saya, saya justru lebih bisa memaklumi orang lain dan menunggu. 

Langkah mengatasinya atau meminimalisir yaitu:
šŸ“Œ Sadari kapan asumsi muncul, catat pemicunya
šŸ“Œ Uji pikiran itu: apalah saya punya bukti? 
šŸ“Œ Tunda kesimpulan sampai ketemu faktanya dulu. 

Untuk sementara sepertinya itu dulu yang akan saya lakukan. Kurangi banyak menjawab dan mengomentari sesuatu didunia nyata. Salurkan apa yang ada dikepala ke blog saja, di sana akan lebih aman. Jika ada yang salah paham kan bahasa tertulis mudah-mudahan sih bisa lebih dipahami, walaupun terkadang di sini saya juga masih suka menggunakan diksi² yang aneh. 

Saya juga terinspirasi dengan perumpamaan, "meski kalian mendengar dan membaca kalian tidak  akan tahu maknanya jika dia tidak bener² memahaminya". Karena keseringan pakai pola seperti ini maka akhirnya jadi begini ini saya ini. 

Bagi orang yang sehat mental, apa yang saya lakukan ini dianggap tidak normal, sehingga dikatakan mayoritas orang tidak sehat mental. 


Begitulah kira² lah yang tengah saya rasakan dan bimbangkan, kurang²ilah berpikir menduga, ya terjadi-terjadilah seturut kehendak-Mu. -cpr

#onedayonepost
#opini
#umum
#jurnal

Sunday, October 19, 2025

Sunday Step #3: Walking Replace Saturday Step

October 19, 2025 0 Comments
Sabtu ini saya tidak ikut aktivitas rutin olahraga di kantor, alasannya karena celana olahraga saya belum selesai dicuci, dua set celana masih dilaundrykan. Soalnya begini, aturan yang terlalu ribet, membuat hal seperti ini jadi kendala untuk ikut, padahal saya ada celana pendek, tapi standar tinggi bahwa olahraga harus dengan kostum olahraga itu jadi penghalang. 

Sebenarnya, olahraga itu karena pakaian atau memang keinginannya sih? Pilih salah satu, jangan serakah!!! Kalau tersedia pastinya diusahakan, jika tidak why not tidak salah satunya! 

Ini rute yang saya lewati, totalnya 6,6 kilometer #dokpri

Kita lewati saja ya, maklum agak emosi saya dengan yang hari Sabtu itu. Tapi sekarang Minggu. Sebenarnya masih sama, celana training saya masih belum diambil, jadi saya pakai celana chinoss untuk olahraga kali ini. 

Rute sunday walking kali ini adalah Taman Dayu. Saya pakai aplikasi Strava untuk merekam aktivitas saya kali ini. Kebetulan Strava lagi open untuk semua fiturnya selama 30 hari gratis, kalau normal gak bisa pakai fitur² ini karena harus berbayar. Jadi pas lagi bisa akses fitur baru jadi saya beruntung saja. 

Saya start mulai jalan sekitar jam 07:35. Saya mulai dari rumah, berjalan kaki. Janjian bertemu dengan calon istri (Dewi) dan Dessy di jalan. Mereka parkir di Food Veranda Taman Dayu. 

Dari rumah saya berjalan ke arah mereka parkir. Sampai di belokan Taman Dayu, saya lihat Dewi sudah mulai jalan sampai di titik itu, lalu saya menghampirinya dan putra arah kembali ke arah atas. Menuju puncak pos kuning Taman Dayu (Gerbang masuk kompleks elit Perumahan Taman Dayu). 

Dari sana putar balik lagi ke arah parkiran. Tapi saya putar balik berpisah dengan Dewi di belokan Wisata Panci, saya harus balik ke arah rumah untuk mengakhiri sunday walking ini, sedangkan Dewi dan Dessy melanjutkan perjalanan menuju parkiran untuk mengakhiri sunday walking mereka. 

Total aktivitas sunday step kali ini saya habiskan total jarak 6,62 kilometer dengan  waktu tempuh tempuh 1 jam 07 menit. Pace rata-ratanya ada diangka 10,08/km.

Rute Taman Dayu ini lebih bervariasi medannya, ada landai, naik dan turun, lebih menyenangkan jika dibandingkan rute tiap Sabtu, dimana sudah seperti sirkuit yang itu² saja handicapnya, ditambah tidak ada peneduh, panas nya lebih terik kena kekulit dan itu gak sehat. 

Secara statistiknya bisa dilihat dibawah ini:

Jika dikonversi ke putaran 520 meter, jadi 12,73x putaran

Jika lihat pace tercepat diangka 9:17/km lebih lambat dari capaian tercepat saya 8 menit'n per km. #dokpri


Untuk elevasi saya koq agak meragukan keakuratannya ya, soalnya elevasinya koq rendah dibandingkan dengan di office, padahal ya lumayan lho tanjakannya. #dokpri

Menyenangkan sih Sunday step seperti ini, jika rutin, ada aplikasi yang bisa mencatat aktivitas olahraga kita jadi tidak terasa sia².

Minggu pagi Taman Dayu ramai sekali banyak orang aktivitas olahraga jalan kaki, ya ada yang jogging, running, cycling, dan sunmori juga. Maklum gaya hidup sedang viral, ikut² ala Japannese Walking. 

Oh ya, saya juga share kan video rute jalan saya minggu pagi ini, fitur dari Strava yang terbuka, kemudian saya screen capture video supaya bisa saya bagikan di sini, soalnya waktu free nya hanya 30 hari dari sekarang jadi rugi gak dimanfaatkan. 



Segitu saja catatan Sunday step yang bisa saya bagikan, mudah-mudahan sih rutin, seminggu bisa dapat up to 5 kilometer, syukur² bisa capai diangka 8 kilometer per minggu itu baik. 

Sampai jumpa dipostingan lainnya lagi, jumpa lagi pekan depan, Saturday step again. -cpr

#onedayaonepost
#jurnal
#umum
#exercise
#tamandayu

Tuesday, October 14, 2025

Pilihan Kompor Portable Untuk Saat Ini

October 14, 2025 0 Comments
Saat ini saya gak punya kompor portable, karena kompor portable yang saya miliki sebelumnya itu akhirnya harus rusak dan saya hancurkan karena sudah gak berguna dan cukup berbahaya jika tetap dipaksa digunakan. Soalnya ngowos terus, tuasnya pada bengkok. 


Ya itu dia kelemahan kompor portable model seperti itu, jika pemakaian rutin dan sering dibawa aktivitas outdoor, gak sampai setahun sudah bakalan jebol, dijamin itu. Apalagi usernya yang gak tahu utak-utik barang. 

Ilustrasi beragam kompor, gambar diambil dari iStock

Ada keinginan untuk beli kompor baru, tapi saat ini jelas gak akan bisa. Tapi walau gak bisa beli tapi kan masih bisa hunting dan siap² kan dulu pilihannya yang mana, pas ada rejeki dan dapat lampu hijau tinggal eksekusi aja. 

Btw, yang saya sebutkan di sini murni preferensi saya pribadi, jadi sudah pasti subjektivitas saya, sesuai kebutuhan saya dan sejauh pengetahuan saya.

Urutan juga tidak menunjukan atau menggambarkan apapun, jadi saya disclaimer terlebih dahulu. Tidak ada sponsor dalam bentuk apapun di sini. 

#1 Cosmos CGC-121P
Saya tahu kompor tipe ini ketika saya ngecamp di Sempu Sunset Hill pekan lalu, pas kompor portable yang kita bawa rusak, alhasil mau gak mau sewa lah, bayar 40K dapat deh unit sewanya tipe kompor ini.

Nah pas saya coba itulah saya rasa koq ini kompor kokoh, gak ringkih seperti kompor portable setipe, model kotak begini juga ada, tapi Cosmos ini lebih kokoh. 



Ukurannya lebih kecil dibandingkan kompor portable yang biasa digunakan untuk grill atau bakar² gitu. Plat body kompor ini juga bukan kaleng² sih. Yang pasti anteb banget dah ini. 

Kemudian semburan apinya kenceng dan bikin matang merata. Terlihat sewaktu memanaskan air, semburan panas api ke panci itu merata, ditunjukan dengan golakan airnya merata di semua sisi dasar panci. 

Spesifikasi kompor ini sbb. :
🌔Menggunakan tabung gas ukuran 330 gr (umum dijual di pasaran, bisa juga gunakan yang ukuran lebih kecil) 
🌔 Tersedia fitur pemutus aliran otomatis, pembuka otomatis (sehingga tuas tetap bisa menyala ketika tetap masih akan digunakan dalam waktu dekat, tidak perlu tiap kali mau pakai jeglek, setelah masak jeglek lagi. Jadi selama masih masak biarkan tuasnya kebawah, nanti setelah semua beres dan mau dipacking barulah tuas dikembalikan normal. Fitur safetynya membuat kita lebih tenang. 
🌔 Material tatakan terbuat dari alumunium anti panas dan anti slip. 
*tapi pas kemarin buat mokapot dengan tatakan kompor ini licin² juga, yang ada mokapotnya ngguling, material mokapot itu stainless steel, tetap licin juga ternyata. Anti slipnya berguna untuk pantat panci yang lebar, itu dijamin aman
🌔 Dimensi unit : 36 x 32 x 10 cm
🌔 Heat input 2,9kW/hour
🌔 Berat ± 0,95 kg
🌔 Garansi 1 tahun Cosmos

Untuk link pembelian saya coba tautkan di sini, siapa tahu ada yang berminat sama kompor portable ini, ini lebih direkomendasikan dan lebih worth it walaupun harganya relatif lebih mahal sih. 


#2 Mountpeak Mini Stove
Gak kalah keren sih ini, bentuknya nampak compact kotak mini gitu. Saya belum pernah pegang langsung kompor satu ini, jadi belum bisa kasih testimoni lebih banyak. 

Untuk spesifikasi teknis menggambarkan unit mini drove ini sbb. :
🌔 Dimensi 21,5 x 20 x 13,3 cm
🌔 Gas consumption 150 g/ hours
*hmm boros gak sih, misal tabung gas 330 gr itu berarti hanya 2 jam pemakaian bonus stop akan habis dong. 
🌔 Tersedia warna green/ white/ khaki. 
🌔 High power outputnya 2,8kW/hours
🌔 Menggunakan material SS304 coating cat
🌔 Fitur fuel tank lock
🌔 Kompor ini kuat menahan beban di atas tungku up to 20 kg

Untuk harganya ya unda-undi dengan produk sebelumnya yang saya share di atas tadi. Untuk link pembeliannya kalian bisa klik di sini. Sepertinya sih wort it untuk dibeli kalau pas ada dana  nganggur. 

Oh ya, btw tambahan aja ada produk sejenis tapi dari brand Sanex, tapi saya gak akan bahas detail karena kapok dulu pernah punya brand Sanex tapi yang model kaleng³ gitu gak awet, jadi saya gak bahas, tapi kalau kepo sendiri dan mau beli bbisa klik di sini


#3 Mounthiker Stove
Ini sepertinya hampir serupa dengan kompor yang kedua tadi saya bahas. Tapi dari view videonya, kompor ini punya apinya kenceng, full pressure, seperti apinya bakul bebek goreng purnama pinggir jalan. 

Saya belum pernah juga pegang dan lihat langsung kompor outdoor mini ini, ya baru lihat dari video pas hunting referensi kompor. 


Untuk spesifikasinya mari kita bahas, sbb. :
🌔 Untuk warna tersedia warna krem, orange dan hitam dan putih ada juga ternyata. 
🌔 Dimensi 29 x 22 x 12,5 cm
🌔 Beratnya hanya 1,5 kg
🌔 Power outputnya 2,8kW/hours
🌔 Material body besi, bagian kepala tunggu menggunakan tembaga dan bagian knop menggunakan kombinasi alumunium, PP dan nylon. 
🌔 Fitur safety pencegah kebakaran tersedia di unit kompor ini. 

Untuk soal harga ini masih dikelas yang sama dengan produk sebelumnya. Jika mau dapatkan unit kompor ini bisa kunjungi official storenya saja, dan dapat menghubungi klik di ini


#4 GASCOMP BCS-01
Masih serupa juga dengan poin 2-3, modelnya box mini stove. Hanya untuk semburan apinya ini mirip dengan poin 3, sama² kenceng semburannya dengan api biru. Saya sendiri belum pernah pegang langsung unit kompor ini. 


Kebetulan yang saya share ini adalah unit warna hitam. Untuk spesifikasi lengkapnya bisa dilihat dj bawah ini, sbb. :
🌔 Dimensi 29 x 20 x 8,5 cm
🌔 Beratnya 2,1 kg
🌔 Material body menggunakan metal dan kuningan dibagian tertentu. 
🌔 Power outputnya 6 kW/hours (5 titik spiral burner
🌔 Fitur: menggunakan pemantik dari bahan keramik. Sehingga tanpa baterai,  sehingga lebih aman, tahan lembab dan tahan lama.  Auto ejection system (sistem melepas otomatis jika tekanan tinggi), double seal ring, cut-off valve (menghentikan asupan gas). 

Secara harga sih ini lumayan mahal ya. Tapi kalau mau membelinya saya berikan tautan link sini


Itu dia beberapa pilihan dari kompor mini portable yang cocok dibawa aktivitas outdoor camping bersama anggota keluarga tersayang atau dengan teman². Ukurannya yang mini, praktis dibawa kemana-mana, untuk bobotnya juga relatif ringan lah ya. 

Harga ini fluktuatif ya, gak bisa dipatok, jadi pastikan cek dulu etalasenya, matikan harga dan ketersediaan barang, bisa saja link yang saya bagikan ini berubah dikemudian hari, tapi kata kuncinya kan kalian sudah tahu, jadi bisa cari dengan kata kunci yang ada. 

Segitu saja sharing yang bisa saya bagikan. Secara umum kompor gas portable mini yang saya bagikan cenderung punya bentuk yang simetris, yang lebih kotak-ngotak, itu selera saya. Sebenarnya banyak model lain dengan model random dan unik, tapi tidak saya pilihkan di blog ini, di sini murni yang kotakan. 

Selebihnya kalau mau diskusi bisa dibahas di kolom komentar, segitu dulu, sampai jumpa dipostingan berikutnya. Happy camping, healing & refreshing with family. -cpr

#onedayonepost
#shop
#periferaloutdoor
#kompormini
#komporoutdoor

Monday, October 13, 2025

Mau Camping Nyaman, Harus Sedia Kasur Angin

October 13, 2025 0 Comments
Salah¹ periferal camping yang menurut saya penting belakangan ini adalah kasur angin. Dulu² waktu saya hobi ngecamp, tidur di alas matras saja sudah cukup nyaman. Bahkan dulu saya sebelum punya tenda, saya gunakan kursi 'malas' untuk tidur dibawah langit langsung. 

Tapi setelah tahu enak dan nyamannya pakai kasur angin, bener² nyaman sih tidur di atas kasus angin.

Gambar hasil olahan ChatGPT smartphone 

Jika tenda kita pakai kasur angin, lalu pakai seprai, bantal, itu vibes nya seperti kita ada di rumah. Hanya kalau bisa sih pas ngecamp pas suasana lagi cerah, kalau lagi hujan kayanya kurang enak, apalagi hujannya lebat, beceq jadinya. 

Btw, sekedar info aja. Tenda yang saya gunakan adalah Tenda kita Borneo #4, punya luasan alas tenda sekitar 240 x 130 mm / 2,4 x 1,3 meter. Ini bisa diisi kasur angin dengan ukuran, itu pun masih ada space beberapa cm di sisinya. 

Berikut ini beberapa rekomendasi produk yang bisa dibeli soal kasur angin, untuk melengkapi periferal kebutuhan camping kalian, sbb. :
*urutan ini tidak mencerminkan apapun, hanya kebetulan disebutkan diawal atau akhir saja, jadi bukan referensi wajib

#1 WTHB Outdoor Authorized
Produk satu ini punya pilihan ukuran dari Queen dan Single size, dengan warna abu-abu dan biru pilihannya. Mampu nahan beban hingga 300 kg dan bahan beludru yang membuat nyaman dikulit.


Tersedia beberapa ukuran:
*semua ukuran punya tinggi standar 22 cm
šŸ› 186 x 75 cm
šŸ› 186 x 96 cm
šŸ› 191 x 137 cm
šŸ› 195 x 150 cm
šŸ› 195 x 180 cm

Untuk link pembeliannya bisa klik di sini. Tersedia juga free pompa dan tas kasur lipat bisa untuk wadah pas dibawa travelling. 

Kalau mu cari dari brand yang sama, tapi pompanya udah otomatis build in kasurnya bisa pilih produk yang ini. Tersedia beberapa ukuran:
*semua ukuran punya tinggi standar 40 cm
šŸ› 190 x 100 cm
šŸ› 200 x 150 cm
šŸ› 200 x 180 cm
Ada juga yang tersedia dengan ukuran tinggi 25 cm. Untuk bobotnya itu 4 - 7,5 kg ketika dilipat. Untuk durasi isi angin dengan pompa bawaan 3-5 menit. 

Untuk link pembeliannya bisa klik di sini. Tersedia juga bonus tas dan pompa elektrik. Soal harga berkisar dari 100rb s/d 600rb.


#2 Urban Wave
Produk kasur angin lainnya dengan harga terjangkau ini tersedia dengan berbagai ukuran. Dengan warna yang tidak terlalu banyak pilihan untuk kasur angin ini, paling abu² atau krem. 

Menggunakan material flock + PVC, dengan kisaran bobot tanpa angin di 6,5 kg s/d 9 kg, tergantung jenis ukuran kasurnya single atau double. Untuk maksimal beban di 300 kg ya. 


Tersedia beberapa ukuran sbb.:
*tersedia untuk tinggi kasur 25 cm
šŸ› 190 x 100 (single) 
šŸ› 200 x 150 (double) 
*tersedia untuk tinggi kasur 40 cm
šŸ› 190 x 100 (single) 
šŸ› 200 x 150 (double) 

Paket pembeliannya juga menyediakan pompa elektrik di dalamnya, selengkapnya produk ini bisa dibeli dari link ini. Soal harga ada ditentang 170rb s/d 700rb'n tergantung ukuran ya. 


#3 Speeds
Kalau ini brand sejuta umat, periferal apa saja pasti dipunyai versinya oleh Speeds, Speeds selalu punya versinya sendiri. Mau apapun pasti ada aja bisa buat, termasuk kali ini produk kasur angin. Harganya lebih terjangkau sehingga produknya jadi pilihan sejuta umat seperti kacang goreng. Soal kualitas sih relatif ya. 

Sama seperti standar kasur angin lainnya, bahannya PVC waterproof + flocking yang nyaman dan lembut. Kisaran bobot 2,9 kg. Warna yang tersedia standard biru. 


Hanya tersedia dalam beberapa ukuran:
šŸ› LX 020-054 175 x 75 x 18 cm
šŸ› LX 020-055 175 x 95 x 10 cm
šŸ› LX 020-056 180 x 130 x 20 cm

Untuk maksimal bobot yang bisa ditimpakan di atasnya tidak diinformasikan jelas tapi berdasarakan ChatGPT diperoleh info 100 kg, walaupun itu adalah maksimal beban produk serupa. 

Untuk link pembeliannya bisa klik di ini. Soal harga ini terbilang paling terjangkau sih ya, ada dikisaran 125rb ke atas. 


#4 Modofo Kasur Angin
Kali ini brand kasur angin atau matras yang mau saya share dari Modofo. Tersedia satu warna, list kasurnya warna krem dan bagian atasnya bagian yang ditiduri itu warna hijau. 

Material yang digunakan kasur angin dari Modofo ini hampir sama dengan kasur angin yang sudah saya sebutkan di atas tadi, berbahan PVC water proof + flock. 



Kasur angin Modofo tersedia dalam beberapa ukuran, sbb. :
*untuk ketebalan kasur 25 cm
šŸ› 190 x 100 cm (single) 
šŸ› 200 x 150 cm (double) 
šŸ› 200 x 180 cm (tiga lapisan) 
*untuk ketebalan kasur 40 cm
šŸ› 190x 100 cm (single) 
šŸ› 200 x 150 cm (double) 
šŸ› 200 x 180 cm (tiga lapisan) 

Untuk beratnya sendiri single itu berkisar 6,5 kg, double 7 kg dan tiga lapisan beratnya 9 kg. 

Dalam paket pembelian sudah include pompa di dalamnya.  Maksimal beban diangka 300 kg.Jadi sistemnya sudah otomatis, isi angin dan vacuum dalam satu panel. 

Untuk link pembeliannya bisa kunjungi link di sini. Soal harganya sendiri ada dikisaran 600rb'n memang agak mahal, tapi secara kualitas sepertinya worth it. 


#5 Mt. Fuji
Kali ini brand dari Jepang, dia juga punya varian kasur angin yang tidak kalah dengan yang lain, walaupun dari sisi harga cukup lumayan. Cuma modelnya ini yang jika anda membutuhkan seperti itu cocok jadi referensi. 

Tersedia dalam beberapa ukuran sbb. :
*untuk ketebalan kasur 25 cm
šŸ› 198 x 152 cm
šŸ› 190 x 100 cm
šŸ› 190 x 160 cm (model twin) @190 x 80 cm
*untuk ketebalan kasur 40 cm
šŸ› 190 x 80 cm
šŸ› 190 x 100 cm

Maksimum beban yang bisa ditimpakan di atas kasur ini 300 kg. Paket pembelian sudah include pompa angin elektrik. Plus juga vacuum untuk mengempiskan kasur angin ini, jadi gak ribet waktu mau mengemasnya kembali setelah digunakan. 

Untuk link pembelian dapat dicari di sini. Soal harga berada di kisaran 350rb s/d 580rb'n.


Mungkin segitu saja yang bisa saya bagikan soal periferal camping kasur angin. Beneran deh, dengan adanya kasur angin ini bisa kenikmatan kenyamanan dalam aktivitas ngecamp sebesar 70%, asal cuaca cerah dan view mendukung. Fasilitas internet dan listrik tersedia, wah nyaman pool deh. 

Sebenarnya masih banyak brand dari periferal outdoor yang menawarkan kasur angin atau matras angin, tapi tidak saya share, terutama dari brand² ternama seperti Naturhike dll., biar kalian bisa cari sendiri, ini saya bagikan brand² yang menengah ke bawah yang mampu dijangkau campingers pemula. 

Sampai jumpa di bahasa periferal outdoor lainnya, semoga bisa membantu referensi yang lagi cari kasur angin. -cpr

#onedayonepost
#kasurangin
#periferaloutdoor
#shop
#serbaserbi

Standar Camp Ground yang Naik

October 13, 2025 0 Comments
Dulu ketika awal tahun 2024 pas mulai² nya saya suka dengan hobi ngecamp saya menganggap bahwa banyak sekali camp ground di sekitaran Jawa Timur yang belum saya datangi dan ingin saya datangi satu per satu. 

Tapi seiring waktu hingga saat ini, saya merasa koq malah sebaliknya, camp ground yang saya lihat di sosial media, review YouTube yang sudah pernah ke sana koq membuat saya enggan mencoba camp ground tersebut. 

Alasannya, adalah karena fasilitas, kemudian tidak ada yang dilihat, tidak punya sesuatu kekhasan yang membuatnya berbeda dengan yang lain yang bisa dijual, tapi harga tiket nya itu murah meriah seperti kelas camp ground biasa. 

Padahal lho kalau mau hunting memang banyak camp ground di sekitaran Trawas, Mojokerto; lalu kemudian sekitaran Baru; Kabupaten Malang dan sekitarnya, tapi camp ground tersebut seperti tidak masuk standar. 

Usut punya usut nampaknya standar camp ground yang saya punya ini naik kasta. Itu adalah inti masalahnya. 

View area camp ground Sempu Sunset Hills, foto diambil dari camera pribadi yang rusak, jadi agak ngeblur

Jadi saya pribadi, menurut opini saya, saya membagi kasta camp ground itu seperti ini: level #1 itu camp ground sekelas bumi perkemahan; level #2 itu camp ground yang sudah ditata dan memang untuk camp ground dengan yang beralas masih alami rumput atau tanah kering (rumputnya mati karena sering diinjak-injak tenda akhirnya botak) ; dan level #3 itu camp ground kelas glamping. 

Kasta camp ground ini mempengaruhi dari harganya, itu jelas banget. Level #1 dan #2 itu bisa saling sama, harganya unda-undilah. Dihitung hanya per orang yang menginap, mau gunakan berapa tenda itu bebas jika space masih tersedia. Kalau level #3 ini jelas lebih mahal, karena itungannya seperti sewa lahan bayarnya, jadi besar kecil tenda dan banyaknya tenda juga masuk itungan biaya. Umumnya pada level ini, sudah disediakan tenda ukuran besar dengan daya tampung besar dengan fasilitas pendukung outdoor yang lengkap. 

Nah saat ini ternyata selera saya itu ada pada peralihan dari level #1 dan #2 menuju level #3. Sehingga gak banyak camp ground yang bermain di ceruk pasar ini. Karena jelas pasti investasinya lumayan untuk menata camp ground tersebut. 

Ciri khas camp ground yang menuju atau sudah sampai pada level #3 ini:
⛳ Petak camp biasanya diisi dengan gravel, bukan lagi tanah botak yang kotor dan berdebu.

⛳ Jika pun masih menyediakan alas yang masih tanah, biasanya disediakan spot untuk sewa ground, tapi itu pun alasnya bener masih rumput hijau yang seger, biasanya harganya beda atau untuk digunakan kapasitas besar, umumnya penyewa berkelompok. 

⛳ Urusan penerangan sudah merata, jadi area camp terlayani cahaya dengan baik, walau tidak terang tapi cahaya cukup baik. 

⛳ Kelistrikan tersedia di tiap sudut, sehingga yang camping tidak kesulitan mencari sumber listrik. 

⛳ Fasilitas toilet dan mushola itu baik, bangunan permanen / demi permanen tapi bersih dan dirawat baik, pencahayaan cukup, kerusakan fasilitas sangat diperhatikan, sehingga selalu soal digunakan pengunjung. 

⛳ Punya nilai jual sesuatu atau daya tariknya, yang membuatnya berbeda. Misal view city light, view pegunungan, hawa yang sejuk, intinya tempat dimana kita bisa mendapatkan ilham ketika menikmati alam. Bukan yang view menghadap semak² tanpa ada sesuatu yang bisa dilihat (sekedar barisan pohon yang tidak bermakna). 


Nah masalahnya saat ini camp ground yang berada pada level peralihan ini sangatlah sedikit sekali, itu kenapa belakangan saya sangat sulit dalam memilih camp ground yang ingin dicoba. 

Camp ground peralihan ini punya ciri harganya yang masih seperti camp ground level #1 dan level #2. Tapi fasilitasnya sudah mendekati level #3. Yang mulai ada saat ini justru mendekati level #3 tapi harganya juga mendekati level #3, padahal belum sebagus level #3 sebenarnya, tapi dia sudah matok harga yang mahal. 

Untuk saat ini, camp ground yang masuk kriteria saya hanya ada di Sempu Sunset Hills, ini camp ground dengan frekuensi kedatangan paling banyak, dari sejak sebelum ditata sampai perubahannya seperti saat ini. Dari kelasnya level #1, #2 hingga bisa saja dia naikan level menjadi #3 murni apabila dia setting fasilitasnya demikian, terutama dari soal harga dan penyedian tenda² glamping. 


Tapi kalau sudah hal itu yang terjadi, bakal sulit mereka mendapatkan pemasukan dari para campers seperti kita² ini, soalnya kalau yang level #3 paling hanya mereka yang punya uang saja, sedangkan masyarakat yang kelas menengah ke bawah gak akan mampu, justru dia akan mengurangi potensi income yang masuk, itu pilihan tolol sih. Kecuali camp ground itu memang bentuk usaha perhotelan seperti camp ground Baru Camp Site. 

Saya sih sangat berharap Sempu Sunset Hills bisa menjaga levelnya jangan sampai level #3, buat stabil saja dengan jaga camp ground ini tetap punya daya tarik terbaik dan jadi pionir di kelasnya. 

Sambil saya coba hunting² lagi camp ground yang mau naik level tapi perlahan seperti Sempu Sunset Hills ini. Siapa tahu ada camp ground dengan visi serupa, menyediakan area camp ground ciamik dengan harga merakyat. 

Untuk saat ini harga psikologis yang bisa diterima pasar adalah Rp 25.000,- per orang per malam, mendirikan tenda bebas mau pakai 1 atau 2 tenda menyesuaikan jumlah orang saja. Ini untuk level #2 dan peralihan ke level #3.

Untuk kisaran  Rp 15.000,- s/d Rp 20.000,- ini untuk yang level #1. Biaya camp ground dibawah itu kayanya sudah jarang, bumi perkemahan saja ngasi range harga seperti itu. Kecuali mungkin bumi perkemahan model lapangan sepak bola, paling dengan harga 5K - 10K.

Sedangkan yang level #3 yang model glamping dan sewa lahan itu per lahan itu kisaran Rp 100.000,- ini view jelek, tanah atau rumput botak, pojok, kurang nyaman dan strategis, kisaran Rp 250.000,- s/d Rp 300.000,- dan kalau glamping biasanya ratusan ribu hingga jutaan tergantung kapasitas tenda yang disewa. 


Sebagai penutup apa yang saya tuliskan ini disclaimer pendapat pribadi yang mengklasifikasikan beberapa camp ground yang ada di sekitar, saat saya mau menentukan ngecamp dimana. 

Dulu juga pernah saya buatkan preferensi saya dalam memilih camp ground, walaupun saat ini sedikit pergeseran namun secara umum masih sama. Pergeserannya cenderung naik kelas tapi harganya yang gak mau naik šŸ˜…, ya wajarlah namanya juga konsumen, selalu mau enak. 


Kembali semua ke soal selera, saya begini pun itu karena pasangan saya yang punya standarnya lebih daripada saya, jadi ya mau gak mau mengikuti standard ke nyamannya, karena saya kan ngecamp kini gak lagi sendiri, tapi berdua. 


Segitu saja opini saya, bagaimana saya kini memilih lokasi ngecamp, apa yang saya catat ini jadi standar camp ground pilihan. Barangkali kalian ada yang punya rekomendasi camp ground sesuai kriteria dimana pun itu di Indonesia ini bisa share di kolom komentar, supaya buat bahan diskusi dan topik bahasan berikutnya. 

Happy healing, happy camping with your family and your best friends. -cpr

#onedayonepost
#camping
#jurnal
#opini
#campingground
#umum

Saturday, October 11, 2025

Saturday Step #9: Second Week Oktober 2025

October 11, 2025 0 Comments
Akhir pekan ini kembali rutin saya lakukan aktivitas saturday step, pekan ke-2 di bulan Oktober 2025. Mencoba untuk rutin melakukan aktivitas ini, walaupun kurang. 

Pencapaian saya pekan yang sebelumnya bisa dikatakan tinggi karena telah melebihi batas atas 8KM. Kalau pekan ini < 8KM saja, tapi cukup lumayan bikin telapak kaki bagian jari-jemari kanan kiri pegel rasanya. 


Saya memulai start jam 08:01 bersamaan dengan karyawan yang lain, saya tidak melakukan start duluan untuk mengambil tambahan putaran. Kebetulan datang terlambat juga, bukan telat tapi ngepas. 

Saya menggunakan aplikasi Strava untuk merekam aktivitas pekan ini. Supaya bisa terekam sejauh mana aktivitas saya kali ini. 

Resume aktivitas yang saya lakukan bisa dilihat dibawah ini:


Total kilometer tempuh saya kali ini adalah 7,08 kilometer atau 7080 kilometer,  jika dibagi dengan putaran 520 meter, total dapat 13,61x putaran. Dengan total waktu tempuh 1 jam 11 menit. 


Untuk pace rata² ini diangka 10:09 /km, angka ini lebih cepat dibandingkan pace rata² pekan yang lalu diangka 11:15 /km. Pace total rata² ada diangka 10:32 /km lebih baik daripada pekan lalu yang masih diangka 11:35 /km. Bahkan untuk split tercepat pun masih lebih cepat saat ini, pekan ini daripada pekan sebelumnya.


Secara total kalau melihat grafik puncak, itu bisa dihitung saya melakukan putaran berapa kali, 13x putaran saja, lebih rendah daripada dua pekan sebelumnya. 

Sudah lama gak pakai topi rimba untuk aktivitas, sekarang sudah gak bisa sering² pakai, tapi untung masih bisa dipakai kalau di kantor begini. Kesenangan sederhana yang kini terlarang. #dokpri

Itulah dia rekap resume apa yang jadi aktivitas rutin mingguan yang bisa saya bagikan. Jurnal atau catatan ini buat nostalgia, sehingga saya punya catatan target yang akan saya kejar. 

Sampai jumpa dijurnal mingguan saya lainnya, kalau begini rasanya berolahraga gak sia² karena semua capaian tercatat, lelah² kita ada data nya, jadi gak sia². Keep health, hati² jaga kondisi soalnya saat ini lagi pancaroba, banyak yang kena fluba, jadi sehat² selalu. -cpr

#onedayonepost
#jurnal
#exercise
#umum
#saturdaystep